*part09*

1.2K 109 9
                                    

                           💚💚💚





Pagi yg cerah kembali datang, dipuncak tertinggi apartement mewah ini. Seperti biasa seorang pria mungil masih berkutat dengan kesibukanya, menyiapkan berbagai makanan di dapur untuk mengganjal perut pagi ini.

(Fyi) kesibukan si mungil itupun kini terasa lebih dari sebelumnya, apalagi setelah acara peresmian tempo hari dan dirinya yg kini sudah sah memegang tahta tertinggi di perusahaan milik kedua orang tuanya.

Dan semua kesibukannya inipun terhitung sudah berjalan hampir dua bulan lamannya, namun tentu saja semua kesibukannya ini pun tidak menjadi alasan untuknya mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Seperti apapun lelahnya ia tetap berusaha menjalankan keduanya dengan baik, dimana ketika di kantornya ia fokus pada pekerjaannya dan ketika ia di rumah ia fokus mengurusi suaminya.

Potret seorang istri yg baik dan bahagia.

Hah.. omong kosong!!!

Semua tentu hanya angan dan khayalanya saja, dan hanya ia pula yg menjalankan semua peran itu dengan baik, berbeda dengan sang suami yg tetap berbeda cara berpikirnya.

Bahkan pernikhan yg sudah berjalan selama 11 bulan ini tak ayalnya seperti sebuah permainan anak_anak saja. Dimana semua dibatasi tak ada hidup bersama dalam artian nyata. Bahkan hubungan keduanya yg sebelumnya sudah lebih baikpun kini kembali memiliki jarak karna kesibukan mereka.
Bagimana tidak, keduanya hanya bertemu ketika sarapan dan malam jika Jeno pulang tak terlalu larut.
...

"Renjunah "panggil Jeno saat pria tampan itu baru saja sampai dapur. Merasa heran tak mendapati renjun yg biasanya sudah duduk rapi untuk sarapan pagi ini. Dalam benak berpikir jika renjun pasti terlambat bangun lagi pagi ini.

Setelahnya tanpa membuang waktu iapun langsung dududk dan memulai sarapanya lebih dulu.
....

"Pagi hyung, aku kesiangan. Hahh" sapa renjun yg baru keluar dari dalam kamarnya. Tampak begitu tergesa, bahkan sembari membenarkan sabuk dan menenteng tas kerja juga jasnya. Benar_benar tampak berantakan membuat Jeno yg tengah asik menyantap sarapanya, sesaat berhenti dan menggelengkan kepala melihatnya.

"Sudah kukatakan jangan ambil lembur, biar aku membantumu" ujar jeno, sejenak menghentikan aktivitas sarapanya dan beralih menatap renjun yg masih repot berbenah tak jauh dari kursi makan yg didudukinya.

"Ani hyung, aku tak bisa terus bergantung padamu" tolak renjun halus, perlahan mulai duduk setelah selesai dengan kerepotanya.

"Sudahlah tak usah merasa seperti itu, bukankah kita teman." Sanggah Jeno dengan mulut yg sudah kembali penuh dengan makanan.

"Ne?" Tanya renjun seolah tak faham, Entahlah apa yg salah renjun seperti tak suka dengan ucapan Jeno barusan.

"Wae kau tak menganggapku temanmu? pantas saja kau sangsi dengan bantuanku" seru Jeno tampak kesal, dengan masih menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Ne .. kita teman, tapi tak apa hyung aku harus belajar lebih mandiri bukan. Tapi aku tetap berterimakasih untuk semuanya" balas renjun mencoba menarik sudut bibirnya, mencoba menetralkan kembali perasaanya yg tiba_tiba menjadi sedih.

Ya dia tak boleh serakah berharap lebih untuk hubunganya dengan Jeno, biarlah walau hanya menjadi teman selagi Jeno tetap bersikap baik padanya, tak seperti dahulu membenci dan memusuhinya itu sudah jauh lebih baik. Pikirnya menyemangati diri sendiri.

Hening ..

Setelahnya tak ada lagi percakapan, baik renjun maupun Jeno keduanya sama_sama fokus pada sarapan mereka. Hingga renjun yg kehilangan nafsu makanya, berpamitan lebih dulu .

Someday_ (noren version) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang