Enjoy it~
30 februari
09.20 pmPantulan sinar bulan tercetak jelas, menggantung rendah seakan siapapun akan dengan mudah mengambilnya. Berbicara tentang bulan, Frada jadi teringat ucapan kakak perempuannya tempo hari "kau terlalu fokus mencari satu bulan tanpa menghiraukan beribu bintang untukmu" kata katanya sangat umum tapi berhasil membuat frada berpikir hingga sekarang.
Waktu itu ketika Celine menelfon frada, hanya ingin memastikan apakah adik bungsunya baik baik saja disana dengan dua anak yang ia urus?. Menawarkan berbagai macam barang atau bahkan tempat rekomendasi untuk memudahkannya hidup di Big Apple.
"Mbak gausah terlalu berlebihan, fra baik baik aja" kala itu frada sedikit kesal karena masih dianggap wanita yang minim sosial oleh keluarganya.
"Mbak cuma khawatir" selalu saja begitu kata akhir yang keluar dari mulut celine.
"Mulai sekarang. Jangan transfer uang di rekening frada lagi ya. Bukan hanya untuk mbak, tapi juga untuk semua. Frada udah bisa kerja sendiri, frada udah mandiri, kalaupun untuk biaya Calvin dan Vie juga masih banyak dari perusahaan mas hermes. Frada gak mau ngerepotin semuanya" Final frada langsung mematikan sambungannya.
udara dingin semilir menerpa wajahnya dari jendela yang dibiarkan terbuka. Dari tempat dirinya duduk frada bisa merasakan hiruk pikuk kota yang tak pernah tidur ini.
Frada mengecek ponselnya, tanggal 30 februari. Biasanya para kakaknya serentak mengirim beberapa uang saku untuknya ketika akan pergantian bulan. Tapi kali ini tidak ada notif mobile banking satupun.
Dalam hati sedikit bangga karena sudah berani memulai mengepakkan sayap sendiri untuk tidak selalu bergantung pada kakak kakaknya.
Agaknya dia sedikit trauma jika menggantungkan hidup kepada manusia.
"Amaa"
Frada melihat eksistensi anak sulungnya yang menyembul di balik pintu kamar. Memang kamarnya tidak pernah ia kunci semenjak Calvin dan Vie tinggal dengannya, berjaga sewaktu waktu mereka butuh frada ditengah malam.Calvin menghampiri Frada yang duduk di sofa pojok ruangan, "waah" gumam Calvin kagum ketika anak itu melihat jendela kaca besar yang menampilkan pemandangan kota.
"Bagus?" Tanya frada sambil terkekeh gemas melihat ekspresi wajah Calvin. "Kakak ngapain kesini? Adik sudah tidur?"
"Vie sudah nyenyak, tapi aku belom bisa tidur" cicit calvin, frada mengangguk paham. Membawa tubuh calvin untuk duduk di space kecil di antara kedua kakinya.
"Ama, umurku sudah 7 tahun" frada hanya menggumam pelan, sepertinya calvin akan melanjutkan ucapannya.
Sambil membelai rambut anaknya, frada mengendusnya beberapa kali membuat aroma lembut dari shampo calvin menyeruak bebas. "Mulai kapan aku sekolah lagi ama?"
Frada terdiam sebentar, sebenarnya hal itu juga sudah dipikirkannya matang matang. Tapi frada agaknya tidak menyangka calvin akan bertanya tentang hal ini.
"Oke ama akan jelaskan, sebentar" ucapnya sambil membenahi posisi duduk Calvin yang sekarang beralih dipangku dengan tubuh yang berhadapan.
"Sekarang masih musim dingin, biasanya sekolah akan memulai periode ajaran baru ketika musim gugur. Mungkim sekitar bulan Agustus atau September. Jadi... Calvin belajar bahasa dulu ya sampai jago sambil menunggu ajaran baru datang, okey sayang?"
Calvin mengangguk senang, dulu waktu di indonesia dia sudah merasakan 6 bulan sekolah di SD nya. Sebelum berakhir harus pindah di New York bersama adik bungsu papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia🍃
FanfictionMetanoia (n.) the journey of changing one's mind, heart, self, or way of life Tentang perjuangan frada yang harus merawat dua keponakannya di negara orang, di umur yang masih muda, membagi waktu kuliah dan kerjanya, memahami sikap parenting yang me...