[Epilog] Terbayar

687 70 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


1, Bulan Padam, 1820.

Andiane Weston tidak menyangka harus melalui awal liburan dengan sedikit ... menggemparkan. Dia bahkan tidak tahu bagaimana harus menggambarkan situasinya dengan tepat. Satu yang jelas; kehidupannya tidak setenang sebelum dia mengenal identitasnya yang asli sebagai seorang dehmos.

Hari ini, tanggal satu di awal liburan, Andiane tidak bisa pulang ke rumah. Ia menulis surat menggunakan perkamen dan pena bulu yang dipinjamkan Mikhael Wyterseen untuknya. Teruntuk Papa dan Mamma tersayang, Andiane harus tinggal sejenak di kediaman sang bangsawan hingga waktu yang ... entah kapan. Barangkali seminggu, bisa saja lebih atau kurang, tetapi mereka tidak perlu khawatir karena semuanya baik-baik saja. Andiane mesti membantu klan Wyterseen untuk menata kekacauan.

Andiane tidak berani menyebut kemunculan Osbonard di Institut pekan lalu, dan sesungguhnya itu adalah alasan utama Andiane masih bertahan di kediaman ini. Jika Papa dan Mamma suatu saat tahu, Andiane pasti telah memikirkan jawaban yang tepat. Untuk sekarang ini tidak, karena kepalanya dipenuhi berbagai hal yang belum tuntas ... hal-hal yang membuat benaknya berkecamuk.

Apalagi, Viktor Olliviare muncul di hadapannya lagi.

Andiane melipat surat yang selesai ditulis. Tak lupa dia membubuhkan alamat rumah, lantas menyerahkan surat kepada seorang pelayan yang setia mendampingi. Andiane pun beranjak dari ruang belajar Mikhael untuk menemui Nyonya Geneva. Semenjak Count Wyterseen ditangkap, sang nyonya menempati ruang kerjanya. Andiane harus melalui beberapa tangga dan lorong hingga tiba di depan sepasang pintu yang besar. Andiane mengetuk, pintu terbuka, dan sama sekali belum mempersiapkan diri ketika menyadari Viktor Olliviare ternyata sudah di dalam ruangan.

Ah—duh.

Untungnya, Viktor tidak sendirian dengan sang nyonya. Masih ada seorang Lakar lagi. Meski benaknya menghendaki Andiane untuk menjauh, matanya tak sanggup berbohong. Ia seketika menatap ke arah di mana mata Viktor semestinya berada, karena kini seutas kulit menutupnya sebagaimana para Lakar yang lain.

Beruntung, Nyonya Geneva memanggilnya. "Sudah kautulis surat untuk orang tuamu, Andiane?"

"Sudah, Nyonya." Andiane mendekat. "Apa kiranya yang bisa saya lakukan untuk Anda?"

"Untuk sementara ini tidak." Nyonya Geneva menghela napas. Wanita berwajah belia itu mengusap wajah, dan tak dipungkiri lagi muncul kerutan-kerutan tak lazim yang menjadi penanda usia sesungguhnya. Dia mungkin menahan diri untuk tidak menggunakan Energinya belakangan ini. "Aku harus kembali ke Institut sebentar lagi, Andiane, dan mungkin tidak berada di rumah dalam waktu yang cukup lama. Sementara Mikhael harus berada di sini, kau tahu? Dan, tidak, aku tidak bermaksud merepotkanmu. Tetapi dia terguncang ... oh, pemuda yang tak berguna! Betapa malangnya putraku!"

Andiane tersenyum tipis. "Saya akan berusaha untuk menghiburnya, Nyonya. Anda tak perlu khawatir—Mikhael menganggap saya sebagai teman."

"Tentu. Aku tahu itu. Kau teman yang baik untuknya." Nyonya Geneva beranjak, lantas mengibaskan tangan. "Kalau begitu aku meminta tolong kepadamu, Andiane! Sampaikan salamku untuk kedua orang tuamu kelak. Aku akan pergi."

A Burst of Darkness ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang