"MA!" Haru mendekam di pojok kamar, ruangannya tiba - tiba gelap.
"MAMA!" Teriakan dengan suara berat khas Haru terdengar hingga seluruh ruangan rumah itu.
Asa langsung bergegas untuk menghampiri adiknya itu, Asa mengetahui bahwa Haru takut dengan gelap, saat itu tiba - tiba saja listrik padam.
"Ma! Mamaaaa!"
Mendengar suara Haru, Jisoo langsung berlari membawa senter menuju kamar anaknya itu.
"Ma..." Suara parau Asa menghentikan langkah Jisoo saat hendak membuka pintu kamar Haru.
Tubuh Asa sudah tergletak di depan pintu kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Haru. Nafasnya sudah tak beraturan, mulutnya mengap - mengap berusaha untuk mengambil oksigen semampunya. Asamanya kambuh.
"Asa!" Jisoo segera meraih tubuh Asa kemudian disenderkan ke pintu yang sudah terbuka.
"Bentar ya sayang, mama ambilin inhaler-mu." Jisoo melompati kaki Asa yang selonjor kemudian masuk memakai senter mengambil inhaler Asa yang berada di atas meja samping tempat tidur.
"Ini sayang, pelan - pelan atur nafas kamu."
Asa menerima inhaler-nya kemudian menymprotkannya kedalam mulut.
Sedang Haru sudah tak bersuara lagi, tubuhnya bergetar hebat, ia meringkuk memeluk lututnya di pojokan kamar. Keringat dingin mengucur terus menerus dari tubuhnya.
"Ma..." Suara Haru lirih, ia hampir menangis. Haru benar - benar takut gelap.
Tak lama listrik menyala, tanpa kedatangan Jisoo ke dalam kamar Haru, Haru menenangkan dirinya sendiri, ia mengusap seluruh keringat yang penuh di sekitar wajahnya.
Haru kini sudah tak takut lagi, karena semua sudah kembali terang. Semua yang berada di kamar yang tercat warna hijau botol itu terlihat jelas.
Haru bergegas keluar mencari sang mama, kenapa saat seperti ini mamanya tidak datang. Padahal mama tau persis bahwa Haru takut gelap sedari kecil.
"Kamu udah gak papa Sa?"
Asa mengangguk, nafasnya sudah teratur.
Haru yang baru saja membuka pintu kamar melihat mamanya bersama sang kakak di depan pintu kamar kakaknya itu.
"Mama tau kan Haru takut gelap?!"
Jisoo berdiri menghampiri Haru, "maaf nak, tapi tadi kak--"
"Kak Asa! Kak Asa! Kak Asa terus!"
Haru kembali masuk ke kamarnya, mengambil jaket dan kunci motor. Ia kemudian keluar lagi dari kamarnya.
"Haru, kamu mau kemana?" Jisoo memegang tangan Haru yang hendak pergi.
Haru mengibas kasar tangan Jisoo, ia terus berjalan mengabaikan Jisoo dengan penuh emosi.
"Haru, mama minta maaf nak." Jisoo mencoba mengejar Haru tapi ditahan oleh Asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru & Asa
Fanfiction"Ma, Haru juga butuh mama," "Kak Asa! Kak Asa! Kak Asa terus!" "Kak mending lo mati, dari pada nyusahin terus!" -Haru °°° Start : Desember 2021 Haru & Asa ©2021 by tulisansunrise