"Tuhan, apakah waktuku semakin habis?"
—Mahen Guinandra
⚠️ Italic - flashback ⚠️
⚠️ Baca dulu part sebelumnya biar tidak lupa ⚠️
"Mama sama Ayah, kira-kira mau mengabulkan permintaan Mahen, gak?"
Jo dan Alya tak lupa Mahesa yang sedang berkutat dengan laptopnya di ruang inap Mahen—seketika menolehkan kepala mereka secara bersamaan. Dengan dahi yang berkerut dalam, tentu hal itu membuat Mahen sendiri tertawa. Ia seperti sedang di interogasi.
"Permintaan apa lagi, sayang?" Alya pun akhirnya membuka suara, "Selagi Mama sama Ayah kamu mampu, akan di kabulkan," lanjutnya yang balas oleh anggukan kepala Jo, kecuali Mahesa.
"Mahen mau bagi-bagi makanan dan hadiah buat Anak-anak panti Asuhan."
Tutur kata yang Mahen lontarkan membuat mereka bertiga sontak terkejut. Seperti ada cubitan kecil di hati mereka. Dan seketika mereka sadar jika mereka jarang meluangkan waktu mereka untuk berbagi—bagi mereka yang begitu membutuhkan.
"Tumben?" tanya Mahesa.
"Iya, kok, tumben, Nak?" itu Jo.
Di tidurnya, Mahen mencoba untuk duduk dan menyandarkan punggung di kepala ranjang. Tatapan Mahen begitu teduh dan damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Napas Ini Habis (END) ✔
Novela Juvenil[COMPLETED] [BELUM DI REVISI] "Sesakit itu ya, Hen? Maaf gua gak bisa lakuin apa-apa saat lo kesakitan. Maafin gua, Hen." "Lo cari cewek sana, biar ada yang lo bucinin. Biar lo gak cuma fokus sama gua." Mereka kembar seiras. Saling menyayangi, sal...