Bab 1

6.2K 536 80
                                    

—Hoeekk, Hoeek

Beberapa kali dia menghela nafasnya setelah mencoba mengeluarkan isi perutnya. Hidungnya memerah di bagian ujung. Tiba-tiba saja seorang pria berkulit putih, manis itu muntah-muntah di kamar mandi. Penyebabnya belum diketahui karena baru bangun tidur dia sudah merasa mual.

Setelah dia merasa lebih tenang, dia berjalan ke kasur. Kepalanya yang pening pun dipijat agar lebih ringan.

"Huh" beberapa kali menghela napas.

Rasa mualnya kembali muncul. Karena tidak ada yang membantunya, dia memilih untuk menyiapkan kresek di samping tempat tidurnya. Jika sewaktu-waktu mual itu datang lagi.

"Aku kenapa?" eluhnya.

Masih pagi sekitar pukul lima waktu setempat. Matahari belum sepenuhnya muncul. Pria itu beranjak dari kasurnya. Berusaha berjalan tertatih keluar dari kamar. Sebisa mungkin perutnya dikencangkan untuk menekan mualnya. Sudah dua hari ini dia merasa tidak beres.

Xiao Zhan adalah nama pria itu. Pria berusia 27 tahun dan sekarang bekerja di salah satu perusahaan industri komunikasi. Dia sebagai salah satu mentor untuk para anggotanya. Namun semenjak menikah dia memutuskan untuk cuti beberapa bulan ke depan.

Sekarang Xiao Zhan berada di dapur untuk menyiapkan sarapannya. Seminggu yang lalu pasangannya yang juga seorang pria meninggalkannya di sebuah penthouse karena tanggung jawabnya sebagai salah satu pilot di sebuah maskapai penerbangan di china.

Xiao Zhan membuat pangsit kukus beberapa menit. Lalu membuat lagi menu yang lain. Semangkuk pastel isi telur dan wortel dengan mayones di dalamnya. Xiao Zhan membawa dua menu itu ke tempat makan.

Ketika ingin menyuap, ponsel di atas meja terdengar bunyinya. Xiao Zhan tidak kuat untuk menahan senyumnya. Itu pasangan hidupnya. Sudah  seminggu tidak bertemu langsung. Pria di seberang sangat sibuk dengan penerbangannya. Tapi Xiao Zhan paham itu tanggung jawabnya.

"Selamat pagi" sapa pria itu dengan menggigit pangsitnya.

Di depannya sudah jelas ada wajah sang suami.

"Selamat pagi." pria dengan kemeja putihnya tersenyum cerah.

Ah, Xiao Zhan menyukai senyum yang hanya diperlihatkan untuknya. "Kau mau berangkat?" Zhan mengunyah pastel sampai pipinya melembung. Meninggalkan rasa mualnya.

"Em. Bagaimana keadaanmu disana?"
Pria di seberang sangat penasaran dengan yang dilakukan Xiao Zhan. Pria itu berada di sebuah kamar dan duduk di kasur.

"Baik. Emm sedikit pusing. Tapi tidak masalah."

"Apa kau sakit? Sudah periksa?"

"Aku nanti akan periksa Wang Yibo. Tenang saja."

Mendengar perkataan Xiao Zhan membuat hati pria bernama Wang Yibo itu menghela napasnya meski tergurat rasa khawatir. Sudah jauh, tidak bisa membantu kebutuhan sang suami kecil.
"Jaga dirimu. Maafkan aku harus meninggalkanmu jauh"

"Hei. Kita sudah membicarakan ini beberapa kali. Aku tidak masalah. Selama kau bisa kupercaya."

Wang Yibo terharu mendengar perkataan suami kecilnya. Memang benar selama dia menjadi pilot disana banyak sekali godaan untuknya. Tidak memungkiri dia hampir ditarik oleh seseorang ke dalam jurang. Namun Yibo hanya memikirkan suami kecilnya.

"Terima kasih"

"Ya. Sudah sana bekerja. Cari uang banyak-banyak. Awas pulang tidak membawa cuan. Jangan masuk ke rumah."

Yibo terkekeh. "Ya aku tutup sekarang. Jaga dirimu baik-baik. Seminggu lagi aku pulang. Baibai. Aku mencintaimu."

Xiao Zhan merasa hangat, "Aku juga mencintaimu. Baibai."

✔. After Married : Safe Flight (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang