10. Past

21 6 1
                                    

~enjoy it

Udara sejuk membuat mata enggan terbuka dan memilih terlelap dengan kesadaran yang diambang mimpi. Aillard Nicholas tentu tidak mau membuang tidur paginya begitu saja, tengkurap dengan selimut yang menjuntai kebawah.

Posisi nyamannya mulai terganggu dengan suara ponsel yang begitu nyaring, "bangun sialan!!" Sapa tak mengenakkan diseberang sana, aillard melihat nama yang tertera. "Shit!" Umpatnya dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul.

"Gue tau siapa cewek itu!!" sedetik kemudian aillard dengan sigap terduduk dengan binar wajah yang tersenyum puas. "Cafe biasa, sejam lagi, jika telat! Gak akan gue serahin map ini!" Dengan semangat aillard membanting ponselnya ke kasur dan masuk ke kamar mandi.

"Ama bukan mamaku kandung, ama hanya merawatku uncle"

Dimulai ketika ucapan Calvin selalu memenuhi pikirannya—waktu itu ketika Calvin tidak sengaja bertemu dengannya di daycare tempatnya melakukan percobaan proyek baru. Aillard langsung meminta manager tersayangnya untuk mencari tahu siapakah frada athariz itu. Cinta pada pandangan pertama? terdengar sangat klise, tapi memang begitu adanya.

Hanya membutuhkan 15 menit aillard sudah berpakaian rapi dengan kunci mobil yang ia mainkan ditangan, Berjalan sambil bersenandung lagu random. Memang aillard membawa mobilnya untuk bekerja selama tiga bulan kedepan di kota ini, tentu saja mobil paten untuk dirinya disini.

Aillard  mengendarai mobil dengan kecepatan penuh, beruntung sekali sudah memasuki jam kerja. Jalanan sangat lenggang, hanya beberapa orang yang memilih berjalan kaki sambil menikmati terik hangat sang surya.

"Mana?!" Sewot aillard yang baru saja duduk dengan tatapan nyengir. "Sialan! Setidaknya lo harus say hallo dulu ke gue njing!" Ucap cowok yang sudah aillard anggap sebagai kakaknya sendiri. Zeef Andrea— Sekertaris, teman, sahabat, kakak, bahkan babu untuk seorang aillard nicholas.

"Manager ngirimin ini tadi malam" ucap zeef dengan menyerahkan amplop coklat didepannya. "How?" Aillard hanya mengerutkan dahi, tak mengindahkan pertanyaan dari zeef.

Sedikit lama untuk otak aillard mencerna deretan kata yang tertera dibeberapa lembar kertas itu. "Are you surprised?" Kekehan dari zeef membuat aillard sedikit kesal.

"Gue baru tau kalau Miranda punya adik semanis ini" ucap aillard kembali memasukkan kertas kertas itu kedalam mapnya.

"Memang ya, lo tuh gak punya sopan santun sekali!" Tegur zeef karena aillard memanggil nama wanita itu tanpa ada embel embel apapun didepannya. "Kenapa? Gue gak salah kan?, seharusnya memang seperti itu" zeef hanya terkekeh.

Tinggal dan hidup dengan aillard sedari kecil membuatnya jauh lebih paham tentang apa yang cowok itu rasakan daripada siapapun. "So? Lo akan bertindak seperti apa?" Aillard menggeleng lemah, tubuhnya benar benar seperti kehilangan energi.

"Bukannya Kedua pasangan itu udah tiada? Apa salahnya mencoba memperbaiki" ucapan zeef memang benar, tidak ada yang harus dikhawatirkan disini. Hubungannya dengan Miranda bukankah sudah usai?

"Gue cuma sedikit malu jika harus bersama adik dari orang yang selalu gue anggap musuh. Ternyata karma datang secepat ini ke gue" aillard menghela napas panjang, seakan akan ada sesuatu yang baru saja mengenai tubuhya. Sangat berat, sesak dan menghawatirkan.

"Saya tidak menerima apapun dari anda! Saingan tetaplah saingan nyonya!!" Teriak aillard dengan begitu keras ketika miranda datang dengan membawa makanan dari tempatnya.

"Aillard, kita bukan saingan! Bahkan aku dengan senang hati menginginkan bisnis kita mengadakan collaboration" aillard hanya menatap sinis

"jangan pernah mengharapkan itu nyonya!"
"Oke maafkan aku, setidaknya aku sudah berusaha memperbaiki hubungan kotor kita. Sekali lagi maafkan aku, ini terakhir kalinya aku muncul disini aku janji"

Jika aillard tau ucapan terakhir dari miranda kala itu adalah benar benar yang keterakhir kalinya. Mungkin aillard akan sedikit melunak dengan perlahannya.

"Aishhh!!! Bodoh sekaliii!!" Pekik aillard dengan menjambak rambutnya sendiri.

"Memang lo tuh bodoh banget" tukas zeef dengan santai.

"Bahkan gue gak tau jika miranda menginginkan bisnis kita digabungkan karena dia gak akan bisa mengelolanya lagi, aisshh sialan kenapa gue sejahat itu?!" Kesal aillard dengan dirinya sendiri.

"Pikirkan yang terbaik dan jangan menggebu untuk memulai sesuatu. Lard, sorry gue harus pulang" zeef berlalu begitu saja, meninggalkan aillard yang masih mematung memikirkan nasib hatinya.

Hubungannya dengan Miranda bermula dari seorang Senior dengan Junior kesayangan. Miranda Pearson dan Aillard Nicholas, memiliki banyak kesamaan hingga pemikiran. Bahkan meski Aillard tidak ada kelaspun dengan senang hati dia akan mengantar Miranda pergi ke kampusnya. Rasa sayang mereka terlalu kental hingga sulit membedakan itu perasaan sayang sebagai saudara ataukah orang spesial.

Meskipun terpaut enam tahun jarak usia mereka, aillard tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Bahkan wajah Miranda masih teringat jelas dipikirannya, tidak ada sekalipun titik tua yang menghiasi.

"Minggu depan gue nikah lard"
"Terserah"
"Hey gue hanya menikah, bukan pergi dari dunia"
"Kalau gue nya cinta ke lo gimana?"
"Pertanyaan konyol apaan ini? Kita beda aillard, lo masih terlalu dini buat gue"

Sejak percakapan tujuh tahun yang lalu, seakan aillard benar benar berubah memperlakukan miranda. Tidak ada lagi sapaan hangat dan senyuman jenaka yang terpatri.

Label Saingan bisnis benar benar dilekatkan aillard untuk diri miranda, bagi aillard itu satu satunya alternatif untuk dirinya menjauh.

"Dari semua manusia di bumi, kenapa harus ada hubungannya dengan Miranda lagi sih?!" Sungguh kepalamya sangat pusing sekarang, niat awal ingin mengetahui bagaimana kehidupan asli frada malah menjadikan dirinya mengingat masa lalu itu.

"Sialan!"

<3

Tbc.

Gatau masih ada yang nungguin up atau nggak.
HAPPY ENJOY THIS STORY, ini bakal ada sequelnya sih kalo udah end.

Metanoia🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang