3

515 61 0
                                    

Saat ia membuka mata, ia terbaring di kasur UKS dengan Uenoyama yang duduk disampingnya.

“Pusing?” tanyanya.

Mafuyu merasa lelah dan telinganya berdengung. Ia jijik dan juga ketakutan akibat pheromone yang ia dapat.
Melihat ekspresi Mafuyu, Uenoyama mengambil air dan memberikannya ke Mafuyu.

“lo kebanyakan hirup pheromone mereka”, ucapnya.

Mafuyu mengangguk, “gimana cara ngilanginnya...”

“Hubungin Alpha lo.”

Mafuyu menggeleng, “gua ga ada Alpha.”

Setelahnya, Mafuyu merasakan kepalanya berputar. Ia mengingat tentang orang itu lagi. Ketakutannya bertambah berkali-kali lipat. Ia menopang kepalanya dan menggeram pelan. Tiba-tiba, ia merasakan rengkuhan hangat dan aroma yang menenangkan. Aroma itu membuatnya nyaman dan aman. Ia memeluk orang itu kembali, mengusakkan kepalanya semakin dalam. Setelahnya, kepalanya berhenti berputar dan kesadarannya pulih.

“Makasih, Uenoyama.”

“Mhm.”

Uenoyama dan Mafuyu berjalan keluar sekolah. Mereka berpapasan dengan Shizusumi dan Hiiragi.

Hiiragi merangkulnya, “woi! Gimana hari pertama lo?”

Mafuyu hanya menghela nafas. Namun, Uenoyama membalasnya.

“Ga baik. Temen lo di ganggu sama Alpha lain.”

HIiragi terbingung, “lo temen baru Mafuyu?”

“Uenoyama Ritsuka”, balasnya.

“Iya gua tau, lo si gitaris yang terkenal se sekolah kan? gua Hiiragi Kashima,” Hiiragi menunjuk Shizusumi, “dia Shizusumi Yagi.”

Uenoyama mengangguk dan beralih ke Mafuyu, “lo udah ketemu sama temen lo, gua tinggal ya.”

Mafuyu membungkuk, “makasih lagi.”

“Yoi,” Uenoyama mendekat dan berbisik, “gua minta maaf, tadi beneran ga sengaja. Kayanya pheromone gua bakal nempel di lo,” Uenoyama menatap Mafuyu dan memijat pelipisnya.

Ia langsung pulang, meninggalkan Mafuyu yang masih bingung.
Hiiragi menyikutnya, “oi, dia ngomong apaan?”

“oh? Gapapa.”

Hiiragi mengendikkan bahunya, “Shizu mau mampir rumah gua, lo mau ikut?”

“Kenapa gua juga ikut?”

“Kita dah lama ga maen bareng kan, ayolah!”

“oke, gua ikut.”

HIiragi mengangguk mantap, “kuy gass ke rumah artis!” ia menyeret Mafuyu dan Shizusumi yang terdiam dengan waut wajah ‘kalo ada orang liat,  dia bukan temen gua.’


###


Kini, mereka bertiga duduk di balkon kamar Hiiragi dengan berbagai camilan di sekitar.

“lo temenan sama si gitaris itu?” tanya Hiiragi.

“Kita sekelas”, jawab Mafuyu.

“Terus, kok tadi lo pulang bareng sama dia? Katanya lo diganggu juga?”

Mafuyu mulai menceritakan kejadian di sekolah.

Hiiragi meremas plastik keripik kentang dan mencabik-cabiknya, “Alpha kek gitu emang pada tolol. Gua yakin kalo mereka ada kehidupan lain jadi omega, bakal jadi lebih useless.”

Ia membanting sampah itu setelah dibentuk bulat, “hmph! Lagi-lagi omega dipermasalahin!”

MAfuyu menepuk bahu Hiiragi, “udahlah, mereka yang salah, bukan omega yang salah.”

Hiiragi meneguk minuman kalengnya hingga habis, “yoi! Besok kalo lo ketemu mereka lagi, bilang gua. Gua gebukin satu-satu.”

Mafuyu hanya mengangguk mengiyakan.

“Emang Uenoyama se terkenal itu?” tanya Mafuyu.

Hiiragi menerawang, “termasuk iya. Secara dia kan tipe manusia sempurna. Alpha dominan, gitaris yang sering main di berbagai band, jadi inceran anak band juga, pinter juga, anak basket, tinggi.”

“Katanya dia juga anak dari pengusaha sukses di kota. Guru-guru juga banyak yang kenal baik sama dia”, tambah Shizusumi.

Mafuyu mengangguk beralih ke Hiiragi, “lo kok gak bilang kalo dia ganteng juga? Ga biasanya?”

“Yah, dia lumayan sih. Tapi tipe gua bukan yang begitu, jadi ya no kata cogan buat dia.”

Mafuyu dan Shizusumi hanya rolling eyes dan membatin, pedenya selangit.

[✓] FamiliarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang