60%

62 9 0
                                    

"Kak!!!" ujar seseorang.

Sunghoon menyadari jika itu suara adiknya. Tapi? bukannya adiknya sudah mati?

Sunghoon langsung melihat sekitarnya.

Jihu tiba-tiba tersenyum miring.

"lo gak nyadar itu suara siapa? gak kaget?" ujar Jihu.

"lo sembunyiin mana dia?"

"lo mau tau?"

Sunghoon hanya mengepalkan tangannya.

Jihu tiba-tiba menepuk tangannya dan orang suruhannya datang semua dan membawa Wonyoung. Wonyoung sudah babak belur, dan wajahnya pucet.

Sunghoon langsung menatap Jihu dengan tatapan yang sangat dingin dan kejam.

"gimana?" ujar Jihu.

Sunghoon menahan lavanya sembari menahan emosinya yang sebenarnya sudah membara.

"lo mau nyelamatin dia? lawan orang suruhan gue." ujar Jihu lalu langsung mengambil alih memegang Wonyoung agar tidak kabur.

.....

Sunghoon babak belur setelah melawan segitu banyaknya orang suruhan Jihu. Jihu dan Wonyoung kaget saat Sunghoon berhasil mengalahkan segitu banyaknya. mungkin lebih dari 20?

"tapi, gue ketinggalan satu orang lagi." ujar Jihu.

Seseorang membawa seorang gadis. Sunghoon tidak bisa melepaskan pandangannya dari gadis itu.

"Soojin.." ujar Sunghoon sembari tidak percaya.

"lo pasti gak percaya kan? nyatanya, ... adik lo masih hidup di tangan gue." ujar Jihu. Wonyoung tidak percaya.

Seketika Wonyoung langsung menghajar Jihu. Jihu membalasnya.

... sampai pada akhirnya Wonyoung dilerai sama Sunghoon.

"punya hati nurani gak sih lo?! lo udah buat keluarganya khawatir! dan seenaknya lo ngehajar dia sampai babak belur. Emang lo siapa dia!" ujar Wonyoung membela Soojin adik Sunghoon.

Jihu hanya terdiam dan tersenyum miring.

Sunghoon langsung menghajar orang yang menyentuh adiknya dan membawa adiknya masuk mobil sembari mengajak Wonyoung.

---

Sunghoon tinggal di apartemen beda lagi untuk menginap beberapa hari dulu.

Mereka masih dalam perjalanan.

"beneran adik lo gapapa? kok daritadi gak bangun?" tanya Wonyoung khawatir. Soojin masih berumur 15 tahun.

"gue udah lihat kondisi dia tadi, dia gapapa." ujar Sunghoon. Sunghoon tau karena dulu dirinya sempat belajar kedokteran sebentar.

"luka lo sakit? sorry." ujar Wonyoung tulus.

"gue gapapa, luka kaya gini udah biasa ditubuh gue. Lagian, kok lo bisa ketangkep tadi? bukannya lo jago berantem?"

"gue ngerasa ada yang langsung nyuntik obat bius ke gue. Gue tau itu obat bius, karena waktu disuntik gue langsung lemas gitu." ujar Wonyoung.

Sunghoon mengerti. "sorry, gue jadi libatin lo." ujar Sunghoon. Wonyoung tersenyum lalu mengiyakan.

Wonyoung sadar Sunghoon diam-diam menangis.

"Pasti rindu banget ya sama adik lo?" ujar Wonyoung.

Sunghoon terdiam. "gue kira dia udah gaada." ujar Sunghoon. Wonyoung menepuk pundaknya.

Jarang-jarang Wonyoung melihat Sunghoon, malah gak pernah. Sunghoon hanya menangis untuk orang yang bener-bener menghargainya dan yang dia sayangi.

Wonyoung tersenyum melihat Sunghoon.

Why do you care about me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang