13. Devil

217 47 0
                                    

Taehyung menatap pada Hoseok yang masih tidak berkata apapun. Ia cukup khawatir ketika melihat kekasihnya itu hanya berdiri diam didepan jasad Minhyun yang sudah tergeletak diatas meja besi di ruang belakang rumahnya.

Taehyung cukup dikejutkan ketika Hoseok tiba - tiba saja mengambil pisau dan menusukkan pada Minhyun yang sudah tidak bernyawa.

"Jangan Hoseok... sudah... dia sudah mati..." Taehyung menahan tangan Hoseok. Ia mengambil dengan sedikit paksaan pada pisau ditangan Hoseok.

"Orang seperti dia... seharusnya memang mati dari dulu..."

Hoseok yang duduk disamping Minhyun,didalam mobil mewah milik mantan kekasih Jinyoung ini mulai menolehkan kepala dan menatap pada Minhyun ketika laki - laki disampingnay ini mulai membicarakan Taehyung.

"Kau pasti akan terkejut jika tahu betapa pengecut dan pecundangnya Taehyung dimasalalu," kata Minhyun.

"Kenapa? Apa yang terjadi?" Hoseok yang sebenarnya sudah mengetahui kejadiannya, hanya ingin tahu pendapat dan sudut pandang dari Minhyun.

"Meski dipukuli dan dipermalukan dengan sangat parah, Taehyung tidak pernah melawan. Saat itu, enak sekali menendang tubuh kurus Taehyung..."

Hoseok menahan amarahnya pada setiap ocehan Minhyun. Di dalam dirinya, ia merasa bersyukur karena telah membunuh Jinyoung. Awalnya ia berfikir jika seiring berjalannya waktu, manusia akan menyadari kesalahannya dimasa lalu, kemudian mencoba untuk meminta maaf pada korban mereka dimasa sebelumnya. Tetapi... tidak. Ternyata anggapan jika beberapa orang tidak akan bisa berubah benar adanya.

Mungkin Hoseok berpikiran terlalu jahat ketika berfikir bahwa sekali penindas maka akan menjadi penindas selamanya. Tetapi apa yang ia dengar dari bibir Minhyun kali ini membuktikan apa yang ada di dalam pemikirannya. Bahkan jika Minhyun minta maaf, memakai surat pernyataan resmi dengan materai dan didampingi pengacara belum pasti pula minta maaf itu tulus. Dan apa yang didapatkan oleh korban penindasan? Hannya minta maaf? Minta maaf kosong yang tidak akan pernah bisa menghilangkan trauma si tertindas. Minta maaf kosong yang begitu mudah diucapkan dan begitu mudah dihilangkan pula, sementara si tertindas berjuang setiap harinya melawan ketakutan akan bayang - bayang masalalu menyakitkan yang dirasakan.

Bagi sebagian orang, tendangan, pukulan, cacian, makian, pelecehan hanya dianggap sebagai permainanan yang tidak berarti apapun bagi mereka. Bagi sebagian orang yang kemudian dengan bangga menyebut diri penindas.

Bagi sebagian orang di sisi lain, tendangan, pukulan, cacian, makian, pelecehan menjadi luka yang berubah menjadi borok yang meninggalkan bekas luka. Mirisnya bekas luka itu tidak akan bisa dihapus dengan apapun. Apalagi hanya dengan ucapan maaf. Ucapan maaf yang terlalu ringan.

Taehyung memeluk lembut pada tubuh Hoseok, ia yang merasa jika Hoseok sudah tidak melakukan perlawanan, dengan tangannya ia angkat dan ia dudukkan pada counter di sebelah wastafel.

"Duduk diam dan tenang disini ya... jangan habiskan tenagamu untuk mayat," kata Taehyung yang sebelum meninggalkan Hoseok menyempatkan diri memberikan kecupan lembut pada kening Hoseok.

Taehyung kembali kehadapan mayat Minhyun, ia mengambil pisau berukuran kecil dan mulai melakukan proses menguliti. Baru beberapa detik Taehyung melakukannya ia merasakan tangan Hoseok melingkar pada perutnay dan memberikan pelukan lembut.

"Ada apa Hoseok?" Taehyung mulai merasakan ketakutan, bagaimana jika Hoseok memintanya berhenti.

Bagaimana jika ternyata Hoseok tetap tidak bisa menyesuaikan diri dengan apa yang tengah terjadi?

Bagaimana jika ternyata Hoseok ingin kembali meninggalkan Taehyung??

"Kau kurang bersih ketika mengulitinya, lemak manusia itu kotor dan tidak enak. berbeda dengan lemak babi atau sapi yang bahkan tidak berakal... biar aku yang membersihkan agar kau lebih nikmat ketika memakannya," kata Hoseok.

Taehyung buru - buru meletakkan pisau, membalikkan badan, memegangi bahu Hoseok dan meski ia ingin mengatakan banyak hal tapi semua kata - kata itu seperti tertahan. Taehyung semakin sulit untuk mengungkapkan apa yang ingin ia ungkapkan ketika Hoseok tersenyum padanya.

Tanpa kata, Taehyung dan Hoseok saling berpelukan.

Berbagi kehangatan.

Berbagi cinta kasih.

Berbagi dosa.

Level tertinggi dalam percintaan.

Hoseok tidak peduli jika Taehyung adalah iblis, karena ia akan rela menjadi iblis untuk tetap bersama dengan Taehyung. Bahkan meski kebersamaan itu harus mereka jalani di neraka.

Meat LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang