*part11*

1.2K 98 9
                                    

                                💚💚

Siangpun berganti malam, semburat warna orange di langit sudah beberapa jam berlalu berganti dengan pekatnya warna hitam khas malam.

Malam ini cuaca begitu cerah, rembulan bertengger indah di keliilingi ribuan bintang-bintang membuat malam  tampak semakin indah.

Namun indahnya malam seolah tak membuat sesosok pria tampan terkesan, tatapanya memang terarah pada kaca penghalang balkon yg menghadapkanya langsung dengan indahnya langit malam, namun pikiranya justru melanglang buana entah kemana.

Pria itu Jeno yg full hari liburnya ia habiskan di dalam kamar, sedari pagi setelah ia turun dari kamar berniat meminta maaf, dan menjelaskan semuanya pada renjun, Namun entah apa yg terjadi semua keberanianya itu justru sirna begitu saja, kala ia keluar dari kamarnya dan mengetahui jika pria mungil itu sudah tak ada di kamarnya.

Merenungkan dan memikirkan apa yg sudah ia perbuat, mengingat betapa brengseknya dirinya, yg dengan tega menggagahi pria polos itu dengan begitu kasar. Yg sudah ia pastikan menorehkan ketakutan yg besar untuknya.
namun terlepas dari itu semua, disisi malakat baik tentu ada malaikat jahat pula. Membisikannya bebagai hasutan  bahwasanya ia juga berhak atas apa yg ia lakukan, mengingat renjun adalah istrinya yg berhak ia miliki seutuhnya.

Pikiran pria tampan itu kini seolah  tengah berperang batin, antara penyesalan dan hak yg ia pikirkan. Hingga tanpa sadar ia mulai melupakan tentang orientasi seksualnya yg selama ini ia junjung tinggi.
Entah sudah berapa banyak helaan nafas berat yg keluar dari mulutnya hingga saat ini, ia tak bisa berbohong jika ia benar-benar menyesal. Dibalik itu semua rasa khawatir pun justru  lebih mendominasi. Memikirkan bagaimana keadaan pria mungil itu saat ini.
...

Beberapa saat berlalu, kdmbali ianlirik jam dinding yg kini sudah menunjukan waktu pukul 7 malam, tak ada tanda-tanda orang yg dipikirkanya datang. Perlahan Ia bangkit dari duduknya, di sopa mahal yg tepat mengarah ke arah balkon kamarnya, mengambil ponselnya yg tergeletak di atas nakas, dan mulai menelfon orang yg ia ingat pasti tengah bersamanya.

Bodoh, ia merutuki kebodohanya itu kenapa ia tak berpikir dari tadi, entahlah mungkin karna kekawatiran nya yg membuat otak cerdasnya seketika menjadi bodoh.

...

beberapa saat menunggu, panggilan pun akhirnya diterima.

"Yeoboseo tuan" sapa pria di sebrang sana

"Hmm.. kalian dimana?" Tanya nya langsung, mengabaikan saapaan orang itu, dengan nada setenang mungkin dan seperti biasa dengan nada dingin, dan angkuhnya.

Sengaja pula menggunakan kata (kalian) seolah mengetahui pemuda itu tengah bersama seseorang yg ia pikirkan sedari tadi.

"Maaf tuan, kami sedang di busan tuan" jelas orang itu yg tak lain adalah felix penjaga baru orang yg sedari pagi ini ia pikirkan.

Dan see.. inilah yg ia nanti, dimana ia akhirnya mengetahui dimana mereka kini berada. Dan membuatnya sesaat merasa lega, itu berarti sosok itu baik-baik saja.

Namun tunggu? Sesuatu kembali mengganggu pikirannya, pertanyaannya, untuk apa mereka berada di busan? Pikirnya begitu penasaran.

"Sedang apa kalian disana? "

"Tuan renjun meminta saya mengantarnya kerumah penjaga lamanya yg bernama Lee hyunjin tuan" jelas penjaga baru itu seadanya. Yg membuat amarah Jeno memuncak  seketika.

"Cepat bawa ia kembali sekarang juga" sentak Jeno penuh amarah. mendengar nama hyunjin membuat semua kekesalanya seolah mencuat kembali. Ia bahkan tak sadar berbicara kepada Felix dengan kata-kata yg begitu tajam.

Someday_ (noren version) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang