7. Ketaksaan dia

28 8 0
                                    

Enjoy it~

Suasana langit merah jambu yang tampil merona disepanjang jalan battery park membuat siapa saja betah untuk menikmati sang surya terbenam.

"Bukan yang ini" pekik Vie lucu, Calvin yang menyodorkan susu kotak mendengus kesal. Menarik lagi uluran tangannya, kalau saja adiknya tidak sedang sakit mana mau Calvin mengantri jauh jauh dan berakhir salah membelikan pesanan Vie.

"Yaudah sih, orang sama aja" ucap Calvin hendak meminum susu kotak yang tadi salah ia beli. "Ih kakak kok diminum sih" kesal Vie sambil melipat tangannya lucu, memalingkan wajah dengan bibir yang dimajukan beberapa centi.

Padahal kan ia ingin kakaknya mengembalikan susu kotak rasa coklat itu untuk ditukar dengan susu vanilla yang ia inginkan. Tapi apa yang bisa diharapkan dari seorang Calvin?

"Ama udah beli tuh"  tunjuk Calvin pada frada yang berjalan menghampiri mereka.

Bagaimana bisa mereka berada di battery park? Jadi gini ceritanya. Vie tak sengaja melihat foto frada yang berdiri di tepi sungai hudson dengan sunset yang sangat cantik menjadi backroudnya. Dan entah kenapa anak itu menggebu ingin sekali mengunjungi taman itu sore ini.

Berakhir Calvin juga harus ikut menemaninya ketika pulang dari les bahasa. "Itu bibirnya mau dikuncir?" perkataan frada barusan berhasil membuat vie semakin kesal.

"Sudahlah, jangan marah marah ini ama sudah belikan, katanya tadi gak mau?" Ucap frada memengusak rambuk vie gemas. Tangannya mengulurkan susu kotak yang Vie maksud.

Memang seperti itu Louis Vie Tanggara jika sakit, sangat manja dan merepotkan. Semua permintaannya harus terpenuhi, "dasar bocah" celetuk Calvin.

Frada mengisyaratkan kepada Calvin untuk diam saja daripada beruang kecil itu mengamuk lagi. "Kakak jahat sekali" kesal Vie sambil memeluk frada, bibirnya masih saja menggerutu tentang tingkah kakaknya itu.

"Sudah selesai ya? Ayo pulang" ajak frada karena memang mereka sudah dua jam berada di taman ini. Bahkan galeri ponsel frada sudah dipenuhi oleh wajah kedua anaknya.

"Huum, tapi ama-" vie tak melanjutkan ucapannya, frada tau jika seperti ini anak itu sedang menginginkan sesuatu. "Apalagi bocah?" Ini suara Calvin yang terdengar.

"Vie mau makan steak buatan ama" bocah kecil itu menampilkan wajah yang semelas mungkin untuk mengelabuhi amanya. Frada hanya terkekeh, mengajak keduanya untuk berjalan ke arah halte bus.

"Oke, berarti mampir di supermarket dulu ya? Daging dikulkas sudah habis" ucap frada dan hanya diangguki oleh keduanya, calvin sudah malas jika melihat adiknya manja seperti ini.

Selama perjalananpun Calvin banyak diam, tak menghiraukan cerewetnya Vie yang sebenarnya itu ditujukan untuknya.

"Kakak tuh jangan kayak gitu!"
"Capek tau vie selalu dicuekin, jangan marah marah terus. Makanya gak ada yang mau temenan sama kakak di kelas. Untung aku gak sekelas sama kakak. Nanti bakal kesepian" omel vie layaknya orang tua.

Frada yang mendengar ucapan Vie tak bisa menahan tawanya. "Tuh kak, jangan kayak gitu sama adiknya. Kalau sama ama aja manja sekali" Calvin hanya mengangguk, tanpa mau beradu mulut. Untung Adiknya itu masih sakit, kalau diajak berargumen nanti makin sakit kepala. Jadi Ingetin Calvin buat ngajak debat Vie ketika anak itu sudah sembuh.

Sesampainya di supermarket, Frada sudah mewanti wanti kepada keduanya agar tidak sembarangan mengambil apapun dan tidak pergi kemanapun sendirian.

"Ama mau itu" Calvin menunjuk buah yang sangat khas di indonesia. "Semangka?" Tanya frada sambil terkekeh pelan, Calvin mengangguk sambil nyengir malu. Ternyata Tidak berubah sama sekali, Si sulungnya masih menggemari buah semangka sejak kecil.

Metanoia🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang