Satu Perjalanan untuk Kembali

8 0 0
                                    

Sudah seminggu Tio merencanakannya, namun seolah tidak ada yang sempurna ia selalu ragu untuk meledakkan keinginannya. "Keburu diambil orang" bisik Arhan yang membuat lamunan Tio berhenti saat memandang Resa.

Seandainya tidak diledek teman-temannya yang berupa 'Cie-cie' setiap mereka berbincang, mungkin Tio sudah mempunyai status sebagai pacar Resa sejak sebulan lalu. Ketika Tio bertanya apa keinginan Resa di umur barunya, ia menjawab hanya menginginkan seseorang yang juga menginginkannya. Tentu saja Tio tidak menganggap ini sebuah kode untuknya. Resa bukan hanya manis ketika tersenyum namun juga berani berkata manis padanya. Ini perintah, pikir Tio.

Namun pergantian status dari lajang itu tidak tertulis di garis tangannya. Resa merayakannya dengan teman dekatnya sehari penuh dengan jadwal padat. Yang Tio tahu, ini satu hari yang jarang bagi Resa menikmati sehari untuk dirinya sendiri. Ia selalu bekerja dan bekerja. Bahkan di tempat kerja mereka yang penuh target, Resa masih menjalankan freelance sebagai copywriter.

Tio selalu merasa spesial dalam hubungannya dengan Resa. Sesibuk apapun Resa, ia selalu memberi Tio respon. Tidak hanya respon, waktunya ia berikan untuk Tio. Dalam hubungan ini, Tio selalu merasa ada timbal baik, maka ia berpikir, "Resa orangnya".

Sepenggal Kita yang Kau TinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang