Welcome, Paris 2: Can't Take My Eyes Off You

19 5 0
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore. Cherry sedang duduk di teras depan. Chu, wanita itu sampai sekarang belum kembali dari kerjanya.

Demi mengusir rasa bosannya, Cherry memainkan ponselnya. Membuka Instagram, mengecek pesan masuk.

Benar saja, ada sebuah pesan disana. Dari mamanya.

Sayang??? Anak mama pergi kemana? Apa mama bersalah pada Cherry?

Kembalilah nak. Mama mohon. Papamu juga mencarimu kemana-mana.

Apa kami berdua menyakiti hatimu?

Cherry memutar bola matanya malas. Dia hanya membaca pesan itu, tanpa berniat sedikitpun untuk membalasnya.

Lihatlah!

Bahkan dari pesan yang mamanya kirim, mereka sama sekali tidak menyadari kesalahan mereka. Justru, mereka malah bertanya tentang itu pada orang yang mereka sakiti.

Ting!

Satu pesan masuk lagi, dari mama.

Asahi bahkan terluka di malam itu. Entah sekarang keadaannya sudah pulih atau belum.

Asahi?

Terluka?

Pikiran Cherry melayang tidak karuan. Apa yang terjadi pada pria itu? Bukannya dia baik-baik saja?

Bahkan beberapa waktu lalu ia sempat menelepon Cherry dan membantunya.

Rasa penasaran wanita itu tidak dapat terbendung lagi. Segera ia mengetikkan sebuah nama di layar ponselnya. Namun, belum sempat ia menemukan kontak Asahi, suara tak asing menyapa indera pendengarannya.

"Hai. Apa yang kau lakukan disini?" Chuu muncul di hadapannya, baru saja pulang dari kerjanya.

"Entahlah... Aku hanya bosan jika berada di dalam." Jawab Cherry.

"Ah begitu. Bagaimana jika kita pergi sekarang? Kebetulan juga kau sudah siap, kan?" Tawar Chuu, Cherry mengangguk setuju.

"Baiklah! Ayo bawa aku berkeliling Paris!" Ujar Cherry senang.

"Kau terlihat bersemangat sekali. Ayo pergi!"

Chuu berbalik kembali ke mobilnya yang terparkir di depan, disusul oleh Cherry. Mobil yang mereka kendarai pun melaju, bersiap menyusuri Kota Paris di sore itu.

"Ada banyak tempat menyenangkan disini. Tapi kurasa, kita harus memperhatikan kebutuhanmu dulu. Jadi kita akan ke pusat belanja, tidak masalah kan?" Tanya Chuu.

"Kemana saja, aku akan ikut denganmu." Jawab Cherry.

Chuu mengangguk paham. Kemudian tangan kecilnya memutar music player yang ada di mobilnya. Chill music menambah kesan santai di perjalanan mereka sore itu.

You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you
You'd be like Heaven to touch
I wanna hold you so much
At long last, love has arrived
And I thank God I'm alive
You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you

Pardon the way that I stare
There's nothin' else to compare
The sight of you leaves me weak
There are no words left to speak
But if you feel like I feel
Please let me know that it's real
You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you

I love you, baby
And if it's quite alright
I need you, baby
To warm the lonely night
I love you, baby
Trust in me when I say
Oh, pretty baby
Don't bring me down, I pray
Oh, pretty baby
Now that I've found you, stay
And let me love you, baby
Let me love you

***

Matahari telah menutup matanya dan beristirahat hari ini. Berganti dengan sinar bulan dan bintang, melukis langit dengan begitu indahnya.

Kedua wanita Korea itu sudah selesai berbelanja. Sekarang, mereka berada di kawasan yang tak jauh dari Menara Eiffel setelah memarkirkan mobil di area khusus parkir.

"Aku tidak pernah menyangka Paris seindah ini." Ucap Cherry, Chuu tersenyum karena ucapannya itu.

"Ya, beginilah Paris. Kau akan dibuatnya nyaman dan tak ingin kembali ke kampung halamanmu." Balas Chuu.

"Oya, dari yang aku tahu dari internet, di sekitar sini sering ada live music ya? Apakah itu benar?" Tanya si wanita bermarga Choi itu.

Chuu mengangguk, "Itu benar. Tapi bukan live music besar, bukan penyanyi maksudku. Mereka adalah pengamen yang biasanya mencari uang di sekitar sini." Jelas Chuu.

"Meskipun begitu, mereka terlihat sangat keren. Seperti penyanyi aslinya. Kau ingin melihatnya?" Lanjutnya.

"Kenapa tidak? Aku jadi penasaran!"

"Ayo!"

Chuu memegang tangan Cherry untuk mengajaknya kesana. Benar saja, ada banyak orang yang mengerumuni kelompok pengamen itu. Keduanya berusaha menerobos barisan paling depan, agar dapat melihatnya secara langsung.

Ada tiga orang pria disana. Dua orang memainkan gitar, dan yang satu lainnya adalah seorang vokalis.

"Apa mereka seperti kita?" Cherry berbicara tepat di dekat telinga Chuu, karena situasi disana terlalu ramai.

"Setahuku sih, begitu. Lihat saja dari penampilan mereka."

Cherry mengangguk mengerti. Detik selanjutnya, manik wanita itu tidak lepas dari sosok vokalis yang sedang menyanyikan sebuah lagu.

Lagu yang dia dengarkan saat di mobil tadi sore.

Pria itu terlihat menakjubkan di mata Cherry. Auranya begitu kuat, membuat Cherry enggan melepaskan pandangan darinya.

Saat itu pulalah lagu tersebut menjadi favorit Cherry, serta suara pria tadi yang telah menjadi candu baginya.

-to be continued-

A BEAUTIFUL GOODBYE, ISN'T IT? (Bang Yedam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang