Chapter 12 : Blood, Sweat and Tears

791 99 14
                                    

Ps.
 
FF ini adalah fiksi, tidak benar-benar terjadi didunia nyata. Apapun dalam cerita ini benar-benar fiksi dan hanya khayalan dari penulis saja. Kim Seokjin itu normal, dia bisa mendengar dengan normal dan dia worldwide handsome, oke?
 
===============================
 
Preview last chapter :
 
"Siapa pemuda yang kau pukul malam itu?"
 
"Apa hubungannya denganmu, hyung?"
 
"Kenapa dia mengancam hyung? Dan kenapa Namjoon hyung disebut disini?"
 
 
 
.
.
.
.
BE careful Typo!
.
.
.
.

 
 
Apakah aku harus memberitahu Kookie?’ Batin Jin.
 
“Ku mohon hyung beritahu aku, aku merasa bersalah pada hyung, jadi biarkan aku membantu hyung,”
 
Jin terdiam.
 
Hyung apakah aku pernah mengatakan ini padamu? Jika Namjoon hyung adalah alasanku masuk di Bighit dan BTS, maka kau adalah alasan terbesarku bertahan disini-“
 
“Jadi ku mohon hyung, katakan padaku ada apa?”
 
Aku tidak mau membuatmu ikut terlibat, kookie.’ Batin Jin.
 
“Ku mohon hyung-“
 
Jin menghela nafas.
 
“Berjanjilah padaku, jangan memberitahu yang lain, tidak sampai aku sendiri yang memberitahu mereka.”
 
Jungkook mengangguk mantap.
 
“Orang yang memberiku stick note ini, adalah orang yang sama dengan orang yang kau temui tempo hari di cafe.”
 
“Ne? Tunggu- bukankah ia teman hyung?”
 
Jin menggeleng. Ia pun lalu menceritakan kisahnya pada Jungkook si maknae.
 
Dimulai dari ia yang dirawat oleh keluarga Park karena sengaja di tukar ketika baru saja terlahir ke dunia akibat salah diagnosa, kejadian dimana ia kehilangan  pendengaran, hingga saat dimana keluarga Park memberitahukan bahwa ia bukan lah Park Seokjin melainkan Kim Seokjin.
 
“Sebentar, aku tidak mengerti. Hyung dibesarkan oleh keluarga tuan Park? Dan apa tadi? Hyung di tukar? Yang benar saja-“
 
“Kau ingat saat aku menceritakan bahwa aku mengalami kecelakaan waktu kecil?”
 
Jungkook mengangguk.
 
“Itu terjadi ketika aku berada dalam asuhan keluarga Park,”
 
“Ya ampun hyung,” lirih Jungkook.
 
Jin tersenyum tipis. "Itu sudah lama berlalu-"
 
Jika ia ingat-ingat, kisah hidup seorang Jin BTS sangat menyedihkan seperti ini. Tak akan ada satu orang pun yang menyangka. Dibalik sikapnya yang childish di depan kamera, justru ia menjadi seseorang yang memiliki masa lalu cukup berat.
 
Jin lalu melanjutkan ceritanya hingga bagian dimana ia mengetahui kebenaran tentang dirinya dan juga Seunghyun.
 
Flashback
 
Musim Panas 2006
 
Nyonya Park sakit dan harus menjalani operasi di rumah sakit. Beruntung tuan Park mendaoat biaya pengobatan sehingga Nyonya Park daoat segera ditangani.
 
Seokjin yang masih berusia 14 tahun ikut bersama tuan Park ke rumah sakit, sementara kakak sulungnya menunggu di rumah bersama tetangganya. Tuan Park dan Jin duduk bersampingan saling memanjatkan doa dalam diam.

Tiba-tiba seorang perawat keluar dan menghampiri mereka. Peerawat itu menginformasikan bahwa ditengah  jalannya operasi Nyonya Park membutuhkan donor darah, tuan Park yang memiliki penyakit anemia tidak dapat mendonorkan darahnya. Jin yang merasa hanya ia lah satu-satunya yang bisa menolong sang Ibu pun menawarkan diri.
 
Perawat itu menolak karena usia Jin yang masih terlalu dink untuk mendonorkan darahnya. Tapi bukan Jin namanya jika tidak memaksa.
 
Dengan berat hati perawat itu mengijinkan, setelah mendapatkan anggukan dari Tuan Park.
 
Jin sangat senang karena akhirnya ia bisa membantu Ibunya. Namun sayang, harapannya pupus. Setelah cek darah, ternyata golongan darah mereka tidaklah sama.
 
Jin mencoba berpikir positif. Namun, mengapa golongan darahnya berbeda jauh dari sang Ibu pun menjadi pertanyaan yang terus berputar dalam benak Jin.
 
Setelah kembali, Jin duduk disamping tuan Park dengan kepala tertunduk sambil berkata, “Mianhae, appa-“

I Can Hear Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang