Malam kedua...
Cherry kembali ke tempat yang sama. Dia membujuk Chuu mati-matian, agar bisa melihat lagi pemuda pengamen itu. Oya, ingatkan hubungannya dengan Chuu masih canggung. Hanya saja, dia harus mengubur rasa canggungnya agar bisa ke tempat yang sama.
"Kumohon Chuu, aku sangat bosan berada di rumah seharian..." rengek Cherry tidak tahu malu, sedetik setelah Chuu baru menginjakkan kakinya di teras rumah.
"Ah baiklah. Akan kuantarkan kau kesana, yah? Bagaimana jika setelah makan malam?"
Cherry mengangguk kesenangan. Wajah cantiknya dipenuhi senyum yang sumringah sore itu. Dalam hatinya berharap semoga ia bisa bertemu lagi dengannya.
Entah kenapa, setelah melihatnya kemarin malam membuat Cherry susah tidur. Wajah lelaki itu terus memenuhi pikirannya.
Dan disini mereka berakhir. Sudah satu jam lebih Cherry menunggu, di tempat yang sama. Namun, lelaki yang ia ingin lihat, tidak kunjung muncul.
Melainkan orang lain yang berada disana.
Chuu sudah mengingatkannya, kalau setiap malam festival kecil itu diisi oleh orang atau grup yang berbeda. Yang berarti, tidak setiap malam diisi oleh pria yang Cherry masuk.
Cherry tetap keras kepala. Menunggu kelompok yang sekarang pergi, dan masih pada harapannya, lelaki itu akan datang.
Bertambah satu jam lagi. Chuu memilih menunggu di tempat parkir. Matanya mulai mengantuk. Bekerja seharian membuat tenaganya hilang.
Tuk tuk tuk!!!
Suara ketukan pada jendela mobil mengusir rasa kantuknya. Ia pun segera membukakan pintu untuk Cherry.
"Sudah selesai?" Tanya Chuu.
Cherry mengangguk lemah tanpa berniat menjawab pertanyaan Chuu.
"Kau begitu menyukai pertunjukan kelompok kemarin ya?" Tanya Chuu lagi.
"Iya..." jawab Cherry singkat.
Chuu mengulum senyumnya. Lucu sekali tingkah wanita di hadapannya ini. Semudah itu moodnya memburuk hanya karena tidak melihat kelompok pengamen tersebut.
"Ya sudah, ayo kita pulang. Malam semakin larut."
Chuu menyalakan mobilnya dan segera melaju untuk kembali ke rumah.
Tak jauh dari tempat mereka, seorang pria dengan penutup kepala hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya tengah berdiri dan memperhatikan mereka. Di balik maskernya, ia tersenyum penuh arti.
***
Malam ketiga...
Tolong ingatkan Cherry agar lebih tahu diri kali ini.
Wanita itu memang tidak mengajak Chuu lagi untuk datang ke tempat yang sama. Ia paham betul, setelah melihat Chuu setengah tertidur di mobil saat menunggunya kembali.
Oleh karena itu, dia tidak ingin merepotkan Chuu. Puteri keluarga Choi itu akan pergi sendiri.
"Kau yakin akan kesana sendiri?" Tanya Chuu ragu sambil menatap wanita di depannya itu.
"Aku yakin. Aku sudah hapal jalanan kesana." Jawab Cherry sambil mengangguk mantap.
"Ah, kau ini... Apa tidak bisa nanti saja? Percayalah, kelompok yang ingin kau lihat tidak akan ada malam ini." Kata Chuu, masih menatap Cherry, penuh rasa gelisah.
Rasa gelisah wanita itu begitu kuat. Entah kenapa, feeling nya mengatakan bahwa jika ia membiarkan Cherry pergi malam ini adalah awal kesalahan besar yang akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A BEAUTIFUL GOODBYE, ISN'T IT? (Bang Yedam)
RomanceCherry: Kyle, pria romantis dan penuh kejutan, kutemukan di Paris adalah cinta pertama dan terakhir yang tak mungkin aku lupakan hingga akhir hayatku.. Kyle: Maaf aku tidak bisa menjagamu seumur hidupku.. "Ketika dua insan yang saling mencinta harus...