Upload di percepat sehari sekali, biar FF berikutnya 'Paradise Tower' bisa segera di upload
SELAMAT MEMBACA
Kaki Hoseok memasuki apartemen sederhananya dan untuk pertama kalinya ia merasakan separuh jiwanya pergi meski ia berada ditempatnya sendiri. Tempat yang selama ini menjadi tempat paling aman dan nyaman untuknya. Hoseok tidak bisa memungkiri jika ia masih mengingat apa yang baru saja terjadi. Terlalu sulit... tetapi harus dipaksa untuk terus berlanjut.
Kaki Hoseok melangkah terus dan terus... hingga akhirnya ia sampai didalam kamarnya. Tanpa melepas sepatunya, tanpa mengganti pakaian kotornya, ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Mencoba memejamkan mata meski isi kepalanya masih terus terisi dengan hal - hal menakutkan yang ia lihat.
Bagaimana bisa ia melupakan kepala manusia yang terpajang di rak lemari penyimpanan begitu saja.
Bagaimana bisa ia melupakan daging yang ia potong, ia taburi bumbu, ia hidangkan adalah bagian dari kepala yang ia lihat.Mata yang terpejam, kegelapan yang mengurungnya membuat Hoseok merasakan sesak yang tidak wajar. Ia membuka matanya kembali, melangkah menuju pada saklar lampu dan menyalakan semua lampu kamarnya. Terlalu mengerikan untuk berada didalam kegelapan dan dengan bayangan mengerikan akan kepala manusia yang kini terpatri jelas didalam kepalanya.
Hoseok duduk di pinggir ranjangnya. Dalam diam, wajah Taehyung mulai membayangi dirinya. Ia merasa jika Taehyung tidak sepenuhnya salah. Di dalam hatinya yang terdalam, Hoseok ingin mendampingi Taehyung. Bahkan dia tidak memiliki keinginan mengubah apapun pada diri Taehyung meski laki - laki tampan itu berkata akan berubah.
Hoseok telah menemukan tempat aman lainnya di dunia ini dan itu bernama Taehyung. Meski kemudian kenyataan menghajarnya dengan begitu keji ketika memperlihatkan warna dan wujud asli Taehyung, keinginannya untuk menjadi pendamping Taehyung tetap ada dan bahkan tidak memudar.
Hanya saja... ia butuh waktu.
Waktu yang akan menjawab.
Hoseok akan kembali pada Taehyung, atau membalikkan badan dan pergi dari Taehyung untuk selama - lamanya.
@@@@@
Taehyung hanya melirik sejenak pada Chulyong yang masuk kedalam ruangan.
"Berantakan sekali tempat ini," komentar singkat Chulyong sembari mendorong pelan sebuah botol vodka dengan kakinya. Ia melihat sekeliling ruang santai dan keadaan benar - benar sudah sangat tidak baik. Botol minuman berbagai merk dan berbagai jenis tergeletak, menemani Taehyung yang terduduk lemas di sofa bundar didepan meja yang penuh dengan makanan ringan dan jugga minuman lainnya.
"Bagaimana jika Hoseok meninggalkanku?" tanya Taehyung.
Chulyong menarik nafas dalam - dalam dan menghembuskannya perlahan, "Sebelum bertemu Jimin, aku harus membiasakan diri dengan banyak kehilangan."
"Aku bukan kau yang tabah dan bisa menghadapi segalanya dengan baik," tangan Taehyung terjulur hendak mengambil botol minuman kembali. Tangannya ditahan oleh Chulyong. Tatap matanya yang sayu karena kurang tidur dan terlalu banyak meminum alkohol bertemu dengan kilat hitam penuh kemarahan dari Chulyong.
"Mandi... makan... tidur... aku sudah menyuruh Hyunbin untuk bicara dengan Hoseok..."
Perintah yang terdengar sangat tegas dan jelas. Taehyung menepis sedikit kasar pada tangan Chulyong yang masih memeganginya tapi dia tidak melawan ketika beberapa laki - laki datang dan memapahnya untuk keluar dari ruang santai.
Taehyung beruntung memiliki Chulyong yang begitu memperhatikannya. Tapi hidupnya tanpa Hoseok?? Sungguh berubah menjadi semakin mengerikan.
@@@@@
KAMU SEDANG MEMBACA
Meat Love
FanfictionHoseok sudah beberapa minggu ini mendapat pekerjaan sambilan yang sangat menguntungkan. Ia hanya perlu memasak dan mendapatkan uang 1 juta tiap minggunya. Pekerjaan yang mudah dan seharusnya Hoseok mencurigai pekerjaan terlalu mudah ini. Hanya saja...