T w e l v e

784 102 11
                                    

Luke's POV

"Tolong izinkan aku keluar. Aku harus bertemu Amanda, ini sudah jam 4 lewat." aku memohon pada Dave yang terus melarangku keluar karena kerumunan para fans didepan hotel.

Lagipula memang kenapa jika aku keluar dan fans akan menyerbu diriku? Aku rasa itu sudah hukum alam. Aku dengan senang hati bertemu dengan mereka lalu aku bisa pergi bertemu Amanda. Aku memukul pintu kamar hotelku yang membuat ketiga teman band ku menoleh kaget.

"Persetan dengan ini semua." bentakku kesal.

"Luke! Kau tidak bisa seperti itu. Kau harus tinggal!!" itu Adam yang datang setelah aku memukul pintu.

"But Adam, aku mohon aku tidak bisa membiarkan Manda menunggu lebih lama. Aku akan dianggap membohonginya."

"Sudahlah Adam, biarkan dia meraih kekasih barunya itu."

"Dia bukan kekasihku!" Aku membentak Michael yang sembarangan menyebut Amanda adalah kekasihku.

"Well baiklah, tetapi aku tidak tanggung jawab jika fans akan menyerbumu."

OH FINALLY.

"Ah terima kasih banyak Adam! Bye guys!" kataku sambil berlari meninggalkan kamar.

"Good luck Lukey!" itu Ashton.

Aku hanya mengacungkan jempolku. Aku menarik nafas saat ketika pintu lift terbuka dan terlihat gerombolan fans yang benar-benar banyak dan bahkan terlihat anarkis. Tidak ada pintu keluar lain kecuali pintu utama. Lalu seorang satpam menghampiriku, ya dia tau kalau aku Luke Hemmings salah satu penyebab kegaduhan di depan hotel.

"Maaf sir, kau ingin kemana?" ia bertanya.

"Keluar."

"Tapi..."

"Tidak perlu khawatir pak. Saya bisa mengatasinya."

Ia terlihat cemas ketika aku melangkah keluar. Aku membuka pintu dan...

"LUKE OH MY GOD"

"LUKE I LOVE YOU"

"LUKE CAN I HAVE A PICTURE WITH YOU??!!"

"GUYS ITS LUKE!!!"

Aku pun dengan senang hati meladeni para fansku dan dengan sabar level tertinggi. Mereka sempat menarikku kesana kemari sehingga aku hampir terjatuh, demi Amanda.

Aku membuka lockscreen handphone dan sudah menunjukkan jam 5 sore. Astaga, aku harus bergegas.

"I'm sorry guys but I have to go. See you later!"

Syukurlah mereka mengerti dan membiarkanku pergi walaupun ada beberapa yang mengikutiku. Aku mempercepat langkahku kemudian berlari karena menunggu bis is such a waste. Aku sudah sampai di halte yang direncanakan tadi pagi dan aku melihat Amanda hendak pergi maka aku percepat lariku dan berhenti tepat didepannya terengah-engah.

"Dateng juga akhirnya. Kalau begitu, aku pulang ya."

Aku menengok melihat sumber suara yang ternyata dari laki-laki kemarin malam. Ya pulang saja sana!

"Baiklah, hati-hati Jack. Salam untuk keluargamu!" Amanda melambaikan tangan pada laki-laki itu dan ia melihatku lalu melipat tangannya. Masalah besar.

Amanda's POV

Aku hanya diam dan melihat Luke yang kelelahan karena berlari. I'm not even sorry, dia sudah membuatku menunggu seperti 2 abad. Andai saja Luke tau kalau aku sangat senang saat dia mengajakku untuk jalan-jalan, tapi tidak untuk menunggunya selama ini.

"Maafkan aku. Aku bisa jelaskan..."

"Jelaskan saja, aku akan menyimak." aku memotong pembicaraanya dengan singkat.

"Bagaimana kalau sambil berjalan-jalan? Atau naik bis?"

Demi apapun Luke terlihat sangat takut seperti aku akan memakannya hidup-hidup. Aku mengangguk (masih cemberut namun menahan tawa). Luke bahkan tidak berani menatapku.

Bis agak penuh sore ini, jadi aku dan Luke harus berdiri. Aku berhadapan dengannya, kini ku akui postur tubuhnya sangat tinggi dan aku bisa menghirup aroma coklat dari tubuhnya. Aku bahkan lupa kalau dia adalah seorang Luke Hemmings.

"Kau berhutang cerita Luke." ujarku membuka pembicaraan.

"Oh ya, jadi... tadi aku dilarang pergi oleh Adam. Tapi aku memaksa karena aku adalah tipikal orang yang tidak bisa ingkar janji."

"Memang ada apa sampai dilarang begitu?"

"Banyak fans didepan hotel. Ratusan."

"Kau sangat terkenal ya?"

"Kind of, malah aku kaget saat melihat ratusan fans didepan hotel."

Kind of my ass.

"Lalu?"

"Ya begitu saja, tapi aku berhasil mendapat izin dari Adam dan pergi. Tapi sebelumnya aku mau tidak mau harus berfoto dengan fans. Aku tidak tega dengan mereka."

"Selama itukah?"

"Maafkan aku. Ini serius dan aku tidak berbohong." Luke menunduk lagi, kini menggigit bibir bawahnya.

Aku tidak menjawab. Aku rasa Luke semakin bersalah, aku jadi merasa sangat jahat. Tapi sesungguhnya aku ingin tertawa, Luke benar-benar lucu.

Luke mengeluarkan handphone dan

"Selfie!!!"

Secara refleks aku bergaya di depan kamera, begitu juga Luke. Sial!

"Hahahaha akhirnya aku bisa menangani cemberut diwajahmu!" Luke tertawa puas.

"Kau menyebalkan!" Aku menampar pelan pipinya sambil tersenyum menahan tawa.

T O - B E - C O N T I N U E D . . .

// How's the story so far? Luke on media is just so adorable and cute! Next? Please leave comment and vote it means a lot to me. Thank you!!! :) //

You Again // l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang