Bab 4

3.5K 401 26
                                    

Ya dikit atuh masalah dalam rumah tangga..

Xiao Zhan terbangun di pagi hari. Ketika itu dia sadar jika dia sudah di tempat tidurnya. Namun dia tidak melihat ada Wang Yibo. Lagi-lagi dia menangis. Dia menyesal sekarang. Dia tidak akan melanggar aturan Wang Yibo lagi. Dia akan menurut pada Yibo. Asalkan Yibo tidak marah lagi dengannya.

Sedangkan Wang Yibo berada di bandara. Dia hanya mampir semalam ke penthousenya. Dia melihat Zhan meringkuk di sofa. Itu pasti menyakitkan jadi dia memindahkan suaminya ke kasur. Setelah mengambil baju seragam dan perengkapannya dia pergi lagi. Dia memilih menginap di parkiran bandara.

Mobil hitam BMWnya menjadi rumah kedua untuknya. Wang Yibo menghela nafasnya kasar di dalam mobil. Dia harus cepat menyingkirkan penyakitnya. Ini akan membahayakan dia jika terus stres. Tanggung jawabnya masih besar. Xiao Zhan membutuhkannya. Tapi dia juga kecewa karena aturannya dilanggar. Lebih dari dua bulan dia tidak tahu Zhan bekerja.

Segera dia keluar dan berjalan masuk ke area khusus untuk pilot. Beberapa rekannya juga sudah siap.

"Hei, wajahmu tampak tidak baik? Kau sakit?"
Tanya seorang pria hampir sama tingginya dengan Yibo, hanya lebih pendek.

"Tidak. Aku sehat"

"Kudengar suamimu hamil? Bagaimana keadaannya"

"Baik" Yibo sungguh sedang tidak mau membahas suaminya. Dia masih sakit hati dibohongi.

"Hm, tampaknya kau sedang ada masalah. Segera selesaikan tidak baik untuk kesehatanmu" Temannya itu berucap lalu menepuk bahu Wang Yibo. Setelah itu mereka masuk ke lorong dimana menuju ke kokpit.


Safe Flight

Dua hari ini Wang Yibo tidak pulang. Biasanya Zhan menerima chat atau panggilan tapi sampi siang itu dia tidak mendapatkannya. Sakit, tapi itu juga karena dia yang keras kepala. Anggap itu hukuman untuknya. Wajar Wang Yibo marah padanya.

Xiao Zhan terlalu malu untuk meminta maaf. Masalahnya sepele tetapi Wang Yibo sedang tidak baik. Mungkin itu yang membuatnya langsung meledak.

Sekitar jam 9 pagi Xiao Zhan meraih kunci mobilnya lalu pergi dari penthouse tanpa menyeka air matanya. Semua sudah disiapkan olehnya, berkas di dalam map coklat. Mobilnya dikendarai cepat. Dia akan berusaha menuruti semua keinginan Yibo.

Tepat di depan gedung tinggi HM Telkom, Xiao Zhan masuk terburu-buru. Sebelumnya dia menemui seseorang di lantai 13 untuk bertanya apakah presdirnya ada. Ternyata masih harus menunggu 1 jm lagi. Zhan menggigit bibirnya karena gugup dan takut.

Perutnya terasa bergejolak, sedikit mual tapi Zhan masih bisa menahannya. Seharusnya morning sicknessnya sudah berlalu tapi itu masih sering terjadi.

"Papa akan menuruti Daddy. Maaf ya sayang" Zhan mengelus perutnya. Gerakan bayinya memang lambat kadang akan terasa pukulan ringan di atas perut.

"Zhan, Presdir menunggumu di ruangannya"

Xiao Zhan yang mendengar sekretaris presdirnya memanggil Zhan meminta ijin untuk masuk ke dalam ruang tersebut. Tidak lupa juga Zhan berterima kasih.

Cklek

Zhan masuk ke dalam setelah mengetuk pintu tiga kali. Di dalam sudah ada presdir yang sibuk dengan tugasnya. Perlahan Xiao Zhan mendekatinya sampai di depan meja.

"Presdir Huang"

Pria berbadan besar dengan kumis tipisnya itu mendongak. Ketika tahu itu Xiao Zhan dia terkekeh. Sedikit terkejut karena Zhan jarang sekali masuk ke ruangannya. Pria itu berumur 50 tahun sudah beristri dan memiliki anak dan dia sudah mendapat cucu. Namanya Huang Ming Hao.

✔. After Married : Safe Flight (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang