80%

57 8 0
                                    

---

Mereka sudah berada di rumah masing-masing dan sekarang sudah jam 5 pagi.

Wonyoung masuk diam-diam ke rumah agar tidak ketahuan mamanya.

Gadis itu langsung cepat-cepat ke kamarnya dan mengunci pintunya pelan-pelan.

Dirinya menaruh kopernya di dekat lemari. Gadis itu melihat kartu nama seseorang terjatuh dari jaketnya saat dirinya tidak sengaja menyenggol jaketnya hingga terjatuh.

Wonyoung mengambil kartu nama itu. Kartu nama Sunghoon, Park Sunghoon. "Umur 23 tahun? muda juga ya? selisih 4 tahun sama gue. Makanya dia gak suka di panggil pak. Tapi mandiri banget diumur segini udah bisa ngurus perusahaan yang bener-bener punya tanggung jawab paling besar di AS sama Korea."

Wonyoung menyimpan kartu nama itu lemari laci kecil sebelah kasurnya.

---

Pagi dengan cuaca yang sangat cerah jam 07.00. Wonyoung bisa tidur 2 jam aja sudah bersyukur. Setelah bangun, dirinya mandi dan membereskan koper yang kemarin di bawa ke AS.

Wonyoung membuka pintu kamarnya saat beres-beres. Jeina yang melihat ternyata Wonyoung sudah pulang langsung menghampiri dan masuk ke kamar Wonyoung lalu memeluknya.

"kamu kemana aja sayang?" ujar Jeina bener-bener tulus.

Jeina meneteskan matanya yang membuat tangan Wonyoung refleks menepuk pundaknya.

"cuman diajak sama temen ke AS, aku baik-baik aja ma." ujar Wonyoung.

Jeina melepas pelukannya lalu berdiri dan keluar dari kamar Wonyoung dan mengambil surat kelulusan Wonyoung wisuda kemarin di kamarnya.

"Wonyoung, kamu udah lulus. Kamu udah besar sekarang." ujar Jeina memberi surat kelulusan itu ke Wonyoung.

Wonyoung tersenyum.

"nak... maafin mama ya.. mama mau mulai dari awal lagi sama kamu. Mama gak mau kamu ninggalin tanpa sepengatahuan mama ngerti." ujar Jeina. Wonyoung tersenyum lalu mengangguk.

Tangisan Jeina malah makin deras.

"kok malah tambah nangis sih ma?" ujar Wonyoung lalu memeluk mamanya dan menenangkan mamanya.

--- disisi Sunghoon ---

Kemarin Sunghoon Soojin pulang tanpa sepengetahuan Reina.

Sunghoon barusan berangkat ke kantor dan sudah pamitan ke Reina. Tapi Sunghoon meminta Soojin untuk diam di kamarnya dulu sampai dirinya berangkat.

"aduh, sepi lagi nih rumah." curhat Reina pada asisten pribadinya.

"iya ya bu.. sepi lagi nih rumah. Ya sebenarnya ada Sunghoon pun juga tetep sepi bu. Ya gimana lagi nasib rumah besar." ujar Bibi.

"ma." ujar Soojin dari belakang. Bibi dan Reina kaget dan langsung menengok ke belakang.

"gak, gak mungkin. Saya pasti lagi mimpi." ujar Reina.

"iya bu, saya juga kayanya lagi mimpi. Tapi kok, nyata banget ya bu?" ujar Bibi. Soojin langsung menangis. Reina menghampiri Soojin, lalu mencoba memeluknya, saat memeluk Soojin, Reina banjir air mata.

"ini beneran kamu nak? kamu beneran masih hidup?" tanya Reina.

Soojin mengangguk.

---

"hmm?" ujar Sunghoon menelpon Reina saat di mobil.

......

"iya ma. Maaf gak kasih tau, ceritanya panjang. Nanti aku ceritain kalau aku punya banyak waktu luang." ujar Sunghoon.

Why do you care about me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang