Prolog

669 94 15
                                    

Suara musik terdengar lembut, mengalun memenuhi ruangan berbentuk persegi minim perabotan namun sarat akan warna hitam.

Warna kesukaan seorang laki - laki yang tengah menari dan bersenandung lembut.

Tubuh laki - laki berambut cokelat kemerahan itu masih menari. Begitu lincah. Mengikuti irama musik yang mengalun.

Jari si laki - laki bergerak lembut, mengambil sebuah pisau berukuran kecil yang begitu tajam. Tubuhnya bergerak, mendekati tubuh seorang laki - laki lain yang terbelenggu pada meja besi dengan lubang pembuangan di ujung meja bagian bawah. Si laki - laki yang terikat menatap ketakutan pada laki - laki berambut cokelat kemerahan yang justru tersenyum.

"Maafkan aku...." ucap si laki - laki yang terikat dengan bibir gemetar.

Sayangnya, bibir gemetar itu justru malah di pegang oleh laki - laki berambut cokelat kemerahan, menarik bibir atas hingga akhirnya pisau di tangan laki - laki cokelat kemerahan mengiris bibir gemetar itu.

Suara jeritan kesakitan terdengar keras. Tubuh si laki - laki yang terikat menggelinjang kesakitan. Teriakan yang terus terdengar karena rasa sakit yang begitu luar biasa. si laki - laki yang terikat di meja bergerak liar, berusaha melepaskan diri, tetapi tentu saja ia tidak akan bisa melepaskan diri dari kurungan besi yang sudah terkunci rapat.

Laki - laki berambut cokelat kemerahan tersenyum lebar, menikmati teriakan kesakitan. Menikmati tangisan dan rintihan pengampunan dari laki - laki yang terkurung.

Laki - laki berambut cokelat kemerahan meletakkan potongan bibir di sebuah baskom berukuran kecil. Ia kembali mendekat pada si laki - laki yang terlihat jelas dimatanya penuh dengan ketakutan.

Ujung mata pisau sudah menyentuh pada bagian atas dada si laki - laki yang terikat di meja, namun suara bel membuat semua pergerakan dari laki - laki berambut cokelat kemerahan.

Si laki - laki cokelat kemerahan, melangkah mendekat pada sebuah komputer di ujung ruangan yang memperlihatkan semua bagian - bagian dari rumahnya melalui cctv.

Tatap mata si laki - laki berambut cokelat kemerahan menatap pada sosok seorang laki - laki dengan rambut terbelah tengah, berhodie berwarna ungu dengan senyuman lebar.

Si laki - laki berambut cokelat kemerahan menekan sebuah tombol untuk berbicara pada laki - laki berhodie ungu, "Tunggu sebentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si laki - laki berambut cokelat kemerahan menekan sebuah tombol untuk berbicara pada laki - laki berhodie ungu, "Tunggu sebentar... Aku selesaikan urusan dulu."

@@@@@

Jung Hoseok tersenyum mendengar suara balasan dari speaker.

"Siap... Aku menunggu disini," kata Hoseok dengan penuh semangat.

Hoseok melangkah kesana kemari dengan membawa Tote bag bergambar Spongebob ditangannya. Rumah bosnya ini sangat besar, jadi dia memang harus bersabar sampai pintu dibukakan.

Hoseok tahu jika pintu gerbang sebenarnya bisa dibuka otomatis dari handphone bosnya, tapi tentu saja dia harus menghormati privasi bosnya. Mengingat kebaikan bosnya ini yang memberinya gaji besar dengan tugas yang bisa dibilang cukup ringan. Hoseok hanya datang ketika sore untuk memasak makan malam di rumah bosnya ini, lalu setelah itu Hoseok pulang kerumahnya.

Pekerjaan yang sangat sederhana, Hoseok hanya perlu memasak. Walaupun memang terkadang bosnya meminta menu makanan yang aneh. Demi gaji sekali masak 1 juta won tentu saja Hoseok tidak akan keberatan.

Hoseok menolehkan kepala ketika gerbang terbuka dan langsung memunculkan sosok laki - laki berambut cokelat kemerahan yang tersenyum ramah - meski masih terlihat sisi dingin.

Hoseok melangkah memasuki rumah bosnya.

"Malam ini mau request menu apa Kim Taehyung - ssi?" tanya Hoseok.

"Semur daging.. dan tumis daging paprika sepertinya enak.."

"Siaaap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siaaap...." sahut Hoseok dengan teriakan penuh semangat.

Taehyung menatap pada Hoseok yang berlari semangat di depannya. Senyumannya tercipta.

Meat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang