Bab 6

3.5K 347 65
                                    

Tepat 9 bulan perutnya sudah membesar Xiao Zhan mengelusnya dengan cinta. Gerakan anaknya cenderung tenang. Sepertinya dia tahu jika mamanya sedang berjuang sendirian. Iya, Wang Yibo ada tugas semalam jadi Zhan terburu-buru membuatkan bekal dan meladeni persiapan Yibo.

Awalnya Yibo ingin mengambilnya cuti tapi Zhan melarangnya. Dia tidak mau Yibo menghabiskan masa cutinya. Jadi Yibo tetap terbang.

Keesokan harinya Yibo pulang. Zhan membuka pintunya ada orang di sana. Suaminya kembali dari tugas. Seperti biasa ritual ciuman di tengah pintu pun terjadi. Lalu Yibo menggiring tubuh Zhan masuk. Yibo melepaskan ciumannya.

Cup

Satu kecupan lama di dahi Zhan diberikan. Yibo memeluk pinggang yang kini lebih menciut dan perut menonjolnya. Anaknya sebentar lagi keluar. Yibo tidak ada habisnya mengelus perut itu. Kadang menciuminya ketika si ibu tertidur.

"Bagaimana keadaan mu?"

"Baik. Oh ya dia sering menendang akhir-akhir ini."

"Berarti dia sehat. Terima kasih" pelipis Zhan dicium lagi. Zhan tahu kebiasaan Yibo adalah menciumi sekujur wajahnya. Entah itu gemas atau bagaimana Zhan tidak tahu. Intinya dia akan penuh dengan ciuman manis dari suaminya.

"Kau mau aku buatkan jus?"

"Boleh. Aku akan berganti baju"

"Em."

Zhan melangkah ke dapur. Ketika blander dibunyikan dia merasa perutnya melintir. Bagian bawah perutnya seperti ditusuk sampai ke dalam.

"Shh" Zhan meremas pinggiran meja dapur. Rasanya amat sakit.

Blander yang memutar isinya pun dimatikan. Xiao Zhan berkonsentrasi pada kontraksi di perutnya.

"Akh" Zhan memilih untuk duduk. Kata dokter sebelum mengalami persalinan dia akan mengalami kontraksi bohongan. Rasanya memang sakit tapi itu belum kontraksi sebenarnya.

"Hei. Ada apa?"

"Tadi perutku sakit."

Yibo lebih berdebar lagi. Apa suaminya akan melahirkan? "Dokter kemarin berkata apa tentang tanggalnya?"

"Seharusnya tanggal 21 agustus."

"Ah dua hari lagi. Kita ke rumah sakit sekarang. Aku tidak mau ada acara kau terjatuh atau hal yang membahayakan lainnya."

"tidak mau. Aku masih ingin di rumah."

"Jangan membantahku."

Zhan menunduk dan menggigit bibirnya. Dia tidak suka dibentak.

"Z-zhan.. Maaf." Yibo menggenggam erat kedua tangan Zhan di pangkuannya.

Zhan mengangguk "Tapi aku tidak mau ke rumah sakit. Takut"

"Baiklah besok saja. Please Zhan."

Zhan mengangguk patuh. Sudah saatnya dia bersiap melahirkan anak mereka. Meski ini pertama kalinya Zhan sangat antusias tapi juga merasa takut. Takit jika gagal membawa bayinya ke dunia. Ini adalah tugas terberat seorang ibu.

"Jangan takut. Aku akan menemanimu di dalam"

"Benarkah?"

"Ya"

"Janji?"

"Hn"

"Deal. Kau harus ada disana menemaniku"

"Iya"

Cup

Bibir mereka bertemu dan saling melumat. Xiao Zhan menerima ciuman dari Yibo. Sebagai gantinya lidahnya keluar agar Yibo bisa menyentuhnya. Kedua tangannya mengalung di leher Yibo. Tubuhnya sudah berganti di atas paha Yibo.

✔. After Married : Safe Flight (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang