*part12*

1K 84 13
                                    

                               💚💚




("Setiap manusia terlahir dengan jalan takdir yg berbeda, jangan pernah iri dengan kebahagian yg orang lain miliki. Karna kelak kau juga akan mendapatkannya, jika kau bisa tetap bersabar, berusaha dan tetap berbuat baik terhadap sesama")

Sesaat bibir yg entah sejak kapan selalu terkatup rapat itu kini tersenyum tipis, saat si pemilik bibir ranum itu mengingat setiap nasihat yg selalu diucapkan wanita paruh baya yg selalu menjaganya dahulu kini terngiang kembali dalam benaknya. Biasanya disaat ia merasa putus asa menghadapi segala macam ujian dalam hidupmya seperti ini ahn ahjjumalah yg akan dengan senang hati merangkulnya, memluknya erat dan membisikan banyak kata penenang yg membuatnya bahagia.

Namun kini semua seolah hanya angan belaka, ia hanya bisa tertunduk sendiri. Di tempatnya kini ia benar-benar sebatang kara, berandai ia kembali ke rumahnya pun percuma. Sosok tegas itu Takan membiarkanya, dan akan tetap membiarkannya dalam kesendirian.

Seperti saat ini contohnya, hari berlalu semenjak ia kembali menyaksikan Jeno dan kekasihnya yg tengah berciuman, semenjak saat itu juga entah bagimana semua terasa semakin rumit.

Jeno yg tempo hari meminta maaf padanya saat dirinya baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya, renjun pikir itu adalah awal dimana hubungan mereka akan kembali membaik.
Namun semua mungkin hanya akan menjadi harapanya saja, atau memang semua takan pernah terjadi. Karna yg terjadi justru sebaliknya.
Hubungan keduanya kini justru terasa semakin jauh, renjun benar-benar tak bisa menjangkaunya.

Keadaan kini kembali seperti dahulu, keduanya hanya bertemu saat pagi dan malam. Sekarang Jeno bahkan tak pernah makan malam lagi di rumah, tapi walau begitu ia tetap bersyukur karna setidaknya Jeno masih mau memakan sarapan yg dibuatkannya. Semua yg ia buat setidaknya tak terbuang sia-sia.
..

"Injunah kajja kita makan siang"
Sapa pria manis kelahiran jeju itu akhirnya membuyarkan lamunannya, dengan cepat ia lempar senyum manis mengalihkan kekawatiran sang sahabat yg mungkin mengetahui aksi melamun panjangnya tadi.

"Ne Chan ah kajja" sahutnya, sembari bangkit dari kursi kebanggaanya dan melangkah pergi dari ruanganya, mencari tempat untuk makan siang mereka hari ini.
...

"Kau ingin makan apa hari ini?" Tanya haechan kembali, saat kedua nya kini sudah sampai di loby perusahaan.

"Aku sebenarnya tak merasa lapar, namun makan jjampong sepertinya enak." balas renjun menyahuti, sejenak berhenti dan tersenyum pada haechan yg kini menatapnya tak suka.

"Tumben sekali, biasanya kalo tidak hot pot pasti malatang."

"Entahlah, aku merasa ingin makan itu hari ini." Balas renjun seadanya.

"Hmm.. baiklah terserah kau saja, di sebrang sana ada kedai yg menjual jjampong juga. Kata anak-anak sini kedai itu cukup ramai dan enak kita coba dulu, kau mau tidak?"

"Yasudah kita coba saja"

Dan setelahnya keduanya langsung melangkah pergi menuju kedai yg dimaksud haechan tadi.

.......

'At kedai '

"Ini pesanan anda, selamat menikmati" sapa seorang pelayan setelah ia meletakan smua pesanan yg dipesan haechan dan renjun di meja.

"Terimakasih " balas renjun ramah, setelahnya langsung beralih menatap pesananya dengan mata berbinar dan mulai meracik bumbu sesuai seleranya. Mengabaikan haechan yg kini hanya diam menatapnya.

Jujur saja saat ini haechan seperti orang bingung, ia hanya diam memperhatikan apa yg renjun lakukan.
Dalam hatinya ia masih sangat yakin ia tak amnesia atau mungkin renjunlah yg saat ini tengah amnesia. Bagiamana ia bisa. Pikirnya tak percaya

Someday_ (noren version) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang