Friendzone [Markhyuck]

6

Tinggalkan jejak!

Happy Reading

..

Haechan sudah sembuh dan sudah pulang sejak kemarin malam. Semenjak kejadian di rumah sakit Mark tidak datang lagi kesana, haechan juga tidak menanyakan Mark. Itu bagus bukan? Tentu saja bagus untuk Renjun.

Hari ini keluarga Renjun dari China akan datang untuk menemui keluarga haechan, sebenarnya Renjun sudah tau tentang perjodohan ini. Karna Johnny sempat bicara dengan dirinya saat di rumah sakit tempo hari.

"Nana,kenapa orang tua Renjun kesini? Mau ada pesta apa? Dan kenapa aku harus dandan?" Tanya haechan yang kini sedang berada di kamarnya, tengah di dandani oleh jaemin.

"Aku juga tidak tau, nah sekarang kau terlihat lebih cantik" Ucap jaemin bangga melihat hasil karyanya.

"Jaemin aku laki-laki,aku tampan!" Tegur haechan mengecurutkan bibirnya.

"Iyah, kau laki-laki cantik. Sudah ayo turun mereka sudah datang" Haechan mengangguk dan berjalan beriringan bersama jaemin.

Disana sudah ada Renjun yang duduk di tengah-tengah antara ayah dan ibunya. Renjun tersenyum melihat haechan yang terlihat begitu cantik dan manis, haechan memakai sweater putih di padu dengan celana bahan warna hitam, tampak santai tapi cantik.

"Haechan,duduklah sayang" Johnny menuntun haechan untuk duduk di tengah-tengah antara Ten dan Minggu, sedangkan jaemin pergi ke luar karna mendapat panggilan telepon.

"Dad,ini ada apa?" Tanya haechan sungguh dia sangat bingung.

"Haechan,perkenalkan itu tuan dan nyonya Huang. Beri salam pada mereka" haechan menoleh dan membungkuk sopan lalu kembali duduk.

"Anakmu manis sekali John" puji tuan Huang.

"Baik kita langsung ke inti saja" Johnny menghela nafas melirik haechan dan Renjun, "ayah berniat menjodohkan mu dengan Renjun, dan Minggu depan kalian bertunangan"

"Apa dad?!" Seru haechan tak terima, dia terkejut sungguh. Tiba-tiba ayahnya mengatakan hal ini,ini pasti bercanda kan? Haechan segera menarik tangan Johnny untuk menjauh dari ruang tamu.

"Dad aku tidak mau, maksudku. Aku masih sekolah bagaimana Daddy menentukan ini begitu saja?"

"Ini yang terbaik untuk mu, dad tidak menerima penolakan. Terima perjodohan ini!" Putus Johnny terlihat begitu mutlak.