E l e v e n

857 102 15
                                    

Amanda's POV

Aku berjalan ke apartemen masih tidak percaya kalau si pirang itu meminta nomorku. Sebenarnya, aku kaget sekaligus senang. Padahal sebelumnya hatiku cukup terguncang karena ucapan Luke yang semena-mena bilang kalau aku menguntitnya, pede sekali dia.

Ohya, aku belum menjelaskan laki-laki yang bersamaku tadi ya? Dia Jacob, yeah he's just my school friend yang kebetulan juga sedang liburan di Spanyol. Bedanya, Jacob punya keluarga disini sedangkan aku tidak. Tapi itu semua terobati karena aku mempunyai nomor seorang Luke Hemmings.

Did i just fangirling?

***

Pukul 10 malam, aku baru saja menggambar wajah seseorang yang dapat membuat jantungku berdetak 10x lebih kencang, seseorang yang selalu datang secara tidak sengaja, seseorang yang aku pikir hanyalah orang biasa. Kau pasti bisa menebak itu. Namun kali ini tidak dengan pensil, aku melakukan secara digital. Yeah I'm actually pretty bad at this. Aku baru belajar cara membuat gambar digital dan aku agak senang dengan hasilnya.

Aku mencopot headsetku dan menoleh ke handphoneku lalu membuka kunci sedikit mengharapkan ada nama Luke di notifications bar. But I got nothing, mungkin belum. Atau harus aku yang memulai? Nggak mau. Gengsi lah, lagipula pasti Luke sedang hang out dengan perempuan lain.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku cepat. Jika boleh jujur, aku memang mengharapkan Luke menanyakan sebuah rencana untuk pergi besok. Jika memang tidak terjadi, maka aku tetap akan pergi ke museum-museum di Madrid. Bersama Jacob lebih tepatnya.

***

Drrtt... Drrtt...

Handphoneku terus berdering dan membuatku terbangun dari tidur. Melihat ke arah jam dinding ternyata sudah pukul 9 pagi.

Jacob is calling...

"Halo..." aku mengangkat telepon.

"Hey, kau sudah bangun. Ayo cepat siap-siap, museum akan dibuka jam 10. Aku tunggu di lobby ya!"

"Aku bahkan baru membuka mata Jack!"

"Tidak peduli, see you!"

Jacob menutup telepon. Great! Aku segera membersihkan diri ke kamar mandi.

"OH MY GOD!" Aku berteriak refleks ketika melihat 5 missed calls dari Luke.

Sekarang kenapa aku jadi bingung sendiri begini sih?! Aku tidak tau harus apa, menelpon, mengirim pesan, atau mengabaikan?! Duh aku seketika jadi canggung sendiri. Okay....

To: Lukey

Kenapa luke

Sent.

Kebiasaan buruk ketika aku tidak pernah menggunakan tanda baca ketika mengirim pesan.

.

.

KAN APA AKU BILANG?! TIDAK SEHARUSNYA AKU MENGIRIM PESAN, AKU SUDAH MENDUGA DIA TIDAK AKAN MEMBA drrrtt..

Lukey is calling you...

"Hai?" bodoh, harusnya halo.

"Hey? Amanda?"

"Bukan, tapir terbang."

"Okay maaf salah sambung ya.."

"Iya."

"Aku baru tau kalau Amanda adalah tapir terbang."

"Ini bukan Amanda, ini tapir terbang."

"Oh baiklah tapir terbang, tolong sampaikan pada Amanda kalau aku akan menunggu di halte bus dekat apartemen jam 3 sore ya. Terima kasih."

"W..what?! Where are we going?"

"Biar kutebak, ini tapir terbang yang menjelma jadi Amanda ya?"

"Tepat. Sekarang jawab pertanyaanku."

"I won't answer it now, but I'm sure you'll like it. See ya around, Manda."

"But Luke.."

Luke menutup teleponnya dan yap, aku dibuat penasaran olehnya. Ah yasudah lah. Aku menyisir rambutku dan mengoleskan lipbalm dibibirku. Selesai! Aku mengambil tas ransel yang tentu saja berisi buku sketsa, tempat pensil, juga majalah dan barang-barang penting lainnya. Ketiga benda itu sudah menjadi bawaan wajib jika aku pergi kemanapun.

***

Jacob membawaku ke beberapa museum seni seperti museum Sorolla, Romantico, dan 3 lainnya, aku tidak hafal namanya. Yeah i told you right, I'm worst at memorizing.

Setelah berjalan-jalan dan cukup menguras tenaga, akhirnya aku kembali ke apartemen dengan Jacob.

Drrttt...

From: Lukey
Hi Manda, jangan lupa makan siang. :)

I laughed. Sekarang saja sudah hampir jam 3 dan dia baru mengingatkanku?! Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya.

Drrtt...

From: Lukey
Maaf, tadi itu Michael. Jangan lupa nanti ya!

To: Lukey
Okay, can't wait

Terlihat tanpa ekspresi ya? Padahal perutku seperti diombang ambing dan aku tersenyum sendiri membaca pesan darinya.

"Hey, senang sekali." Jacob membuyarkan pikiranku.

"Memang kenapa?"

"Kau sedang jatuh cinta?"

"Mengerti apa kau tentang cinta." jawabku tegas.

***
Jacob menemaniku menunggu Luke di halte bis. Sudah 15 menit ia tidak kunjung datang, baiklah aku akan menetap disini mungkin sebentar lagi dia akan datang.

Aku membuka lockscreen handphoneku dan melihat jam yang sudah menunjukan pukul 5 sore. Sial sekali aku menunggu Luke sampai 2 jam! Aku mengirim banyak pesan dan menelponnya berkali-kali tapi juga tidak ada jawaban. Jacob juga sudah menyuruhku untung kembali ke hotel sejak jam 4 tetapi aku bersikeras menunggu Luke. Yang benar saja Luke?! Ini sungguh lelucon yang tidak lucu. Tentu saja Luke tidak akan mau jalan denganku, seorang gadis biasa dengan sifat sarkastik. He must find a new girl out there.

T O - B E - C O N T I N U E D . . .

// Manda, why are you so pessimist? Next? Leave vote and comment ya!:-) btw my bestie banditofthebands just published a new 5sos fanfic! Go check her profile :-) thank you so so so much xx //

You Again // l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang