Mark dan Haechan masih dalam perjalanan pulang. Awalnya Haechan meminta supaya dirinya menggunakan tongkat saja. Namun Mark menolak dengan alasan tongkat itu harus bayar terlebih dahulu.
Dan Haechan baru menyadarinya. Sehingga, Haechan masih betah berada di punggung Mark. Untung saja Mark kuat.
Tapi keduanya menjadi canggung sekarang. Mark berpikir untuk memulai percakapan mereka. Namun tidak ada topik yang bisa dibahas.
.
."Chan"
"apa?"
"kau cantik"
"apa?"
Haechan mendelik ke arah Mark ketika ia mendengar Mark memujinya. Ia tidak salah dengar kan?
"gue bilang, lu cantik"
Mark mengulangi kalimatnya sekali lagi. Ia melihat rona kemerahan dipipi lelaki itu yang merambat hingga ke daun telinganya. Wajah melongo Haechan juga menambah kadar keimutannya.
"kenapa lu bilang itu ke gue? "
"ya karena gue mau mengatakannya padamu bodoh"
jawab mark dengan santainya. Tolong selamatkan haechan sekarang. Tidakkah Mark tahu kelakuannya itu membuat Haechan mau pingsan saat itu juga? Mana ia baru saja diberikan suntikan sehingga ia menjadi lemas sekarang.
Ditambah Mark yang dengan tiba-tiba memujinya membuatnya lebih lemas dari latihan basket biasanya. Siapapun tolong dirinya sekarang!
"gue mau jujur sama lu Chan"
dan sekarang Mark berkata akan jujur padanya. Kenapa jantung Haechan berdebar-debar?
"jika gue bilang bahwa gue punya perasaan sama lu bagaimana?"
Haechan melongo mendengar perkataan Mark. Lelaki itu memiliki rasa pada dirinya? Mustahil. Pasti Mark hanya bercanda. Hanya dirinya yang memiliki perasaan ini. Bukan Mark.
"lu pasti bercanda"
"tidak"
KAMU SEDANG MEMBACA
over the ball | markhyuck✔️
FanfictionMark dan Haechan, sejoli yang terbentuk berkat bola oranye dan juga keadaan yang tidak berpihak pada keduanya. °Harsh word °Semi baku