23| Nggak ada yang salah

725 60 0
                                    

"Bunda, lagi nonton apa?" Winter mendekati Jisoo yang sedang menyandarkan dirinya di sofa sambil menatap televisi yang sedang menayangkan drama kesukaannya.

"Itu biasa lah, Win, lagi cuci mata liatin cowok - cowok ganteng, hehe..."

"Bunda nggak capek? Baru pulang dari rumah sakit lho jagain jagoan - jagoan bunda."

"Capek, sih, tapi dibawa istirahat pun belum bisa tidur, nak."

"Winter pijitin mau?"

"Wah, beneran nih?"

"Iya, sini, bunda biar Winter pijitin."

"Makasih, lho, cantik."

"Sama - sama bunda."

Winter memijit kedua sisi bahu milik Jisoo dengan perlahan.

"Asa tidur?"

"Tadi sempet nglukis dulu sebentar terus aku paksa dia buat tidur, akhirnya dia mau."

"Makin kesini bunda jadi semakin takut kondisi Asa bukannya membaik justru dia jadi sering ngedrop."

"Bunda boleh minta tolong sama kamu, Win?"

"Apa bunda? Selagi Winter bisa bantu pasti Winter bantu."

"Coba ngobrol sama Asa, dia itu kayaknya lagi banyak pikiran jadi kondisinya sering drop kayak gini. Asa itu nggak pernah mau cerita sama bunda."

"Senenernya bunda..."

"Kenapa? Ada apa? Asa udah cerita ke kamu?"

"Kemarin waktu kita ke galery, Asa ketemu sama temennya, dan temennya itu bujuk Asa buat masuk kuliah lagi."

"Mungkin Asa lagi kepikiran itu. Dia juga belum cerita sama aku lagi soal itu."

"Sebenernya waktu itu bunda juga udah bujuk Asa, untuk dia kembali ke kehidupannya yang seperti dulu-- Keluar rumah, ke kampus, main sama temen - temennya termasuk kamu."

"Sepertinya dia masih ragu. Asa selalu dibayangi ketakutannya. Dia takut bakal nyusahin orang - orang disekitarnya."

"Coba deh nanti Winter coba ngomong ke Asa, biar kita bisa cari solusinya bareng - bareng."

"Dan juga bunda..."

"Ada apa lagi, nak?"

"Soal Haru."

"Haru?"

"Tadi Asa cerita sama aku. Dia merasa bersalah banget-- dia bilang Haru sakit itu karena dia."

"Asa kepikiran banget soal itu. Katanya Haru belum sembuh dan harus mulai ke psikolog lagi."

"Astaga Asa, kenapa dia mikir kayak gitu. Itu nggak bener sama sekali. Itu bukan salah dia. Itu semua salah bunda sama om."

Winter menghentikan pijitannya, "enggak bund, ini bukan salah bunda ataupun om. Disini nggak ada yang salah karena jalannya memang harus begini."

"Bunda, om, sama Asa nggak salah. Ini semua terjadi diluar kendali kalian."

Jisoo mulai menitihkan air matanya, "tapi waktu itu--" ia tak mampu melajutkan.

"Udah bund, nggak usah dilanjutin. Percaya sama Winter Haru bakal baik - baik aja, dan Winter mohon berhenti menyalahkan diri bunda atas kejadian itu."

"Nggak bisa, sayang. Memang bunda dan om yang salah. Kita ninggalin Haru waktu itu, hiks..."

Winter merangkul tubuh Jisoo yang terisak. "Nggak, bund. Bunda sama om itu nggak salah. Semuanya terjadi karena memang seharusnya kejadian itu terjadi."

Haru & AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang