"Babe ... ." Kylie berseru saat memasuki ruangan kerja Mark. Terlihat pria yang berstatus sebagai suaminya itu mengalihkan tatapannya dari layar komputer, dan menatapnya intens.
"Kau sudah kembali? Di mana anjing itu? Apa kau sudah mendapatkannya?" berondong Mark, saat ia mendapati istrinya kembali dengan wajah yang berbinar.
"Tentu saja."
"Di mana dia sekarang?"
"Di sini." Fergio baru saja masuk dengan membawa seekor anjing yang tadi Kylie pilih.
"Wow, lihatlah. Apakah ini pilihanmu?" tanya Mark, antusias setelah melihat anjing hitam itu memasuki ruangan.
Kylie hanya tersenyum bangga dan mengangkat kedua alisnya sebagai jawaban.
"Ini sangat luar biasa. Siapa nama anjing gagah ini?" Mark kembali bertanya, kali ini ia menunduk memperhatikan anjing itu lebih detail lagi.
"Eh, siapa tadi namanya?" Kylie menatap Fergio berusaha meminta jawaban dari kakak iparnya, karena dia benar-benar lupa.
"Toro," jawab Fergio singkat.
"Ah ya, Toro." Kylie mengangguk-angguk. Sebagai adopternya kali ini dia harus menghafal nama anjing itu.
Mark kembali bangkit dan menghadap Fergio yang masih berdiri sembari memegang harness[03]. "Thanks brother, sorry for bothering you over and over."
"Anytime. Kau hanya perlu membayar ongkosnya lain waktu." Mendengar penuturan Fergio semua orang yang berada di ruangan itu terkekeh.
"Come to Papa!" ucap Mark pada anjing hitam itu.
Fergio memberikan harness itu kepada Mark, Ia belum mengizinkan Kylie untuk menuntun anjing tersebut karena Toro masih sangat agresif. "Kalau begitu aku kembali ke tempat kerjaku."
"Terima kasih." Kali ini Kylie yang bersuara, sementara Fergio hanya tersenyum simpul sebelum akhirnya berlalu meninggalkan ruangan itu.
"Kita pulang sekarang?" tanya Mark.
"Tentu saja, aku sudah merindukan kasurku." Kylie berlalu meninggalkan Mark yang kini memasang raut wajah dongkol.
"Hey, kau membuatku cemburu! Lain kali aku akan membuang kasur itu." Mark berlari menyusul Kylie yang sudah berada jauh di depannya.
🌺🌺🌺
Di bawah selimut hitam sepasang tubuh tak terbalut busana terbaring. Setelah pergulatan panas yang terjadi di antara mereka. Mark dan Kylie kini terlihat sedang menikmati waktu kebersamaannya. Bercengkerama di atas hangatnya tempat tidur.
Cahaya lampu yang temaram, semakin menambah keromantisan yang terjalin di ruangan ini.
"Apakah sampai saat ini, kakakmu masih sering menyendiri? Di mana kekasihnya yang lain?" tanya Kylie, kepala perempuan itu kini telah berbaring di atas dada telanjang Mark.
"Ya, sepertinya dia sudah tidak berselera kepada gadis mana pun setelah berpisah darimu." Mark mengecup singkat kepala Kylie, kemudian memusatkan perhatiannya pada langit-langit kamar itu.
Tidak ada yang menarik di atas sana. Hanya saja, ia membutuhkan sebuah objek untuk hanyut dalam lamunan. Ada sesuatu yang masih membuat hatinya merasa gelisah.
"Apa yang kau bicarakan? Bagaimana jika hatinya mati karena pengkhianatan Jennifer? Dia sangat mencintainya, bukan?" tanya Kylie, perempuan itu mendongak menata Mark, tidak ada jawaban dari mulut pria itu. "Ahh ... aku jadi kasihan kepadanya," imbuh Kylie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hail To The Queen [On Going]
حركة (أكشن)Sekuel Unhappy Queen (bisa dibaca terpisah) Ini adalah kisah Kylie ... Istri dari seorang Boss Mafia yang harus menerima donor sperma dari mantan suami sekaligus kakak iparnya, Fergio Osvaldo. Ikuti ceritanya ...