N i n e

766 106 22
                                    

Shit! Jangan sekarang! Aku menggerutu dalam hati mencoba menenangkan diriku pun tidak mungkin. Bagaimana bisa?! Aku berhadapan dengan orang yang... aku rindu setelah 2 minggu tidak bertemu.

"Hey, maaf jika aku mengagetkanmu." ia menggaruk-garuk lehernya dan menyeringai.

"Oh tid.. tidak. Uh iya, aku ke Spanyol. Mm.. k.. kau?" mendadak aku jadi gugup.

"Are you okay?" Luke menempelkan punggung tangannya ke dahiku. Damn! Kita belum pernah melakukan kontak tubuh secara langsung seperti ini.

"Kau terlihat..."

"Aku tidak apa-apa. Sungguh!" aku memotong perkataannya kemudian melepas tangannya yang masih menempel di dahiku dan ia tersenyum.

"Syukurlah." Luke menghela nafas dan menyandar ke kursi penumpang.

"Well.." kami berdua mengatakannya bersama-sama.

"Kau dulu!" itu aku.

"Ladies first."

"Okay... aku bingung. Kau bilang kau meninggalkan London 1 minggu yang lalu?"

Sungguh. Jantungku rasanya ingin copot jika aku ingat ia adalah salah satu member dari 5 Seconds Of Summer. Calm down Amanda!

"You know, aku selalu terlambat. Seharusnya 3 hari yang lalu aku sudah pergi ke Spanyol, tapi passportku sempat hilang dan aku baru menemukannya kemarin. I'm such an awful!" Luke tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Luke, kau sungguh ceroboh!" Aku tertawa geli, begitu juga dia.

Pramugari menghentikan tawa kita karena mereka akan memberikan instruksi penerbangan. Jadi terpaksa aku dan Luke seketika terdiam.

Pesawat mulai lepas landas, aku dan Luke masih diselimuti keheningan. Oh! Aku ingat, aku ingin membongkar identitasnya. Huh.

"Hey."

"Hey."

Astaga! Kami sama-sama menyapa lagi. Kenapa ini begitu sering terjadi. Baiklah, aku serahkan pada Luke. Gagal lagi aku membongkar identitasnya.

"Gantian, sekarang kau Luke." kataku ketus.

"Okay haha. Berapa lama kau di Spanyol? Dan... kau akan tinggal dimana?"

"Sekitar 2 minggu dan aku akan menyewa kamar di sebuah apartemen di Madrid. Kau?" Aku menaikkan kedua bahuku.

"Apa kita memang ditakdirkan bersama ya? Aku juga akan ke Madrid!!" Ia menggigit bibir bawahnya sambil terkekeh. Stop. Kata-katanya meluluhkanku.

"Not possible?!"

"Sebentar.. aku lihat dulu nama apartemen yang akan kutempati." Luke merogoh saku celana dan mengambil handphone miliknya.

"Madrid Central Suites." lanjut Luke.

"Too bad, I will stay at Prado Apartmentos." Aku mengulas senyum meledek.

"Tidak masalah, kita masih bisa bertemu.-- Itu juga.. jika kau mau." LUKE! HOW DARE ARE YOU!!! Gadis batinku lompat-lompat kegirangan. Tentu saja aku mau, tuan pirang!!!

"Atur saja. Hehehehe." Yes. Aku berhasil mengontrol diriku.

"Tapi kau bisa diserbu ribuan fans mu nanti." Aku menyambung lagi dengan suara pelan tentunya.

Luke menoleh dengan cepat ke arahku dan ia memasang wajah kaget. Got you Mr. Hemmings!

"5 Seconds Of Summer, kan?" Aku tersenyum merapatkan gigiku.

*** 

Setelah 2 jam bercerita dan aku pun berhasil membongkar semua yang ia rahasiakan. Sekarang aku tau kalau dia adalah penyanyi utama sekaligus gitaris di 5SOS. Okay, 5SOS untuk lebih singkatnya. Ia juga mengenaliku pada teman-teman satu bandnya seperti Calum, Michael, dan Ashton meskipun hanya lewat foto. Sejujurnya ia benar-benar tidak buruk dan aku rasa aku sudah mulai... menyukainya? Mungkin. Tapi bukan karena ia seorang band member, sungguh. Perasaan ini sudah ada sejak ia menemuiku di Hyde Park pada malam hari. Kami berbagi cerita dan pengalaman satu sama lain.

Aku dan Luke turun dari pesawat dan tentunya lewat jalur khusus karena banyak fans yang menunggu diluar bandara. Luke sudah dijemput oleh bodyguardnya yang botak dan memiliki badan sangat besar.

"Dave, bisakah kita antar Amanda juga?" oh namanya Dave.

"Tentu saja." kata Dave sambil mengacungkan jempol.

"Hey itu sungguh merepotkan. I'm alright I'll take a taxi, Luke." kataku dengan cepat.

"No no, kau ikut bersamaku. Okay?" Luke menatapku sangat dalam dengan mata birunya yang indah dan aku hanya terlamun mengiyakan.

Dave tampak berbisik pada Luke, aku tidak bisa mendengarnya disini begitu berisik. Namun Luke langsung menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, bukan. Ia tertawa. Sepertinya mereka membicarakanku. Ah aku ini kepedean sekali.

*** 

"Terima kasih Luke dan Dave atas tumpangannya. Maaf merepotkan." Ujarku sambil menyiapkan tas-tasku.

"Lewat sini." Betapa baiknya Luke membukakan pintu untukku kemudian merangkulku. Jantungku berdebar lagi.

"Okay... kau ingin mampir? Tapi aku belum check-in sih." kataku basa basi.

"Aku ingin istirahat saja. Kau istirahat ya." Ia memegang pundakku.

"Uh.... baiklah. Terima kasih banyak." Aku tersenyum, disusul dengan dirinya.

"I'll see you around." berjalan mundur dan melambaikan tangan padaku.

Dalam hitungan detik ia menghilang bersama mobil yang dikemudi Dave. ASTAGA! AKU BENCI INI, AKU LUPA MEMINTA NOMOR HANDPHONE-NYA!

T O - B E - C O N T I N U E D . . .

// Hoho gimana ceritanya? Kasih comment dong guys :") Jangan lupa di vote juga yaaaa. Makasih banyaaaak xx //

You Again // l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang