Jika napas ini habis • 27

2.3K 203 13
                                    

"Pada akhirnya, semua akan kembali pada Tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pada akhirnya, semua akan kembali pada Tuhan. Tapi, bisakah aku meminta umur yang panjang? Aku ingin menikmati masa mudaku lebih lama lagi."

—Mahen Guinandra


^^Happy Reading^^

     Pagi ini Mahesa kembali menjalani rutinitasnya sebagai pelajar tanpa Mahen. Tumbangnya Mahen, seakan menjadi berita heboh. Dan bahkan berita itu sampai menyebar seantero sekolah. Seperti pagi tadi, banyak lontaran pertanyaan 'Mahesa Mahen gak apa-apa?' atau 'semoga kembaran Lo cepet sembuh, ya' ketika Mahesa memijakkan kaki di aula sekolah.

     Tak urung, sebagian kecil memang membuat Mahesa senang karena tak sedikit yang menaruh kepedulian pada kembarannya. Akan tetapi, sebagian hatinya juga masih di rundung kesedihan. Karena sampai ia berangkat ke sekolah tadi, seperti biasa—berpamitan, Mahen belum juga mau membuka mata.

     Hal itu membuat Mahesa seperti tak ada gairah untuk menjalani rutinitas harinya.

     Kini semua siswa-siswi kelasnya sudah memakai seragam olahraga mereka masing-masing. Dimana Praktek bermain Voly akan segera di mulai—semua sudah berkumpul di lapangan.

     Sembari menunggu guru datang, banyak dari mereka yang berbincang-bincang dengan teman sejawatnya. Berbeda dengan Mahesa, Anak itu lebih banyak diam—tak banyak bicara seperti biasanya.

"Gimana kabar Mahen, Sa?" Mahesa melirik sekilas dan ternyata itu adalah temannya.

Mahesa membuang napas sebelum benar-benar menjawab, "Dia masuk rumah sakit lagi. Dan belum bangun juga," jawabnya.

     Faros tahu jika sekarang Mahesa begitu tak bersemangat yang itu pasti ada kaitannya dengan Mahen.

"Mahen pasti sembuh." kata Faros menyemangati.

"Gua selalu minta itu sama Tuhan."

Faros menatap Mahesa sejenak, kemudian merangkul pundak Mahesa. "Gua cuman bisa bantu doa, Sa. Mau gimanapun juga lo berdua adalah temen gua. Kita harus lulus bareng, nanti."

     Mahesa tersenyum tipis, apa yang di katakan Faros benar. Mahesa ingin menikmati momen kelulusan SMA bersama teman-temannya dan juga Mahen. Lalu masuk ke perguruan tinggi—seperti yang mereka idam-idamkan, setelahnya bekerja dan... Menikah.  Mahesa ingin semua itu terlaksanan bersama dengan Mahen—sang kembaran.

"AWAS!"

BUGH!

     Kedua mata Mahesa langsung terpejam, kepalanya berkunang-kunang saat tiba-tiba sebuah bola voly mendarat tepat di wajahnya. Lalu, perlahan Mahesa membuka mata, semua nampak samar-samar dan berputar-putar.

Jika Napas Ini Habis (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang