5. I've Never Believed in Love

137 30 18
                                    

Part 5

I've Never Believe In Love

Bienka tertawa sebentar lalu memalingkan wajahnya dan kembali menatap Adimas yang sedang tersenyum penuh makna. "Lo demam ya ?"katanya sambil mengambil dompet dan mengambil langkah. "Gue gak ngerti sama jalan pikir lo, mau gue lindes aja kepala lo saking gabutnya mikir begituan. Gue mau beli waffle, lu mau ga ?"

"Lu bayarin kan ?"

Plak !

"NGACA ANJING, HARUSNYA ELU SEBAGAI COWO BAYARIN !"

"Lah kemaren-kemaren gue tawarin lu buat jadi cewe gue malah dibilang kesurupan, gimana sih bin ?"

Bienka mengacak rambutnya frustasi, "Terserah Adimas, terserah. Menyesal gue ketemu elo disini. Udah suka nagih revisian, disini juga gak ada baiknya. BALIK AJA LO, GABUTUH GUE !"

"LAH, kan tadi Jun nitipin elo ke gue."katanya membuntuti Bienka, "Gue mau dong, vanilla isinya oreo."katanya di belakang Bienka.

"Elu yang bayarin kan dim?"

Adimas meringis kesal sebelum menyahut jawaban, "YAUDAH IYA, ITUNG –ITUNG RASA BERSALAH KARENA NAGIHIN ELO REVISI MULU."

"Ih yang ikhlas dong.."

"Ini ikhlas gue ya Bienka Arian."

"Wah lu apal nama gue, ih baik banget. Tambahin dong topping ice cream ya.."

"LAH APA HUBUNGANNYA !"

Mereka berdebat begitu saja sampai lupa mereka sedang tidak sendiri. Junaid yang melebarkan mulutnya bersama dengan Kinan, Priyas dan Aming. Di ikuti Viona yang berjinjit dibelakang Jeffry yang sedang terdiam kaku melihat Adimas dengan teriakan, 'Kenapa berhenti yang ? HeH kamu itu bongsor, aku gak keliatan si Dimas lagi ngapain !'

Pemandangan ini sangat jarang dilihat, baik dari pihak Junaid dan kawan –kawan maupun Jeffry dan lainnya.

Begitupun satu kelompok di seberang mereka, dimana salah satu laki –laki disana sedang menatap lurus penuh arti yang tak satupun tahu tentang arti pandangan tersebut, tepat pada Bienka yang tengah tertawa atas debatnya bersama Adimas.

Dia,

Keano Erlangga.

--

"Lo di petrus sama Adimas ya ?"cecar Jun setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"Kapan kalian deket ?"tambah Kinan.

"Jangan –jangan lo selama ini ketemu sama anak Kesek bahas Design itu Dimas ?"

"Lo pasti Cuma alesan kan kalo ketemu Dimas buat Revisian ?"

"Bi, lo jangan jadian dulu dong. Gue belom kelar nih mepetin Khaila.."

Bienka memasang wajah poker face sebagai jawaban atas segala pertanyaan dan keluh kesah temannya. "Banyak bacot banget sih kalian."

"BIENKA, KITA TUH KAGET !"

"KITA NIH PERHATIAN LOH, MELIHAT SEGALA COWOK YANG MAU PETRUS ELO. BIAR LO BAHAGIA DUNIA AKHERAT !"

"Yaelah, gue kan Cuma ngobrol biasa sama Dimas. Kayak elu sama Junaid gitu."

"TAPI BEDA FEELS TAUUUU."

Bienka menatap kedua temannya yang duduk di belakang bersama dengan masing –masing pasangannya, "Terserah."

"Emang Bienka udah move on dari Keano yang ?"

"AMING DIEM YA LO !"

Sedangkan di sisi lain Jeffry sibuk dengan pikirannya yang tadi, Adimas memang laki-laki yang easy going dengan siapa saja. Tapi kenapa rasanya, Adimas menatap Bienka berbeda tadi ?

Philophobia [Doyoung-Sejeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang