"Ayaaaaaahhhhh....."teriak Seong Hwa ketika melihat segerombolan pria dewasa menghajar habis habisan ayahnya.Seong Hwa berlari menuju tempat ayahnya sedang dihajar,namun ia ditahan ibu nya.
"Ibu..mereka...aaaaaa ayahhh..lepaskan ayahku!!"tangis Seong Hwa sambil teriak mengeluarkan semua suaranya,namun ibunya tetap menahannya tidak mau anaknya juga ikut terluka.
Tiba tiba ke enam pria dewasa itu berhenti dan pergi saat ayahnya sudah tidak bergerak lagi.lalu Seong Hwa lari mendekati ayahnya begitu juga ibunya.
"Ayahhh...bangun ayaahh...aaaaa ayahhhh"tangis Seong Hwa sambil menggoyangkan badan ayahnya yang berlumuran darah dari lehernya yang sepertinya ditusuk pisau
Sementara Na-Eun ibunya hanya terdiam terpaku di samping mayat suaminya sambil menatap suaminya.lama kelamaan semua orang mulai ramai mendatangi mereka karna mendengar suara tangisan Seong Hwa sangat keras.
"Ayahhhh....."tangis Seong Hwa sedari tadi sambil meneriaki ayahnya dengan sekuat suaranya.lalu tiba tiba ibunya pingsan membuat Seong Hwa semakin menangis
"Ayahh...ibu...tolong tolong ibukuuu dan ayahkuuu"tangis anak perempuan 9 tahun itu namun masyarakat yg disitu tidak berani menolong karna belum disentuh oleh polisi.setelah 10 menit akhirnya polisi datang dan membawa satu keluarga itu.
"Seorang pria berusia 32 tahun meninggal dunia dibunuh oleh 6 pria yg berusia rata rata 35 Tahun tadi malam dengan 3 luka tusuk yaitu di leher,perut dan dada,sementara para pelaku sudah tertangkap dan akan disidang Minggu depan"
Suara berita dari televisi,kini sekeluarga sangat berduka, ibu Seong Hwa,Na eun hanya terdiam terpaku seakan belum yakin suaminya meninggal,hari ini Ayah Seong Hwa sudah di makamkan,polisi mengatakan esok yang hadir ke pengadilan untuk bersaksi cukup Seong Hwa saja karna polisi melihat kondisi ibunya tidak memungkinkan untuk datang ke pengadilan.
"Ibu...aku lapar bu.."ringis Seong Hwa sambil memgang perutnya yg sedari tadi berbunyi.
"Jika kau lapar,yasudah makan!"ucap Na eun tanpa sadar bahwa iya sama sekali belum masak dan hanya terdiam di depan televisi dari tadi
"T-tapi tidak ada makanan di dapur bu...i-ibu belum masak"
Rengek Seong Hwa lagi.mendengar itu,Na Eun menatap tajam ke arah Seong Hwa"Kau sudah besar cobalah mandiri,sana masak!"ucap Na Eun acuh pada putrinya.sementara Seong Hwa yang bingung melihat sikap ibunya terdiam lalu pergi ke dapur ingin masak.
Perempuan kecil itu membuka kulkas sambil meneteskan air mata,namun tidak menemukan apapun di kulkas,lalu dia melihat lemari di atas wastafel lalu Seong Hwa memanjat berharap menemukan mie untuk dimasak.lalu saat hendak turun Seong Hwa terpeleset dan terjatuh ke lantai
"Aaaa ibu....aku terjatuhh hiks..hiks..kakiku sakit"
Na Eun yg mendengar itu mendatanginya,namun hanya menatap saja,tidak melakukan apa apa
"Ibu....kakiku sa...!"
"Jangan manja!"potong ibunya cuek lalu meninggalkan Seong HwaNa Eun sepertinya sangat terpukul dengan kepergian suaminya sehingga dia jadi tidak perduli dengan putrinya,semenjak Meninggalnya Seong Un suaminya dia lebih sering melamun dan terdiam bahkan terkadang dia berkhayal suaminya masih hidup.
2 jam kemudian Seong Hwa mendatangi ibunya dan berdiri disamping bangku ibunya termenung,Seong Hwa melihat televisi hidup di depan ibunya,namun mata ibunya tidak mengarah ke televisi ibunya justru melihat ke arah pintu dengan tatapan kosong.
"Ibu...kapan Kak Seong Woo akan pulang?apa dia tidak ingin melihat kita?"
"Bulan depan!kakakmu baru bisa kembali bulan depan dari asrama!setidaknya dia tidak boleh membiarkan uang sekolah yang sudah dibayar terbuang sia sia kita tidak punya siapa siapa untuk membantu kita "ucap Na Eun tetap dengan tatapan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who?
Mystery / Thrillerjangan mencoba memenuhi harapan orang lain.aku ingin kau hidup dengan nilai nilai yang kau dapatkan dengan usahamu sendiri.tidak apa jika kau memulainya pelan pelan,jangan terlalu memaksakan dirimu!