Dia tahu beban seorang pilot itu sangat berat. Banyak nyawa bergantung padanya. Dia juga tahu setiap pekerjaan pasti ada resikonya. Maka dari itu dukungan dan doa wajib diberikan untuk suaminya. Xiao Zhan bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan untuk mereka.
Dua hari ke depan Wang Yibo mengambil cuti. Tapi bukan berati Xiao Zhan harus bersantai. Justru ketika suaminya di rumah dia lebih banyak melayani suaminya.
Pagi sekali Zhan membuka gorden, tampak fajar masih malu bertemu mata cantiknya. Sebelum rasa mualnya kambuh Xiao Zhan segera bergegas ke dapur. Tapi dia melipir dahulu ke tepi ranjang di sisi Wang Yibo.
Pria tampan itu masih tertidur pulas dibalik selimutnya. Ya, Zhan sangat mengapresiasi bagaimana Yibo bekerja. Sebagai hadiahnya Zhan mengecup dahinya.
Pekerjaannya yang lain adalah membawa baju Wang Yibo ke tempat mencuci. Setelah dia memasak rencananya akan dicuci. Seragam Wang Yibo tidak sembarang ketika mencuci. Zhan harus benar-benar ektra hati-hati.
Sarapan pagi ini adalah telur orak arik dan roti panggang. Zhan memecahkan telurnya di atas telfon. Dengan api sedang Zhan menumisnya dengan bawang putih. Zhan sangat hafal dengan cemilan Yibo satu ini.
Bunyi telpon digesek pun menjadi musik sendiri di dapur.
Seseorang menatapnya dari belakang, dia tersenyum melihat punggung suaminya. Tali apron putih itu melilit leher dan pinggangnya.
Xiao Zhan belum sadar jika Yibo disana, sebelum lengan kekar itu melintang di perutnya.
Greppp
Xiao Zhan terkejut karena Yibo tidak terdengar suaranya. Tiba-tiba langsung memeluknya. Tapi dengan senang hati Zhan mengusap kepala itu yang bertengger di bahunya.
"Bagaimana tidurmu?" tanya Zhan sambil mengangkat tlefonnya lalu menaruh isinya di piring.
"Nyenyak. Selamat pagi" Yibo mengecup pipi Zhan.
"Pagi" Zhan meraih piring sedikit kesusahan, "Bisakah kau melepaskan tanganmu?"
"Aku merindukanmu"
Pria itu semakin meneluspkan wajahnya di leher Zhan."Yibo, kau sudah memelukku semalaman." Jawab Zhan pasrah. Yibo terus menempel padanya. Seperti akan mati jika tidak bersentuhan dengannya. Xiao Zhan terusik akan hal itu dan acara memasaknya terganggu.
"Masih kurang." Yibo memeluk Zhan lebih erat.
"Ishh Yibo, ughh" Zhan mulai merasa mual.
Kata dokter itu morning sicknes. Itu wajar terjadi pada orang hamil. Tidak perduli dengan Yibo, Xiao Zhan mendorongnya lebih keras sampai Yibo mundur beberapa langkah.
—hooekk, hoeekk
Meski sudah muntah tapi tidak ada yang dikeluarkan. Rasanya mengganjal di tenggorokan. Xiao Zhan sulit bernapas karena perasaan tidak nyaman yang ditimbulkan dari morning sicknessnya. Walaupun namanya morning sickness tapi kejadiaanya tidak selalu di pagi hari kadang Zhan juga merasa pusing di siang hari.
"Zhan"
"Ughh" Zhan mengeluh. Hampir saja limbung jika tidak dipapah Yibo.
Sedangkan Yibo membantu Zhan duduk di meja makan. Siapa yang tidak khawatir ketika orang disayangi sedang sakit. Wang Yibo sejak tadi tidak berhenti mengelus tengkuk Zhan.
"Masih mual?"
"Masih"
—Hoooek
Wajah Zhan pun sampai memerah. Air matanya keluar saking sakitnya. Pusing di kepala pun ikut menyerang. Akibatnya tubuh menjadi lemas. Padahal pekerjaan masih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔. After Married : Safe Flight (PDF)
Ficção GeralPart lengkap di pdf ya man teman.😣🙈😍 Ada 37 Bab + Extra Sumary : Penerbangan aman dengan saling percaya dan selalu berdoa di belakang. Menjadi kuat dengan pribadi yang mandiri. pair : Yizhan Top : Yibo Bott : Zhan note It is not for homophobic...