Hiiragi berjalan masuk ke dalam sebuah cafe mewah. Ia menyusuri tempat duduk disana dan melihat dua orang melambai padanya. Ia segera berlari menghampiri mereka.
“Weii~ tumben ngajakin makan disini?”
Hiiragi mengambil tempat duduk di seberang mereka.
“Gua ga traktir loh ya”, ucap Uenoyama.
“ah elah, kirain mau di traktir.”
Mereka memesan beberapa makanan dan minuman.
“Shizu belom dateng?” tanya Hiiragi.
Mafuyu mengecek ponselnya, “belom, bentar lagi sampe katanya.”
Hiiragi mengangguk, ia menatap Uenoyama dengan intens, “gua minta maaf soal kemaren.”
Uenoyama melongo lalu mengangguk, “gapapa.”
“Karena Mafuyu juga percaya sama lo, gua juga percaya sama lo.”
Uenoyama berbinar.
Hiiragi mengangkat jari telunjuknya, “tapi!” ia menunjuk Uenoyama, “cuma sedikit, gua ga percaya lo sepenuhnya. Jadi, jangan macem-macem lo.”
Uenoyama pasrah, “iya gua faham.”
Mereka lanjut makan. Tiba-tiba seisi cafe menjadi riuh.
Hiiragi menoleh kanan kiri, “kenapa ni?”
Mafuyu dan Uenoyama memasang wajah datar dan menunjuk kearah pintu cafe. Hiiragi mengikuti arah pandang mereka. Seketika, rahangnya jatuh. Seseorang dengan satu set baju formal berwarna abu-abu kasar, berjalan cepat kearah mereka. Ia melepas jasnya dan melonggarkan dasinya.
Ia duduk disamping Hiiragi, “sorry, gua ada janji sama ayah gua tadi, ga selesai selesai.”
Uenoyama berkedip dan kembali ke kenyatan, “oh, yoi gapapa.”
Mafuyu menatap Hiiragi yang terus menerus menganga dan tidak melihat kearah Shizu. Ia mengambil daging panggang dan memasukkannya ke mulut Hiiragi. Hiiragi hanya mengunyah nya dengan wajah tanpa ekspresi.
Ketiga orang lainnya ikut terdiam karena Hiiragi masih diam. Tak lama kemudian, ia bergumam, “gua udah mati kali ya?”
Ketiga orang lainnya terkejut dan menatapnya heran. Hiiragi menatap Shizusumi dengan seluruh badannya. Ia menggenggam wajah Shizusumu dan menariknya mendekat.
“o-oi...kita di publik...” Uenoyama berujar panik.
Mafuyu tersenyum polos, “Hiiragi, lo gercep ya.”
Shizusumi menatap Hiiragi yang mengecek wajahnya. Ia menggenggam tangan Hiiragi, “ada yang salah?”
Hiiragi berhenti dan melonggarkan genggamannya, “banyak yang salah dari lo hari ini. Lo alih profesi jadi malaikat?”
Shizusumi hanya tersenyum simpul, “gua masih mau di dunia.”
Mereka kembali duduk dengan tenang. Sedangkan Uenoyama tertekan melihat mereka, “kalian santai banget ya pak, dipikir ini cafe lo?”
“lah emangnya gua harus gimana? Heboh waktu Shizu dateng sambil bawa lightstick sama banner?”
Uenoyama menatapnya datar, “otak lo isinya apaan.”
“Otak gua isinya sh-“ kalimatnya berhenti, “sshh....sushi..” ia tersenyum canggung.
Mafuyu terkekeh melihatnya dan berbisik, “hampir kepleset tu lidah.”
Hiiragi menutup mulutnya dramatis, “OOPS, I DID IT AGAIN~”
Setelahnya, kedua omega itu hanya tertawa. Sedangkan dua orang lainnya tidak paham apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Familiar
FanfictionGiven - Omegaverse | COMPLETE Mafuyu baru saja bertemu Uenoyama yang menurutnya termasuk bocah prik, baik dari sifatnya maupun kehadirannya. Namun, entah mengapa sosok Uenoyama sangat melekat di pikirannya, membuatnya nyaman dan aman. Perasaan itu m...