Part 22
Space Between Us (1)
*Dont forget to tap the stars!*
Hari mulai semakin siang, kantor pun mulai semakin sepi mengingat besok adalah hari libur yang akan jadi long-weekend untuk orang-orang kantor. Beberapa sudah mulai pulang usai menyelesaikan tugas dan yang lainnya sedang mode kebut ataupun tim bawa-pulang-kerjaan untuk mendapatkan jam libur lebih panjang. Kinan dan Bienka salah satunya, tapi alih-alih menjadi tim bawa-pulang-kerjaan, mereka memilih tim santai. Sebagai anak magang, kesannya tidak baik juga kalau cepat-cepat pulang padahal supervisor mereka masih butuh bantuan.
Kali ini mereka bersantai di kafe perusahaan, menikmati istirahat makan siang yang terasa cukup lama untuk Kinan. Kinan menegak minumannya perlahan, berharap air limun dingin menyegarkan tenggorokannya yang sejak beberapa menit lalu gatal. Mulutnya sudah hampir memuntahkan beberapa pertanyaan yang kemungkinan besar Kinan tahu jawabannya, tapi karena kepalang penasaran. Kinan malah berkali-kali menelan dan memuntahkan pertanyaan tersebut di tenggorokannya.
"Lo kenapa deh?" Kinan mendongak mendengar teguran perempuan di depannya, harus tenang beo Kinan untuk dirinya sendiri. "Kenapa apanya?"
"Lo minum udah kayak orang tipes, lemes banget. Biasanya paling demen sama lemon tea kantin kantor," ujar perempuan itu sambil menyipitkan mata, membuat Kinan terbatuk karena tersedak, "Pelan-pelan, abis gua bilang gitu, langsung brutal nyeruput lo."
"Menghemat Bin, biar nggak cepet abis," kilah Kinan menghindari tatapan curiga Bienka.
"Orang tinggal refill doang?"
"Ya kan gua tau diri, masak sehari refill tiga kali."
Bienka memutar bola matanya malas, "Biasanya juga ada sepuluh kali lo refill di botol lo sendiri." Ejeknya. "Lo kenapa? Pasti ada masalah 'kan? Kenapa? Si Aldian?"
Mampus. Pikir Kinan, apa iya dia harus menceritakan semua yang Aldian katakan di telfon kemarin pada Bienka?
"Ki –"
"Anu –Adimas, apa kabar Bin?" Kinan dengan cepat memotong ucapan Bienka, membuat perempuan yang duduk di depannya seketika membuat tatapan bingung.
"Hah?"
Ucapan Kinan yang terkesan dadakan dan memotong pembicaraan Bienka sontak membuat cewek itu bingung, "Ya, sehat-sehat aja. Kenapa dah tiba-tiba?"
"Eng –Engga, abisnya adem ayem banget lu sama Dimas.."
Bienka melotot mendengar respon Kinan, "Lah, lu berharap gua sama Adimas ribut?" katanya terdengar sangsi. Kinan ikut membelalakkan mata, "YA ENGGA GITU, kan nanya doang.." jawabnya dengan suara kecil.
"Baik-baik aja kok, kemarin dia berangkat ke Yogyakarta buat magang. Kenapa?"
Kinan diam sebentar sebelum akhirnya tersenyum dan menggeleng, "Gapapa, minggu kemarin Aldian liat cowok mirip Adimas gitu di rumah sakit buat check up bulanan. Kalau sehat berarti bukan, salah liat kali ya? Heheh.."
"Iya kali salah liat, orang minggu kemarin dia bilang main sama Daniel kok.."
Kinan makin melebarkan senyum karena Bienka tidak curiga sama sekali pada akhirnya, "Iya kali ya, kasihan dia kayanya kebanyakan bikin sketch, burem matanya."
Bienka tersenyum, "Makanya sering diajakin main dong, jangan marahan mulu.."
"Duh, iyadeh, kata orang yang baru pacaran 4 bulan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia [Doyoung-Sejeong]
FanfictionPhilophobia (n)., a fear for falling in love or being in love with someone. ©Alicellion-2019