Ceritamu tentang kau yang tak ingin menjadi bunga, yang selalu kau ulang pada kalimat "yang indah yang tercabut, begitu juga yang beracun", dan tak pernah aku tak bertanya "Lalu apa yang kau inginkan?"
Kau menjelaskan apa yang kau lalui, yang ingin kau lakukan, mimpi yang kau tahu tak akan pernah terjadi, mimpi yang kau pendam dari orang tuamu, dan mimpi semalam tentang kau menjadi bunga. Tak berarti aku mencemaskanmu bila kau pergi, membawa mimpi yang sudah kau bagi.
Dan di akhir kau berkata, "tapi bila inginmu aku menjadi bunga, ku harap itu edelweis. Bersamamu. Begitu saja. Mengetahui kau dalam keadaan baik dan aku diam untuk kau kagumi". Dan selamanya kau menjadi keabadian itu, ketika rindu yang biasa menjadi temu kini terbakar habis menjadi abu. Semua tentang bunga yang kau bualkan kembali ke tanah
Tak tumbuh lagi, tak berwujud lagi
Keabadianmu menetap di sini, bersamaku. Mimpi itu terngiang di kepalaku bersama menyebut namamu dalam malamku
Tak ada cemas ketika kau pergi, aku tahu ketika kau tinggalkan
setangkai bunga untuk ku buang dalam tanahmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Kita yang Kau Tinggal
PoetryMemberiku cukup waktu untuk menjelajah masa lalu yang pernah kau bilang tidak akan pernah menjadi masa lampau, hanya sebagai cerita saat melamun. - 3 Hari setelah Kau Pergi - Arang dan Tanah - Satu Perjalanan untuk Kembali **artwork from: h...