40%

60 8 0
                                    

"Jihu maksud lo?" tanya Sunghoon.

"kok lo tau?" tanya Wonyoung heran.

....

Saat baru masuk gedung apartemen, Sunghoon melihat Jihu datang dengan bodyguardnya.

"kok dia bisa tau gue disini?"

Sunghoon langsung lewat jalan arah yang berbeda, lift dari arah yang berbeda.

Sunghoon melihat sekitar saat memencet nomer ruang apartemennya.

....

"ohh, terus gimana?" tanya Wonyoung.

"bentar lagi paling datang."

"kok ngomongnya gitu? nanti kalau dia nyerang gue gimana?"

"lo takut diserang?" tanya Sunghoon lalu keluar dari kamar Wonyoung, dan ternyata Jihu sudah di ruang keluarga. Wonyoung langsung keluar.

"ampun dah." ujar Wonyoung pelan.

"jadi kamu bawa dia kesini? satu ruangan?" tanya Jihu sedikit emosi. Wajar kali ya?

Sunghoon hanya berjalan melewati Jihu yang tidak dijaga bodyguardnya karena Jihu yang menyuruh agar menunggunya di luar.

Sunghoon mengambil tasnya dan jasnya ke kamarnya, kamarnya tidak ditutup.

"kamu nganggep aku apa sih?" ujar Jihu.

Wonyoung ingin menjelaskan, tapi kenapa dirinya takut salah menjelaskannya.

Sunghoon terdiam lalu keluar dari kamarnya dan meminum minumannya yang ada di kulkas.

"Sunghoon! aku bakal laporin ini ke mama!" ujar Jihu.

"lo gak berhak manggil mama gue dengan sebutan mama." ujar Sunghoon langsung. Jihu emosi dan Wonyoung heran.

Sunghoon berjalan ke Jihu dan berhenti dihadapannya. "gue gak sudi punya tunangan kaya lo." ujar Sunghoon. Jihu sangat emosi.

"kenapa? karena bocil kaya dia?" ujar Jihu sembari menunjuk Wonyoung. Wonyoung sebenarnya sangat emosi di katain bocil, tapi dirinya harus tahan.

Sunghoon tersenyum tipis mengheran. "lo ngerasa tersaingi sama bocil kaya dia?" ujar Sunghoon.

"gue? asal lo tau ya, dia itu masih duduk di bangku sekolah."

"tau darimana lo kalau dia masih duduk di bangku sekolah?"

"gue bisa aja selidiki dia. Dan dia itu anak yang suka buat onar di sekolahnya, kalau lo deket-deket sama dia, yang ada lo juga bakal kena sialnya." ujar Jihu seperti bangga.

Wonyoung terdiam mengheran lalu menghela nafasnya dan ingin menyolot sebenarnya tapi..

"sama aja lo ngatain dia anak sial bukan?" ujar Sunghoon yang berubah menjadi sangat serius.

"gue kalau disuruh pilih diantara dia sama lo, gue bakal pilih dia ngerti lo. Karena dia lebih ngerti tentang sopan santun dibanding lo." sambung Sunghoon.

"hanya itu?" tanya Jihu.

"banyak hal. Mungkin lo lebih berkuasa, lebih kaya, lebih dihargai banyak orang di banding dia, tapi itu gak menjamin sifat lo yang busuk itu." uajr Sunghoon.

Jihu sangat emosi. Jihu langsung membuka tas rangselnya dan mengambil ponselnya. Sunghoon memperhatikan gerak-gerik Jihu, dan langsung melempar ponsel Jihu dari tangannya dengan santai. Jihu dan Wonyoung sama-sama kagetnya.

"lo apa-apaan sih!" ujar Jihu tidak terima.

"jangan berani-beraninya lo laporin dia ke mama, ngerti lo!" ujar Sunghoon.

Why do you care about me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang