12

155 20 0
                                    

tik tik tik

Haechan menatap wajah Mark tak percaya. dirinya mencari kebohongan dalam manik lelaki kelahiran Kanada itu.

"come again?" tanyanya.

Haechan benci ketika ia mendengar suaranya tadi. he sounds so desperate.

"aku ga bisa main basket lagi chan. I'm badly injured. even if I got an operation, I can't play anymore"

jawab mark seraya tersenyum sedih. haechan masih ternganga.

"but sebentar lagi turnamen. the one you've been aiming since high school" katanya.

"I know that. but tidak bisa dipungkiri juga chan kalau aku ga akan ikut besok. I can't. it's for my own good"

"then what? you're going to pick a random ass person to cover your place? after that long time of practicing? that much practice just for nothing? just for some random extra take your position?" jawab haechan. suaranya makin meninggi.

Mark tidak langsung menjawab. haechan memang keras kepala. he know the fact that this will happen.

"I'm not going to choose a random person for my position. hell my position is too much to take in and master just for a few days. kamu benar, an extra can't just took my position for the tournament" mark menjawab. menatap haechan sekarang.

Haechan diam. ia menunggu mark untuk melanjutkan kata katanya.

"that's why I'm going to choose you to cover up my position. and your position will be taken by someone else. someone I know I can depend on"

mata haechan membulat dengan sempurna mendengar jawaban mark.

"ga bisa dong! I'm not trained for that position! and you know as well I need at least a month or two to even nailed my own position! kamu ga bisa tiba tiba pilih aku!"

"so, if you don't want it, I'll be choosing a random person. kamu sendiri bilang kalau kamu ga mau posisi aku diambil sama orang lain. that's why I choose you"

"still!"

"terus gimana? kamu paksa aku tetep main buat turnamen?"

Haechan terdiam. ia menatap kebawah. mencoba menghindari tatapan Mark kepadanya.

"come here"

Haechan mengangkat kepalanya. ia melihat mark menggerakkan tangannya.

"sini. duduk sini"

kata mark seraya menepuk sisi kosong diujung kasur pasien.

Haechan berjalan mendekati kasur itu dan duduk didekat mark. Mark menepuk kepala haechan pelan.

"it's an accident Chan. no one knows that this will happen. I don't even have a single idea that can't even play the sport I love with my whole damn heart again. I don't even have an idea that I can't play the sport that found me a soul mate"

telinga haechan sedikit memanas mendengarnya.

"mungkin, mungkin aja kalau ini memang bukan yang seharusnya aku lakuin. mungkin ini adalah kesempatan kamu untuk bisa main diposisi kapten lagi. sama seperti kita terakhir bermain"

"but you've been aiming for that tournament for years. you even told me that when you won, you will shove the medallion to my face"

Mark tertawa mendengar kalimat ancaman yang ia katakan pada haechan sewaktu mereka sma. kalimat itu menjadi kalimat yang membuat dirinya sangat ambisius dalam dunia basket.

"then why don't you play it for me? and if you won, then you can shove that medallion up in my face with your cocky face"

"hey!"

Haechan memukul lengan Mark sedikit kencang. lelaki yang ia pukul tertawa dengan lepas.

kemudian ruangan itu kembali sunyi. haechan sekarang menatap jemarinya yang sedari tadi bermain dengan kain kasur.

"aku pikir mungkin aku tidak akan bisa sebaik dirimu. but I will try. I will win that gold medallion"

"and shove it to my face"

"no, I will give it to you. to express my gratitude for a long time"

jawab haechan menatap wajah Mark. Mark terdiam melihat haechan. alis matanya naik satu.

"w-well, let's just say. Kau selalu menjadi motivasiku bermain basket" jawab haechan sambil mengelus tengkuk lehernya malu.

"aku bisa menjadi kapten semasa sma itu semua sebenarnya berkat dirimu. I observe how you play basketball. bahkan Aku pake beberapa gaya bermainmu yang kurasa sangat membantu. but ketika aku mendapat gelar kapten semasa sma, aku jadi lupa semua kalau yang sebenarnya mengajarkan dan memberikan motivasi bermain basket adalah kau. aku jadi sombong dan merasa kalau aku lebih baik darimu. and that's wrong"

Mark terdiam sambil melihat haechan yang menatap jarinya. kemudian tubuhnya didekap oleh lelaki tan yang baru saja menyatakan hal yang tak pernah ia tahu.

"terima kasih Mark. I know I can't do much, but I sure as hell will win that medallion for you"

jawab haechan seraya melepas dekapannya. wajahnya sumringah lebar hingga manik cokelatnya itu tak terlihat. Mark mau tak mau ikut tersenyum juga. ia merasa tersanjung setelah mengetahui kalau rival basket selama smanya itu ternyata termotivasi oleh dirinya.

"ha go on dude. I'm counting on you" jawab mark sambil mengelus kepala haechan.

over the ball | markhyuck✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang