First

1.1K 127 8
                                    

"Selamat siang nyonya.. Ini data yang anda butuhkan." Ucap seorang pria paruh baya.

"Sesuai perkiraan kita, target akan berada di hotel Simyoung malam ini. Besok pagi ia akan mendatangi pembukaan restoran besar yang berada di sebelah hotel itu persis." Lanjutnya.

"Kalau begitu utus dia kesana." Perintah wanita itu.

"Baik, nyonya. Kami semua akan bersiap siap untuk besok." Angguk sang bawahan.

"Lakukan sekarang." Perintah sang atasan.

"Sekarang? Bukankah rencana kita adalah esok hari? Malam ini target sedang menghadiri pertemuan penting di ballroom hotel. Ruangan itu diisi oleh begitu banyak petinggi dan dilindungi dengan keamanan total." Ucap sang bawahan.

"Utus anak itu sekarang." Acuh wanita itu.

"Baik, nyonya Mina." Sang bawahan pun mengangguk paham dan segera keluar dari ruangan itu.

"Keluarkan Project 100!!" Seru sang bawahan.

Semua orang yang dibalut dengan jas pun berbaris untuk menuruni tangga. Di bawah tangga itu terdapat sebuah pintu menuju lab serba putih. Disana para ilmuan dengan jubah putih mereka terlihat begitu sibuk.

"Bagaimana statusnya?" Tanya seorang pria berjas.

"Semuanya stabil." Jawab salah satu profesor disitu.

"Kalau begitu keluarkan dia dari ruangan itu." Perintah pria berjas itu.

"Buka pintunya!" Perintah sang profesor.

*Klak.

Pintu pun terbuka dan tak lama setelah itu seorang wanita dengan figur tinggi keluar dari situ.

"Yoo Jeongyeon, siap menerima perintah." Ucap wanita tinggi itu.

"Norman Ash, founder Kree Company. Dia akan berada di ballroom utama Simyoung hotel. Memakai setelan jas hitam dan menggunakan kacamata yang persis dengan yang ada di dalam foto. Bunuh dia dari jauh. Ini perintah dari nyonya." Perintah pria berjas di depannya.

"Siap." Jawab Jeongyeon.

"Persiapkan dia." Perintah pria berjas itu pada para ilmuan.

"Baik, pak." Seru mereka sambil langsung membantu Jeongyeon bersiap siap.

Ia mengganti bajunya dengan setelan hitam dengan rompi anti peluru. Tangan Jeongyeon dilapisi sarung tangan besi dan kepalanya dipakaikan sebuah helm hitam.

"Jika sudah siap, nyonya ingin bertemu denganmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika sudah siap, nyonya ingin bertemu denganmu." Panggil pria berjas itu.

Jeongyeon pun melangkahkan kakinya menuju ruangan Mina.

*Klek.

Pintu terbuka dapat ia lihat Mina berada di ujung ruangan dengan segelas red wine di tangannya. Jeongyeon berdiri di hadapannya tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Kau sudah mengetahui misimu?" Tanya Mina yang diangguki Jeongyeon.

"Kalau begitu pergilah dan lakukan semua dengan baik." Perintah Mina.

"Baik, nyonya." Jawab Jeongyeon.

"Good girl." Puji Mina sebelum akhirnya Jeongyeon berbalik dan berjalan pergi.


.
.
.



"Kasus pembunuhan anggota parlemen sekaligus founder Kree Company, Norman Ash, hari ini akan dilanjutkan dengan peemriksaan saksi. Hingga saat ini polisi belum bisa menemukan bukti yang ditinggalkan pelaku selain selongsong peluru di gedung yang besebrangan dengan TKP. Motif pelaku juga belum diketahui. Polisi percaya jika pelaku bukanlah seorang yang amatir..." Berita di TV di pagi hari menemani seorang gadis muda yang sedang memasak sarapan.

"Selamat pagi, sayang." Sang ibu yabg baru selesai mandi pun menghampirj gadis itu dan mencium pipinya.

"Pagi, ma." Sapa gadis itu.

"Irene masak apa?" Tanya sang mama.

"Pancake, ma. Makanlah dulu sebelum berangkat kerja." Jawab Irene.

"Mama akan membawanya untuk bekal." Ucap sang mama sambil memasukan pancake ke dalam tempat bekal.

"Sampai jumpa, sayang." Sang mama pun pergi keluar setelah berpamitan dengan Irene.

Gadis itu lanjut memasak sebelum akhirnya menikmati sarapannya.

"Banyak hal buruk terjadi akhir akhir ini. Mengapa orang orang saling membunuh??" Gumamnya sambil melihat siaran berita.

Gadis itu adalah seorang model muda berumur 23 tahun yang baru saja menyelesaikan kuliahnya. Sambil mencari pekerjaan tetap, saat ini ia banyak dipanggil menjadi model iklan dari salah satu agensi. Irene adalah seorang gadis yang begitu cantik dan menarik. Selain itu, ia memiliki sifat baik dan keibuan yang membuatnya lebih menarik banyak pria.

"Oh astaga, aku sudah telat." Irene segera bergegas setelah melihat jam di dinding.

Ia segera merapihkan baju dan mengambil tasnya. Setelah itu ia pergi untuk berangkat ke studio photo. Seperti biasa hari itu Irene menaiki bus untuk pergi ke tempat kerjanya. Sepanjang perjalanan ia sibuk mendengarkan lagu dengan earphonenya tanpa menyadari bahwa di depan terjadi keributan.

*Prang!!!

"Kyaaaaaaa!!" Suara pecahan kaca bus dan teriakan orang orang membuat Irene tersadar dan ikut berlarian ke luar bus.

*Duar! Duar!!

"Astaga Tuhan!!" Panik Irene karena mendengarkan baku tembak.

Ia segera berlari keluar bus dan kondisi jalanan terlihat begitu berantakan. Semua orang berlarian menjauhi jalanan. Mereka masuk ke gedung terdekat untuk berlindung.

"Awas!!!!!!!!" Teriak seorang pria saat ledakan di kejauhan terjadi.

*DUAR!!!

Ledakan itu membuat sebuah mobil mental ke arah Irene.

"Kyaaaaa!!" Teriak Irene.

*Brak!

Irene membuka perlahan kedua matanya dan melihat seseorang dengan baju seperti robot menahan mobil yang hampir jatuh ke arahnya.

"Project 100, apakah kau sudah di lokasi penyerangan??" Suara dari radio di helm Jeongyeon terdengar oleh Irene.

"Aku sudah di lokasi. Dimanakah mobil yang dinaiki oleh nyonya?" Tanya Jeongyeon.

"Arah jam 12, 100 meter dari tempatmu berada."  Terdengar suara radio itu lagi.

*Brak.

Jeongyeon meninggalkan mobil yang ia tahan dan juga Irene yang masih berusaha mencerna apa yanga terjadi. Tak lama setelah itu helikopter polisi datang diikuti oleh mobil truk yang berisi pasukan polisi.

"Project 100, kau harus segera menjemput nyonya dan pergi dari situ. Para polisi sudah tiba dan mereka bisa mengira bahwa kau adalah dalang dibalik kericuhan ini." Perintah orang dari in ear Jeongyeon.

"Got it." Jeongyeon segera melompati mobil di depannya dan membuka mobil yang dinaiki Mina.

Terlihat supir dan semua bodyguard Mina sudah tumbang karena mereka menabrak truk di depan mereka. Saat itu kondisi Mina juga begitu buruk keningnya berdarah dan pandangannya kabur.

"Jeongyeon.." Lirihnya.

*Greb.

Jeongyeon segera meraih tubuh Mina dan menggendongnya. Setelah itu ia berlari memasuki gang terdekat dan mencari jalan keluar dari lokasi kejadian itu.










































Hai semuanya...
Cerita ini akan up setiap Sabtu dan Minggu yaa. Semoga kalian suka! ✨✨

MarionetteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang