Sekarang Haechan berlatih shooting lagi. Sepertinya sudah lama ia tidak mengasah bakat shootingnya itu. Dulu saat ia masih menjadi captain di Yeongsang, ia lebih sering digunakan untuk menghadang dan mengejar lawan.
Jarang ia digunakan untuk memasukkan bola ke dalam ring. Karena dulu Chenle adalah shooting guard dalam timnya. Dan ia lebih sering memberikan bola ke Chenle untuk dimasukkan kedalam ring.
Tapi, ia masih tetap bisa melakukan Shooting bagaimanapun itu. Ia tidak dipilih sebagai captain dengan mudah. Pastinya ia juga bisa melakukan Shooting.
Saat ini, ia mencoba untuk melakukan lay up shoot. Sudah ke berapa kali ia mencoba, namun masih saja gagal.
"sebaiknya lu mengerahkan semua tenagamu dikaki sebelum melakukan lay up"
Haechan mendengar suara Mark dari arah kamar mandi. Mengerahkan semua tenaga di kaki?
Pikirnya. Apakah ia belum mengerahkan semua tenanganya dari tadi?"ok"
Jawab Haechan sambil kembali ke titik dimana ia berdiri sebelum melakukan lay up.
Ya, sekarang Haechan mencoba untuk bisa mendengarkan Mark. Dengan begitu, mungkin ia bisa menjadi seorang shooter yang lebih baik. Ia tahu bahwa Mark merupakan seseorang yang dijuluki golden player.
Ia bisa melakukan shoot dengan baik. Bahkan ia bisa mengetahui teknik shoot yang akan Haechan lakukan tadi tanpa ia harus bertanya. apa salahnya mendapat kursus kecil ke ikan dari orang yang juga hebat?
Sedangkan Mark sendiri malah terkejut. Karena ini adalah kali pertama Haechan mau mendengarkan arahan Mark. Ia tidak tahu saja jika Haechan memang sedang melatih dirinya supaya bisa mendengarkan Mark.
Ia melihat Haechan mengambil langkah besar dan di langkah terakhir ia mengharapkan Haechan untuk lompat namun......
Bruk!
"aduh!"
"pftt-"
Kalian malu ga sih, udah susah-susah melakukan sesuatu yang diminta, eh malah gagal.
Haechan malu banget saat ini. Bukannya bisa melompat, ia malah terjatuh kedepan. Untungnya, ia masih bisa menahan tubuhnya menggunakan kedua lengannya.
Walaupun sekarang, lengannya sangat sakit, setidaknya ia bisa menyelamatkan wajah mulusnya.
"hey kenapa tertawa?! It hurts idiot"
Gerutu Haechan sambil terduduk. Ia mengelus lengannya yang serasa habis ditiban sebuah beton. Bukannya membantu, Mark malah tertawa. Bahkan sekarang ia masih menertawakan Haechan.
Ingin rasanya Haechan mendorong muka Mark ke lapangan.
"haha maaf-maaf. Seharusnya li bisa menahan sakit itu. Kan tubuh lu kecil"
Tolong sabarkan Haechan ya Tuhan....
"don't make fun of my body shit head! Just help me will you?"
Teriakan Haechan memenuhi lapangan itu. Tidak, Haechan tidak meminta Mark untuk membantunya berdiri. Ia meminta Mark membantunya untuk bisa melakukan lay up. Jangan pernah berpikir Mark akan membantunya. Karena keduanya memiliki ego setinggi langit yang akan sangat susah diruntuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
over the ball | markhyuck✔️
FanfictionMark dan Haechan, sejoli yang terbentuk berkat bola oranye dan juga keadaan yang tidak berpihak pada keduanya. °Harsh word °Semi baku