akhir

4.8K 389 15
                                    

Renjun melenguh pasrah saat dadanya terus diberi stimulasi oleh mulut hangat Donghyuck, sementara lubang senggamanya terus-menerus ditusuk oleh dua jari iblis itu. Tubuhnya sudah polos tanpa pakaian, kakinya semakin ia lebarkan, meminta lebih. Renjun menekan kepala Donghyuck supaya lebih dalam melumat dadanya. Ia semakin ribut saat Donghyuck menekuk dua jarinya di dalam sana dan mempercepat gerakan keluar masuknya. Suara becek dan desahan milik Renjun mendominasi isi kamar itu.

"A-aku ingin keluar-aAh!" Renjun merengek keenakan. Donghyuck menjauhkan kepalanya dari dada si manis, kini fokus menumbuk titik sensitif milik Renjun. Membantu ratunya cepat menemui pelepasan yang memuaskan. Ia bantu pula dengan mengocok kejantanan milik Renjun seirama dengan tumbukannya di lubang senggamanya. "Enak, sayang?"

Napas Renjun tersendat-sendat, tidak bisa menjawab. Sesuatu sudah mendesaknya di ujung miliknya, ia mencengkram kuat tangan Donghyuck di bawah sana, hingga akhirnya Renjun menjerit saat putihnya tercapai. Membasahi wajah hingga pakaian Donghyuck yang masih terpasang lengkap. Donghyuck membiarkan Renjun menikmati euforianya sembari dirinya melepaskan pakaiannya satu persatu. Kemudian bergabung kembali setelah kini ikut telanjang bersama Renjun yang sudah memerah melihat tubuh polos milik Donghyuck.

Ia menatap puas pada tanda merah keunguan di sekitar leher dan dada Renjun. Donghyuck kembali menunduk untuk memagut kembali bibir ratunya. Dikulumnya bibir bawah si manis lantaran gemas. Kemudian ia menegakkan tubuhnya, menaruh kedua kaki Renjun melingkari pinggangnya. Di perhatikannya lubang senggama yang masih berkedut itu, cairan bening keluar di tiap kedutan itu. Donghyuck menjilat bibirnya yang tiba-tiba kering, gairahnya sudah sampai pada puncak tertinggi.

"Cantik sekali." Donghyuck mengurut kejantanannya sebentar sebelum mengarahkannya pada lubang itu. Ia gesek-gesek sebentar, menikmati sensasi bertemunya kulit dengan kulit.

"Ahh .. Hyuck, jangan menggodaku!" keluh Renjun.

Donghyuck terkekeh mendengarnya. "Memohon yang benar, Ratu." titahnya.

Renjun rasanya ingin menangis. Bagaimana tidak? Donghyuck hanya memasukkan kepala kejantanannya saja, lalu mengeluarkannya lagi. Begitu terus-menerus.

"Tolong masuki aku, Yang Mulia." pinta Renjun dengan sangat. Ia bisa melihat kabut hitam semakin memenuhi bola mata sang raja.

"Kau sangat pintar membuatku senang, ya? Aku masuk sekarang." Donghyuck tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Ia mulai melesakkan kejantanannya yang sudah sangat mengeras. Renjun menjerit pelan, merasa asing dimasuki benda besar itu. Donghyuck usap paha dan ia pilin pula puting si manis supaya tidak begitu merasakan rasa sakit.

"S-sakit ..." rengek Renjun saat milik Donghyuck sudah masuk seluruhnya ke dalam tubuhnya. Rasanya panas, nyeri, dan penuh. Matanya memejam erat merasakan bentuk kejantanan Donghyuck di dalamnya.

"Sshh ... maaf, sayang. Nhhh, jangan terus mengetatkan lubangmu .. Sial. Milikmu kecil sekali." Donghyuck mengernyit samar. Akhirnya ia pagut kembali bibir sang kasih, supaya lebih rileks.

Renjun membalas pagutan Donghyuck tidak kalah panas, ia remas bahu sang dominan, menyuruhnya bergerak. Maka Donghyuck menurutinya, menggerakkan pinggulnya perlahan. Mencoba membiarkan Renjun terbiasa.

"Sakit?" tanya Donghyuck.

Renjun menggeleng walau dahinya mengerut samar. Perutnya terasa dikocok ketika menerima tumbukan- tumbukan dari Donghyuck. Bibirnya terbuka, menyuarakan desahan kecil yang membuat Donghyuck makin bersemangat. Kini pinggulnya bergerak cepat, membuat ranjang berdecit pelan.

"Aah ... aku akan membuatmu hamil, Lee Renjun." desah Donghyuck, untuk pertama kalinya menyebutkan marganya. Menyematkannya pada nama Renjun.

Donghyuck menampar pelan kejantanan Renjun yang terayun mengikuti hentakannya. "Nnghh!" Matanya memperhatikan setiap inchi tubuh ratunya tanpa melewatkan sedikit pun. Ini gila, Donghyuck bisa menghabiskan berjam-jam melakukan ini. Merasakan miliknya dibungkus erat oleh senggama milik Renjun yang hangat dan basah. Mendengar alunan desahan Renjun yang sangat menggoda. Menyeringai puas saat Renjun meminta lebih.

"Hyuck, cium." Donghyuck segera memagut bibir Renjun, membiarkan lehernya ditarik semakin mendekat. Melumat bibir tipis itu seperti tidak ada hari esok. "Hyuck- aku mau keluar!"

"Aah .." Donghyuck mendesah tepat di telinga Renjun ketika dinding anal Renjun semakin mengetat, memijat miliknya begitu intens. Renjun yang mendengar desahan berat itu mau tidak mau langsung mencapai pelepasannya. Tubuhnya menggelinjang nikmat, tubuhnya masih sensitif tapi Donghyuck masih menghentak pinggulnya, bahkan lebih cepat. Meninju titik sensitifnya berkali-kali. Mata Renjun sudah basah karena air mata. Ia memeluk kepala Donghyuck yang sibuk menjilat dan menghisap lehernya.

"Mmhh!" Renjun tersentak saat merasakan milik Donghyuck membesar di dalam sana. Donghyuck menegakkan tubuhnya kembali. Ia tarik pinggang Renjun mendekat. Gerakannya makin berantakan, membuat suara decitan ranjang makin nyaring terdengar. "Pelan-- aahh! Donghyuck!" Renjun mendapat pelepasannya yang ketiga dengan cepat akibat titik sensitifnya ditumbuk berkali-kali. Tak lama setelahnya, Donghyuck mendorong pinggulnya kuat.

"Mhh Renjunhh!" Donghyuck mendesahkan nama kasihnya, bersamaan dengan semprotan spermanya di dalam anal Renjun. Ia masih sempat menggerakan pinggulnya walau gerakannya terpatah. Begitu tenggelam dalam kenikmatannya sendiri.

"Umhh, penuh sekali." Renjun menggumam pelan merasakan perutnya yang menghangat. Ia melenguh saat Donghyuck menarik keluar kejantanannya, menyisakan kekosongan untuk Renjun. Donghyuck menahan napasnya saat cairan putih itu ikut tumpah saat ia menarik keluar kejantanannya.

"Sekarang kau sudah resmi jadi ratuku." ujar Donghyuck. Renjun bergetar menatapnya dari bawah. Sepertinya, ia akan sanggup menyelesaikan naskah novelnya hari itu juga.

Renjun merentangkan tangannya ke arah Donghyuck. "Peluk aku." Donghyuck tersenyum gemas. Ia rengkuh tubuh lemas itu, mengecup pelipis ratunya penuh cinta.

"Kau tau aku masih mau mengisimu dengan spermaku. Aku ingin kau hamil anakku." Bisik Donghyuck di telinganya. Sejenak Renjun melupakan semuanya, ia melupakan pekerjaannya, teman, Jungwoo, dan juga ayahnya. Ia mendorong tubuh Donghyuck hingga ia duduk tepat di atas kejantanan suaminya itu. Ia memasukkan benda keras itu kembali ke dalam analnya. Mulai memantulkan tubuhnya di atas paha sang raja iblis itu.

Mereka merasakan surga duniawi saat itu selama berjam-jam. Dan Donghyuck mendengar dengan jelas perkataan Renjun setelah mereka selesai.

"Kau mungkin bukan guardian angel ku. Tapi kau adalah guardian demon ku."

Dan mereka saling mengatakan cinta setelahnya.




__

EH PLS KALO ANEH MAAF YA ini pertama kalinya gw bikin scene ngentuy

[✓] Guardian Demon | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang