bagian 24

443 63 14
                                    


Dua insan ini tengah duduk di kursi taman kota.Cuaca yang sedikit dingin menemani Mereka dalam kebisuan dan tak ada yang berbicara semuanya terdiam dalam kecanggungan yang melanda Mereka.

"Gimana tubuh kamu ? Apa ada yang sakit waktu hampir jatuh tadi ?"tanya Pria berkacamata itu pelan.Sandrinna hanya menggeleng tanpa menatap pria itu.Pria itu terlihat sedikit canggung di dekat Sandrinna.

"Kamu masih marah ?"tanya pria itu dengan menatap Sandrinna yang tengah menatap ke arah lain itu.Sandrinna hanya diam.Dia tidak menjawab pertanyaan pria itu.

"Kejadiannya sudah lama Sandrinna .. sampai kapan kamu marah sama aku ?"tanya pria itu lagi sedikit meninggikan suaranya sembari terus menatap Sandrinna.Sandrinna hanya menggeleng tanpa menatap pria itu.

"Sudah lama atau baru .. bagi aku kamu itu jahat"saut Sandrinna tepat di depan wajah pria itu.Mereka saling tatap namun sorot mata Mereka saling berbeda.Sorot mata pria itu memperlihatkan penyesalan sedangkan sorot mata Sandrinna memperlihatkan kebencian.

"Yah .. kamu benar Sandrinna .. aku memang jahat .. tapi sumpah demi apapun .. aku ngak bermaksud melakukan hal keji itu kepada ............."balas Pria itu menggantung serasa menunduk sedih.Sandrinna pun tersenyum miris lalu menatap lurus ke depan.

"Seandainya saja dulu kamu ngak salah orang .. mungkin nasibnya akan hancur"ujar Sandrinna serasa bangkit dan mengingat kejadian pahit itu namun segera dia tepis bayangan itu dari otaknya.

"Tapi untunglah .. tuhan masih sayang kepadanya .. sehingga kamu salah orang .. seandainya Dia tahu kejadian itu .. mungkin dia akan sakit hati .. mungkin dia juga ............."lanjut Sandrinna menggantung.

"Dia juga akan membenci aku seperti kamu benci aku sekarang bahkan lebih dari kamu .. itukan yang mau kamu katakan"sambar Pria itu dengan sorot mata menyesal.

"Pria yang sangat di banggakan dan di cintanya ingin memperkosanya tapi malah salah orang .. malah adik kembarnya yang hampir di per ............."ujar Sandrinna terpotong.

"STOPP SANDRINNA .. STOPP .. AKU TIDAK INGIN LAGI MENDENGARNYA"potong pria itu membentak sembari memegangi kupingnya serasa berdiri.Sandrinna langsung menatap Pria itu dengan sorot mata semakin membencinya.

"KENAPA TUHAN NGAK ADIL PADAKU .. KENAPA ORANG-ORANG MASA LALU AKU SEMUANYA MUNCUL KETIKA HIDUPKU HANCUR BERANTAKAN SEKARANGGG"teriak Sandrinna yang nampaknya sudah frustasi.

"SUHEIL ... ALWI DAN SEKARANG KAMU ... KENAPA KALIAN DATANG DI WAKTU YANG NGAK TEPAT .. KENAPAAA"lanjut Sandrinna lalu ingin beranjak pergi namun Pria itu langsung memeluknya.

"Aku ngerti hidup di posisi kamu sekarang .. karna dulu aku juga merasakan hidup aku hancur .. ketika Sandra harus ..............."ucap Pria itu yang tak sanggup untuk melanjutkan kata-katanya.

"pergi untuk selamanya ... Di saat aku belum memberi tahu masalah itu .. itu adalah beban untukku sampai sekarang bahkan sampai aku mati"lanjut Pria itu sembari terus memeluk Sandrinna.

Sandrinna pun menangis di pelukan Pria itu.Dia mencurahkan semua isi hatinya dengan bentuk tangisan.Cara yang selalu Dia lakukan ketika mulut tak mampu terucap dari bibirnya.

20 menit Sandrinna menangis di pelukan Pria itu dan akhirnya Dia melepas pelukannya ketika di rasa bebannya sedikit berkurang.Dia pun menghapus air matanya dan kembali duduk di bangku di susul oleh Pria itu.

"Udah puas nangisnya ? (Sandrinna pun mengganguk) .. kalau gitu kita cari minuman sekarang .. pasti kamu hauskan habis nangis tadi"ujar pria itu lembut lalu beranjak pergi sembari mengandeng Sandrinna.

"Maaf yah .. kemeja kamu jadi basah karna air mataku"ucap Sandrinna tak enak hati kepada pria itu.Pria itu hanya mengganguk sembari tersenyum.

"Alah .. ini si ngak terlalu banyak basahnya .. dulu waktu kakak kamu di pecat .. terus nangis di pundak aku .. he baju aku basah semua sampai di peres sama dia"ujar Pria itu yang bernama Clay serasa bercanda.

SECOND WIFE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang