Jika napas ini habis • 33

1.9K 180 13
                                    

"Ingin tetap tinggal, tapi Tuhan ingin lekas menyuruhku pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ingin tetap tinggal, tapi Tuhan ingin lekas menyuruhku pulang."

—Mahen Guinandra

⚠️️ Baca part sebelumnya agar tidak lupa ⚠️

     Malam ini suasana sedang tegang, Kekhawatiran serta ketakutan seolah menyatu—membuat beberapa pasang manusia di sana terisak haru. Tangan yang bersatu, meremat di atas paha dengan bahu yang bergetar—seperti sebuah isyarat, jika hati mereka benar-benar di ambang kehancuran.

     Remaja lelaki yang berdiri di sana, sudah berkali-kali mengusap linangan air matanya yang sedari tadi enggan untuk berhenti. Di depannya, sudah ada sosok lelaki paruh baya—menatapnya dengan ekspresi terkejut.

     "Gimana bisa kamu ajak dia ke tempat seperti itu, Mahesa?" Jo melontarkan pertanyaan untuk pertama kali setelah beberapa menit ia hanya terdiam—menatap sang Anak. "Kamu tahu bukan kalau kembaran kamu lagi sakit?"

     "Maaf, Yah," cicit Mahesa dengan kepala tertunduk dalam.

     Jo tampak menghela napas panjang, lalu atensinya berpaling pada sosok gadis yang juga berdiri di samping Mahesa dengan kepala tertunduk.

     Lalu Jo kembali berkata, "Kalau terjadi apa-apa sama kembaran kamu gimana? Jangan menyepelekan sebuah penyakit, Mahesa."

     Mahesa hanya mampu terdiam, dirinya tahu jika apa yang ia perbuat salah besar. Tak seharusnya ia menuruti kemauan Mahen, seharusnya ia menolaknya dan lekas memaksa Mahen untuk pulang dan beristirahat. Dia terlalu bodoh menjaga kembarannya.

     "Mahesa minta maaf, Ayah. Maaf," ulang Mahesa yang tiada henti meminta maaf kepada sang Ayah.

     Meski demikian adanya jika Jo memanglah kecewa dan marah atas tindakan sembrono yang Mahesa lakukan, ia tak bisa sepenuhnya menyalahkan ataupun meluapkan kekesalannya pada Anak itu.

     "Renungi kesalahan kamu," tukas Jo tampak putus asa. "Ayah gak mau hal kayak gini terjadi lagi."

     Cklek

     Bersamaan dengan itu, Jo mengalihkan pandangannya saat telinganya mendengar sebuah pintu yang terbuka, buru-buru ia menghampiri sang Dokter—meninggalkan Mahesa dan gadis di sampingnya yang masih terdiam.

     Alya dan Jo menghampiri bersamaan, "Gimana keadaan Anak saya, Dok?" tanya Alya tak sabar dengan jejak air mata yang tertinggal.

     "Iya, Dok... Anak saya baik-baik saja, kan?" timpal Jo ikut merasakan kekhawatiran yang mendalam.

     Sang Dokter menghela napas panjang, melepas kaca mata yang bertengger di hidungnya lalu memasukkannya ke dalam kantong jasnya.

Jika Napas Ini Habis (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang