20%

70 7 1
                                    

"kalian yang hampir membunuh saudara saya." ujar Sunghoon terhadap anak buah Yabesh.

"tapi kami disuruh." ujar salah satu anak buah Yabesh.

"saya tidak peduli."

"mohon ampuni kami, kami tidak mau mati." ujar anak buah Yabesh.

"anak buah saya mati, berarti kalian juga harus mati bukan? disini jalanan sepi, kalian gak mungkin saya bunuh di rumah saya, karena itu bisa mengotori rumah saya. jalanan sempit, gaada perumahan, disini juga udah jam 11, gak akan ada yang lewat."

"kami mohon.."

Sebenarnya Sunghoon itu punya rumah dan apartemen.

...

Sunghoon menodongkan pistol ke anak buah Yabesh. 3 anak buah, tadi Sunghoon hanya menyuruh 2 anak buah.

Sunghoon membunuh mereka semua dengan pistol yang sudah disetting tidak bersuara.

Sunghoon menyuruh anak buah untuk datang ke lokasinya dan membawa 3 anak buah Yabesh ke rumah Yabesh.

Anak buah Sunghoon dengan cepat membawa anak buah Yabesh. Dibalik semua itu, ternyata Wonyoung melihat semua kejadiannya.

Sunghoon keluar dari jalanan sempit dan mendapati Wonyoung yang menatapnya.

"sejak kapan kamu disini?" tanya Sunghoon.

"lo bunuh orang 3 sekaligus, lo gak tau kalau itu sangat keren?"

Sunghoon bingung dengan Wonyoung.

"tutup mulut kamu buat gak bilang ke warga." ujar Sunghoon. Wonyoung tidak menjawab atau mengangguk, dirinya hanya terdiam.

Sunghoon tiba-tiba menyadari luka-luka yang ada di tubuh Wonyoung.

"kamu habis dibully?" tanya Sunghoon.

"bukan urusan lo." ujar Wonyoung mau pergi, tapi tangannya sudah terlebih dahulu di pegang Sunghoon karena Sunghoon melihat luka yang ada di tangan Wonyoung. Wonyoung langsung melepas tangannya.

"lo mau mesum?" ujar Wonyoung.

"kamu beneran di bully? luka kamu lumayan parah, kamu di pukulin pakai apa."

"gue berantem, dan dia ngelempar gue pakai gelas, jadinya.. ya kena tangan gue sama kaki gue, untungnya kening gue berhasil selamat."

"berantem?"

"apanya yang masuk akal?"

"luka kamu emang kaya habis berantem, tapi saya kira kamu gak bisa berantem."

"heh bapak-bapak, emang cuman bapak doang yang bisa berantem?"

"bapak-bapak? umur saya masih 23 tahun. Lagian saya gak berantem tadi."

"umur 23 tahun tapi kaya umur 55." ceplos Wonyoung.

Sunghoon hanya menghela nafasnya capek dengan Wonyoung. "kamu kenapa malam-malam gini gak di dalam? ngomong yang sopan sama saya, saya ini lebih tua dari kamu." omel Sunghoon.

"habis kerja, napa? mau ngomel lagi?"

"kok gitu jawabnya? saya kan cuman nanya, ini udah jam 11, gak baik buat anak sekolahan kaya kamu jam segini belum tidur, belum legal lagi."

"kaya tau aja umur saya udah legal apa belum."

"umurmu masih dibawah 20 kan?"

"ya-iya. Terserah gue, bye. Rumah gue udah tinggal 15 langkah kaki lagi, jadi jangan ganggu." ujar Wonyoung lalu pergi.

"lah, gue yang ganggu?" ujar pelan Sunghoon.

---

"urusan lo udah gue selesain kemarin." ujar Sunghoon pagi ini jam 8. Sunghoon menghampiri Bogum dirumah sakit lagi.

Why do you care about me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang