4

1.3K 166 25
                                    

!jangan Riders hargai author!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


!jangan Riders hargai author!








Happy Reading

..



Ini sungguh deja vu, Haechan kembali di tinggalkan oleh Mark. Bukankah Mark berjanji tidak akan meninggalkannya lagi? Haechan seharusnya ingat bahwa mark adalah orang yang mudah berjanji dan mudah melupakan janjinya.

Tersenyum miris mengingat Mark lebih pergi dengan orang baru dibandingkan dengan dirinya yang sudah lama menemani Mark.

Haechan duduk di halte dengan tubuh yang basah kuyup,tubuhnya basah dan menggigil parah. Tubuh haechan itu lemah, mudah sekali sakit itu sebabnya kedua orang tuanya,Temannya dan juga kakaknya sangat peduli kepada haechan.

Haechan lahir prematur saat itu, dia di paksa lahir karena posisi bayi yang salah dan terjadi sebuah benturan saat Ten terjatuh di kamar mandi waktu mengandung haechan yang baru tujuh bulan hingga harus di keluarkan secara paksa. Untung saja keduanya selamat meski haechan waktu kecil selalu sakit-sakitan karna daya tahan tubuh yang sangat lemah.

Haechan itu tidak bisa terkena hujan, dia akan sakit. Waktu itu haechan sakit satu Minggu hanya terkena hujan yang bahkan tak seberapa. Bukan melebihkan hanya saja haechan memanglah lemah. Ten bahkan sering menangis dulu karna merasa gagal, dan takut kehilangan.

Hari ini tubuh haechan basah semua karna hujan, bahkan wajahnya sudah sangat amat pucat. Bibirnya membiru, matanya memerah dan satu. Haechan mencoba menghubungi Mark sudah berkali-kali dan tidak ada balasan hingga akhirnya Haechan mencoba menelpon jaemin yang ternyata sedang tidak aktif. Akhirnya haechan mencoba menelpon Renjun.

"Hallo haechan?"

Baru saja haechan mendengar suara di sebrang sana tiba-tiba kepalanya pusing hingga tak sadar darah mengalir dari hidungnya. Dan sedetik itu pula haechan jatuh pingsan meninggalkan telpon yang masih tersambung dan suara teriakan Renjun di sebrang sana.



















°°







Renjun mendorong brangkar dengan terburu-buru tangannya menggenggam erat tangan haechan yang begitu dingin dan pucat. Hatinya bergetar sakit melihat wajah itu yang terpejam. Setelah haechan masuk ke ruangan UGD kini Renjun terdiam memandang haechan dari jendela berbentuk bulat disana.

Renjun baru saja selesai latihan basket dan tiba-tiba mendapat panggilan telpon dari haechan. Renjun resah saat tak ada balasan dan hanya mendengar suara hujan dengan cepat Renjun melihat JPS milik haechan yang sengaja Renjun pasang. Dia kaget melihat tubuh yang tergeletak lemah di halte dengan darah yang mengalir di hidungnya.

Friendzone [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang