2

603 64 4
                                    

Mafuyu berjalan masuk ke sebuah kelas. Mengekori seorang guru yang masuk kelas duluan. Kelas yang tadinya rame kaya emak-emak nawar cabe di pasar, tiba-tiba jadi sunyi dan sepi kaya notif WA mu.

“Ada murid baru di kelas ini, dia murid pindahan, berteman dengan baik ya kalian semua”, ujar guru itu.

Semua murid bersorak mengiyakan dan beralih menatap Mafuyu.

“Gua Mafuyu Sato, semoga bisa jadi temen baik, mohon bantuannya,” ia membungkuk dan tersenyum tipis.

Murid-murid dikelas mulai ramai.

“Lumayan cantik, yoi ga bro?”

“Iya njir, kulitnya keliatan halus banget.”

“Ih gila, habis ini jadi inceran kelas pasti.”

Mafuyu yang mendengarnya hanya mengerutkan kening. Tidak ada bedanya walau ini sekolah khusus laki-laki, batinnya. Disekolahnya dulu, banyak perempuan yang memuji wajahnya dan bahkan ada yang mengejeknya juga.

“Mafuyu, kau bisa duduk di kursi kosong ujung sana”, ucap sang guru.

“Baik, pak.”

MAfuyu berjalan kearah sebuah bangku kosong di samping bangku yang terisi seseorang. Ia duduk dan mengamati teman sebangku nya yang terus tertidur dari awal ia datang.

Guru itu menyadarinya, “UEMOYAMA! KAU TIDUR LAGI DIKELAS!”

Semua murid disana tertawa terbahak-bahak.

Uenoyama terbangun dari tidurnya dan menguap, “oh, maaf pak.”

IA duduk tegak dan menoleh kesamping. Mengedipkan matanya berkali-kali, detik berikutnya, ia berdiri dan melompat kebelakang.

“WOI, GUA BELOM MATI KAN?!”

Tawa murid di kelas semakin menjadi-jadi.
Uenoyama terbingung dan menatap sang guru.

“jangan-jangan, bapak malaikat maut yang nyamar?” Uenoyama menunjuk Mafuyu, “terus dia malaikat dari surga?”

Sang guru menggeram dan tersenyum, “Nak Uenoyama Ritsuka, butuh air? Atau mau cuci muka dulu? Atau mau bapak siram aja sekalian?”

Uenoyama menggeleng cepat, “enggak pak, makasih. Air dirumah saya sisa banyak.”

UEnoyama kembali duduk dan menatap Mafuyu, “siapa?”

“Gua Mafuyu Sato, murid pindahan, salam kenal.”

“Oh, gua Uenoyama Ritsuka.”

MAfuyu teringat perkataan dua orang di konser lalu. Jadi, dia Uenoyama, batinnya.
Guru melanjutkan pelajaran dengan hening yang terus menyertai mereka berdua.


###

Uenoyama mengemasi tas nya dan berniat pulang. Ia berjalan di koridor dengan tenang. Samar-samar, ia mendengar sebuah percakapan. Merasa penasaran, ia menghampiri asal suara itu.

“Mafuyu, lo sempurna banget jadi omega. Cantik, putih, lembut, aroma lo juga enak”, ucap seseorang.

Uenoyama mengernyit melihat pemandangan didepannya. Mafuyu dikepung oleh dua Alpha yang memojokkannya di dinding.

Mafuyu mencoba mendorong mereka pergi, “jangan ganggu gua.”

“Woi, jangan bertingkah sok kuat lo, paling kena pheromone gua juga lo lemah.”

Orang itu mengeluarkan pheromone nya secara besar-besaran. Mafuyu menutup hidungnya dan tubuhnya bergetar. Saat mereka semakin mendekat, Mafuyu menendang kaki mereka hingga terjatuh.

“SIALAN!”

Mafuyu segara berlari dari sana, namun kakinya terasa berat. Tubuhnya bergetar dan melemas.

Walau pheromone nya menjijikkan, tapi tetep berefek ke tubuh gua, duh.

Mafuyu memaksakan tubuhnya untuk berjalan dan ia tersungkur setelah 2 langkah.

Orang-orang itu berdiri dan mulai menerkamnya. Mafuyu ditahan di lantai dan terus menghirup pheromone milik mereka. Ia kuwalahan. Tak bisa berpikir jernih karena pheromone itu.

Duaghh!

Akk-“

Tiba-tiba Kedua orang itu terpental ke tembok dan tersungkur. Mafuyu membuka matanya dan samar-samar melihat bayangan seseorang yang mengangkat tubuhnya.

[✓] FamiliarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang