15| Telat

851 68 3
                                    

Setelah memarkirkan mobilnya di depan pagar rumah Karina, Haru keluar juga dari mobil untuk mengantar Karina masuk. Ia ingin minta maaf karena membawa Karina keluar sampai selarut ini.

Kedua kakak laki - laki Karina sedang duduk sambil bermain gitar di teras rumah.

Jam tangan Haru sudah menujuk pukul 22.20, Haru sedikit takut karena baru kali ini dia telat mengantar Karina pulang.

"Anak cewe jam segini baru pulang!" Kakak pertama Karina yang bernama Baekhyun langsung nyletuk saat melihat Karina tak jauh dari pandangannya.

"Maaf bang, gue telat anter Kariannya."

"Kenapa sampek malem banget Na?" Kakak kedua Karina menanyai dengan tenang, pandangannya masih tertuju pada gitar yang ia pegang.

"Tadi kan berangkatnya telat mas, jadi tadi gak nyadar pas lagi makan ternyata udah kemaleman."

"Yaudah sana masuk, gak baik anak cewe jam segini masih diluar." Masih dengan nada yang tenang Kyungsoo kakak kedua Karina menyuruh adik bungsunya itu masuk kerumah tanpa omelan sama sekali.

Karena kalau tak segera menyuruh Karina masuk, Baekhyun anak pertama di keluarga mereka yang nota bene sangat cerewet itu akan terus nyrocos tanpa henti nantinya.

Karina menurut apa kata sang kakak, ia berpamitan pada Haru yang masih berdiri disampingnya sejak tadi.

"Aku masuk ya, kamu pulangnya hati - hati, gak usah ngebut, udah malem."

"Iya." Haru memasang senyum sambil mengusap pelan pucuk kepala Karina.

Saat Karina hendak melangkah tangan Haru menahan tangan Karina pelan, kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Karina. "Sekali lagi, happy anniversary."

Setelah mengucap itu Haru melepas tangan Karina membiarkan wanita kepunyaannya itu masuk dengan senyum mengembang.

"Masuk! Gak usah senyum - senyum, kesambet lo!" Baekhyun bergidik melihat tingkah adik perempuan satu - satunya itu.

"Iya! ini juga lagi jalan mau masuk! Ah cerewet banget sih!"

"Udah - udah jangan pada ribut terus kenapa sih." Kyunsoo anak kedua dari tiga bersaudara ini selalau menjadi penengah antara keributan kakak dan adiknya. Seharusnya Kyungsoo lebih pantas untuk menjadi yang tertua di keluarga ini melihat tingkah Baekhyun sebelas duabelas dengan Karina, mereka berdua sama - sama masih seperti anak kecil.

"Yaudah bang gue pamit ya." Haru mencoba untuk pergi dari suasana yang mencekatnya saat ini, ia masih berdiri dengan sangat sopan didepan kedua kakak laki - laki Karina.

"Eittt! Main pergi aja lu, sini dulu gitaran bareng kita. Nak cowo jam segini masak udah mau ngandang." Baekhyun berdiri melingkarkan sebelah tangannya ke leher Haru lalu menariknya duduk bersebelahan dengannya.

Haru langsung mengembangkan senyumnya, ia kini merasa kembali nyaman setelah ia kira tadi kakak - kakak Karina marah kepadanya karena membawa pulang Karina di waktu yang tidak tepat.

Sebenarnya Haru sudah akrab dengan kedua kakak Karina itu, tapi karena malam ini ia merasa bersalah, Haru jadi sedikit takut kalau kedua kakak Karina itu marah padanya.

"Lo bisa gitar kan?" Baekhyun bertanya antusias ke Haru.

"Enggak bang, gue gak bisa."

"Lha? Perasaan lo pernah cerita lo bisa main gitar, apa gue salah inget?"

"Maklum udah tua, jadi udah pikun Ru. Kakak lo kan yang bisa gitar sama buat lagu?" Kyungsoo ingat cerita yang dimaksud Baekyun yang ia lupakan.

"Iya bang, kakak gue yang pinter gitar, gue mah enggak. Hampir semua alat musik dia bisa sih, soalnya hobby-nya buat lagu."

"Gue baru inget! Asa kan?"

Haru mengangguk mengiyakan.

"Salam ya buat kakak lo. Pankapan ajak kesini donk kita gitaran bareng."

"Siap bang!"

Malam itu Haru dan dua kakak Karina menghabiskan waktu dengan bermain gitar sambil melanyunkan beberapa lagu sampai mereka lupa waktu, tiba - tiba saja sudah jam setengah dua belas malam.

"Bang udah malem, gue pamit ya."

Kyungsoo menaruh gitarnya, lalu mengangguk. Sedang Baekhyun memasang ekspersi tak menyetujui sama sekali kalau Haru harus cabut saat itu juga.

"Baru juga setengah duabelas Ru!"

"Tar kemaleman gue bang, dicariin mama."

"Ih, anak mama!"

Haru hanya tersenyum menanggapi olokan Baekhyun.

"Gue pamit bang." Haru bangkit dari duduknya.

"Iya, iya!"

"Hati - hati Ru, besok - besok jangan kemaleman lagi ya nganter Karinanya." Kyungsoo menasehati.

"Iya bang, sorry ya soal itu."

"Iya! Udah sana balik! Tar keburu dicariin mama!" Lagi - lagi Baekhyun sewot, sedangkan Kyungsoo hanya bergedek melihat tingkah kakaknya yang tidak dewasa itu.

"Hahaa, iya bang." Haru terkekeh lalu benar - benar melangkahkan kaki menuju mobil yang ada di depan rumah dan pergi dari rumah Karina.

🦋

Setelah memarkirkan mobil Asa ke garasi, Haru langsung masuk kerumah. Rumahnya sudah sepi, sepertinya mamanya sudah tidur sedangkan ayahnya masih berada di luar kota.

Haru naik ke lantai dua. Sebelum masuk ke kamarnya ia berhenti didepan pintu kamar Asa. Haru ingin mengecek kondisi kakaknya itu.

Dengan perlahan Haru membuka pintu kamar Asa, ia tak ingin membangunkan Asa. Suara dengkuran terdengar cukup keras memenuhi kamar milik kakaknya itu. Memang biasanya dalam kondisi yang kurang baik seperti ini Asa pasti akan tidur dengan mendengkur.

Dengkuran yang cukup keras itu kadang membuat Haru sedikit ngeri, ia selalu berfikir sesulit itukah hanya untuk sekedar bernafas?

Haru tidak pernah mau membayangkan bahwa dia berada di posisi Asa, karena pasti ia akan sangat kesulitan. Haru sangat heran bawasannya dalam kondisi seburuk apapun kakaknya itu tidak pernah mengeluh, Asa selalu menerima kondisinya dengan lapang dada.

Setelah menengok kondisi sang kakak yang menurutnya baik - baik saja, Haru melanjutkan masuk kekamarnya. Ia mendapati kamarnya rapi dan ia sudah hafal bahwa ini pasti ulah sang mama. Dari dulu Jisoo selalu membantu Haru membereskan kamarnya.

Sebelum merebahkan dirinya ke ranjang untuk sejenak melepas lelah, Haru mengambil selembar kertas yang ada di meja. Ia ingat ia akan pergi menemui psikolog lagi. Harusnya sang mama sudah tau perihal ini karena tadi saat memberesi kamar Haru pasti Jisoo melihat kertas ini.

Haru akan membicarakan soal itu besok dengan sang mama dan Asa. Malam ini ia cukup lelah, ia ingin pergi mandi dan segera tidur.

Setelah selesai membersihkan diri dan sebelum memejamkan matanya untuk pergi ke alam mimpi, Haru mengambil ponselnya terlebih dahulu untuk mengirim pesan teks ke Karina, ia ingin mengabari bawasannya dirinya sudah sampai di rumah, meskipun mungkin Karina akan membaca pesannya besok pagi karena Karina pasti sudah terlelap saat ini.

Nana <3
|Aku udah dirumah Na,
|besok siang ke kampus aku jemput

Hanya pesan sesingkat itu, tidak apa - apa tidak perlu terus bersikap romantis yang penting Haru sudah mengabari wanitanya malam ini.

Haru & AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang