Mafuyu berjalan masuk ke pusat studio musik. Suasana disana sangat ramai karena sedang diadakan konser. Ia menerobos penonton dan menatap band yang sedang tampil. Ia menatap tempat gitaris disana. Mengeratkan genggaman tangannya, penglihatannya tak lepas dari sana. Seorang gitaris menikmati permainannya dan beberapa kali tersenyum bangga.
Mafuyu kagum dengan sosok itu. Setiap gerak darinya, mafuyu memperhatikannya. Sedetik kemudian, ia menampar wajahnya. Itu bukan dia, batinnya. Tapi, ia memperhatikan sosok itu terus menerus.
“Wow, liat deh, itu kak Uenoyama kan?”
Mafuyu menoleh. Dua orang sedang berbisik satu sama lain.
“Keren banget! Kurang sempurna apa dia, ya tuhan...”
“Gua bilang juga apa!”
Kedua orang itu lanjut menonton dan terus berdecak kagum.
Mafuyu tidak bisa menebak, siapa diantara ke empat orang didepan yang dibicarakan oleh mereka. Entah itu si gitaris atau ketiga orang lainnya. Mafuyu memutuskan untuk keluar studio. Ia menyandarkan tubuhnya di dinding luar studio dan melamun.
Tiba-tiba, bahunya ditepuk oleh seseorang. Ia menoleh dan mengernyit heran.
“lo ngapain disini...?” ucap orang itu.
Seseorang lainnya datang menghampiri mereka, “kenapa, hiiragi?”
“Gua liat Mafuyu sendirian disini”, jawab Hiiragi.
Mafuyu merasa sedikit takut tapi ia menghiraukannya, “gua...cuma mau cari angin.”
Hiiragi menghela nafas, “gua ga bermaksud ngelarang lo buat kemanapun. Lo kesini lagi setelah sekian lama, gua Cuma kaget, takutnya lo ada masalah.”
“Kalian beneran gapapa kalo gua disini?”
“Mafuyu, gua sama Shizu ga pernah dan ga akan nahan lo di masa lalu itu, lo ga ada tanggungjawab apapun sama apa yang terjadi.”
Mafuyu menatap Shizusumi yang mengangguk kearahnya.
Mafuyu tersenyum simpul dan beralih ke Hiiragi, “gua udah gapapa kok.”
HIiragi memukul kepala Mafuyu, “lo hobinya bikin orang galau mikirin lo mulu.”
“Lah..gua salah apa?”
Hiiragi mengendikkan bahunya, “Makanya jangan sad boi mulu, mari menggila bersamaku, ei~” ia berpose ala jamet dan menyikut Mafuyu.
Mafuyu menggeleng cepat, “ogah, masih mending gua normal gini.”
“HAH? MAKSUD LO, GUA ABNORMAL GITU?!”
Shizusumi menahan Hiiragi yang bersiap maju dengan lengannya.
Mafuyu terkekeh mengejek, “tu lo sendiri yang bilang.”
Hiiragi mendecak kesal, “bodo amat lah, lo makin ngeselin anjir!”
MAfuyu menjulurkan lidahnya dengan wajah sedatar mungkin.
Hiiragi tersenyum geram, “shizu, balikin ni spesies ke kebun binatang, cepet.”
SHizu mengangguk, “oke.” Ia menarik lengan Hiiragi.
“WOI, BUKAN GUA YANG DIBAWA, TAPI DIA!”
Mafuyu tertawa melihat Hiiragi yang terus cemberut.
Hiiragi merengek dan berakting ala sinetron Indiasiar, “sungguh kejamnya kau Shizu, menganggapku sebagai spesies kebun binatang yang kabur, kejam kau mas!”
SHizusumi memasang wajah jijik, “nahkan mulai lagi.”
Hiiragi beralih ke Mafuyu yang hanya menikmati drama, “terus, lo mau balik sekolah?”
“gua pindah ke sekolah lo, masuknya besok.”
HIiragi mengangkat kedua lengannya, “Yess, Mafuyu sesekolah ama guaa!”
“Gua ga berdoa sekelas sama lo sih.”
“.....ketjam.”
“lo beneran mau balik lagi, Mafuyu?” tanya Shizusumi.
“Iya, gua udah mulai terbiasa. Lagian gua gabisa gini terus”, jawab Mafuyu.
Hiiragi merangkul Mafuyu, “gitu dong, baru besto gua.”
Kedua orang lainnya menatap heran, “....besto?”
“Kata maskulin dari besti”, jawab Hiiragi dengan wajah polos tak berdosa dilengkapin sama paket senyum laknat.
Kedua orang lainnya terdiam. Mulai capek dengan ke prik an Hiiragi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Familiar
FanficGiven - Omegaverse | COMPLETE Mafuyu baru saja bertemu Uenoyama yang menurutnya termasuk bocah prik, baik dari sifatnya maupun kehadirannya. Namun, entah mengapa sosok Uenoyama sangat melekat di pikirannya, membuatnya nyaman dan aman. Perasaan itu m...