Tangan Hoseok terjulur menggapai garam yang ada di bagian atas counter top. Ia tidak kesulitan mengambil bumbu meski memang diatas, Taehyung yang menyadari jika Hoseok lebih pendek darinya memberikan sebuah pijakan yang membuat Hoseok bisa menggapai seluruh bagian counter top.
Hoseok kembali kedepan wajan yang sudah berisi tumis daging dan paprika merah - hijau. Menambahkan sedikit garam pada masakannya yang ia rasa kurang asin. Hoseok sangat berhati - hati agar tidak menambahkan terlalu banyak garam di masakannya. Ia tidak mau rasa yang terlalu asin akan merusak masakannya yang ia hidangkan untuk sang bos tercinta. Ia tidak ingin Taehyung rusak karena terlalu banyak garam yang masuk kedalam tubuh bosnya itu. Ia tidak ingin Taehyung terkontaminasi dengan zat - zat kurang baik yang ada di dalam garam. Ia tidak ingin Taehyung menjadi korban dari bumbu dapur yang memang seharusnya hanya menjadi penyedap masakan saja, sehingga memang tidak perlu banyak - banyak. Ia ingin yang terbaik untuk Taehyung dan tentu saja, sedikit garam atau bahkan jika bisa - tanpa garam - ia akan menyajikan masakan terlezat untuk Taehyung.
Hoseok menatap dengan senyuman lebar pada masakannya, ia suka dengan perpaduan warna yang indah untuk masakan sederhana nya. Merah - hijau dan daging yang cokelat. Hoseok mengambil sedikit kuah dan mengicipinya, ia tersenyum puas. Masakannya memang selalu enak dan memuaskan, pantas saja Taehyung membayarnya mahal kan.
Jari Hoseok mematikan kompor, menyajikan masakannya diatas piring ceper yang kemudian ia bawa keluar dari dapur.
Dengan hati - hati Hoseok membawa makanan ditangannya keluar dari dapur, menelusuri koridor, kemudian memasuki ruang makan yang memang ada disebelah dapur. Lain kali dia akan meminta Taehyung membuat pintu diantara dapur dan ruang makan, jadi dia lebih cepat mencapai ruang makan.
Hoseok meletakkan tumis daging paprika diatas meja, bergabung bersama masakan yang lain. Hoseok berkacak pinggang dengan senyuman lebar. Kepalanya kemudian menoleh kearah luar ruang makan.
"Taehyung - ssi belum menyelesaikan pekerjaannya," gumam Hoseok.
"Sudah selesai kok..."
Hoseok dikejutkan dengan kemunculan Taehyung yang tiba - tiba.
"Syukurlah, jadi aku tidak perlu memanggilmu ke bagian belakang rumah yang menakutkan itu," kata Hoseok dengan cengiran lebar. Ia melepaskan apron miliknya, "Aku pulang dulu kalau begitu Taehyung - ssi."
"Iya... hati - hati..." balas Taehyung dengan nada dingin.
Hoseok menatap pada Taehyung yang sudah duduk didepan meja. Hoseok memang tidak berharap ditawari makan oleh Taehyung karena memang dia sudah bosan dengan masakannya sendiri, tetapi sikap dingin Taehyung ini terkadang membuatnya merasa canggung dan kurang enak berekspresi dihadapan Hoseok.
"Kenapa masih disini?" tanya Taehyung, menatap tajam kearah Hoseok.
"Iya... ini mau pulang..." Hoseok buru - buru melangkah kembali menuju dapur, ia seperti biasa akan membereskan dapur dan segera pulang.
Memang benar kata temannya, dengan bayaran yang begitu besar seharusnya Hoseok tidak berharap perlakuan menyenangkan dari Taehyung. Hoseok hanya perlu bersyukur, karena uang dari Taehyung ia masih bisa membayar uang sekolahnya, membayar apartemennya, dan bisa jalan - jalan tanpa khawatir kekurangan uang. Jika dipikir - pikir, gaji Hoseok bahkan lebih besar dari PNS golongan 4. Ia datang seminggu 4 kali kerumah Taehyung. Senin, Rabu, Kamis dan Sabtu, itu artinya Hoseok mendapatkan 4 juta dalam seminggu dan 16 juta dalam satu bulan. Uang yang terlalu banyak, dia memang tidak seharusnya berharap perlakuan baik dari Taehyung. Cukup bertahan saja dan melanjutkan menabung.
Taehyung mengunyah pelan daging masakan Hoseok. Enak, walau tidak seenak restoran dengan bintang Michelin dan itu tentu saja wajar. Dia bertemu dengan Hoseok tepat setelah makan malam. Anak laki - laki berusia 17 tahun itu baru saja ditolak lamaran pekerjaannya di restoran langganan Taehyung. Entah mengapa, Taehyung berinsiatif untuk mendekat pada Hoseok dan menawarkan sebuah pekerjaan sederhana namun dengan uang banyak. Yang Hoseok tidak tahu memang banyak mengenai Taehyung, tapi dengan uang yang begitu banyak seharusnya itu cukup membuat Hoseok bekerja saja tanpa ingin mencari tahu daging apa yang sebenarnya ia masak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meat Love
FanfictionHoseok sudah beberapa minggu ini mendapat pekerjaan sambilan yang sangat menguntungkan. Ia hanya perlu memasak dan mendapatkan uang 1 juta tiap minggunya. Pekerjaan yang mudah dan seharusnya Hoseok mencurigai pekerjaan terlalu mudah ini. Hanya saja...