Hail To The Queen [On Going]

06. Mafia's Queen

Kylie tengah berjalan di sebuah lorong yang menghubungkan ruang utama dengan ruang rapat, dari markas De L'enver. Saat seseorang menyerukan namanya.

"Kylie, tunggu!"

Kylie menghentikan langkahnya, saat perempuan itu berbalik badan ia mendapati kakak iparnya tengah berjalan menghampirinya.

"Ada apa, Tuan?"

"Aku akan menunjukkan ruangan baru untukmu."

Ruangan baru? Apakah ia telah memiliki ruangan paten di markas ini? Sepertinya iya, mengingat jika selama ini Kylie hanya ditempatkan di sebuah ruangan seadanya layaknya anggota-anggota lain.

Tapi sejak kapan? Selama ini ia tidak tahu jika Fergio sudah menyiapkan ruangan pribadi untuknya.

Tanpa banyak bertanya, Kylie hanya mengangguk dan tersenyum simpul.

"Mari biar aku antar."

Kedua orang itu berjalan beriringan menyusuri lorong yang cukup panjang dan bergerak naik ke atas gedung dengan menggunakan sebuah lift.

Mereka telah tiba di lantai teratas gedung ini. Tempat di mana ruangan Fergio dan Mark berada. Dapat Kylie simpulkan, jika lantai enam ini di khususkan bagi petinggi organisasi De L'enver.

Tapi ia tidak pernah melihat isi ruangan ini sebelumnya. Ia hanya melihat pintu ruangan ini selalu tertutup dan berpikir jika ini hanyalah sebuah gudang. Ia tidak tahu jika ternyata ruangan ini akan menjadi ruangan pribadinya.

Fergio mempersilakan Kylie masuk, kala pintu berwarna silver itu terbuka. Aroma floral seketika menyeruak memenuhi indera penciuman Kylie, begitu menenangkan.

Mata Kylie berkelana melihat keadaan ruangan yang tertata begitu rapi. Ruangan yang di dominasi oleh warna hitam dengan lampu kristal raksasa yang tergantung di atas meja kerjanya. Terlihat sangat elegan dengan pemandangan yang mengarah langsung ke kota Los Angeles yang akan bercahaya di malam hari.

Sepertinya Kylie akan betah berlama-lama di ruangan ini.

"Bagaimana? Apakah kau menyukainya?"

Kylie mengalihkan pandangannya ke arah Fergio dan tersenyum saat menatapnya. Ia benar-benar takjub akan kemegahan ruangan ini. "Aku sangat menyukainya."

"Syukurlah, aku menyiapkan ruangan ini selama satu tahun penuh. Dan sekarang ruangan ini aku persembahkan untukmu."

Ia tidak menyangka jika mantan suaminya itu akan sedetail ini dalam mempersiapkan ruangan yang nyaman untuknya. Ini terlalu berlebihan. Satu tahun mendekorasi bukankah itu hanya membuang-buang waktu?

"Terima kasih, Tuan."

"Sama-sama. Kalau begitu aku akan menyuruh seseorang untuk memindahkan barang-barangmu."